Monday, December 31, 2007
Rio De Jenairo, Brazil, yang Ragawi
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjLUZ7BdIQWLlmwEy5oK_IumtGbRmDa-A-abemB_xFTPZiXUu_yQd0ss-eUV6BMoGnZGPNA_rlFAyFSeQEGWeBuBzyv6gOkNRzY9uJ_pIutf1_hMqTbSjZFEiedwI0G93YgAuuXF3KXxt8/s200/capo.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2D8zk3K_x7VQerbL5RiC4yfq0X5hoIuNcDnuhajVjS-4r6SI3fE3f2UkFsPWwGSwHldIEp5WADPFrtVmG2AAwVDwDQHMT_G3GmCkJ3X9h5ExHLYOxTA3e6O3LxWJyqCu1Mr9az_nWnU0/s200/capoeira.jpg)
TIGA anak muda sibuk memasang sebuah jaring voli ketika kami, saya dan teman lama saya Bruno Farias, tiba. Kami berada di dekat Posto 3 Pantai Copacabana, Rio de Janeiro. Bruno memperkenalkan saya pada ketiga kawannya itu: Marcos yang memakai anting di kedua daun telinganya, Michel yang kurus tinggi, dan Bruno lainnya yang memakai T-shirt Muay Thai. Sabtu sore itu mereka berniat bermain voli pantai, yang dua lawan dua itu.
Tak lama datang tiga teman mereka lagi: Rodrigo yang teman kuliah Bruno Farias, pacar Rodrigo, Priscila, dan adik Rodrigo, Gustavo. Kami ngobrol di pinggir lapangan yang garisnya dibuat dengan kaki pada pasir itu, sementara yang empat bermain voli pantai.
Ada banyak orang di Pantai Copacabana sore musim dingin di belahan bumi selatan itu, walau tak seperti kala musim panas, ketika pantai cantik itu dipenuhi tubuh-tubuh indah dan kurang indah. Pagi dan siangnya matahari bersinar penuh, namun sore itu mendung menutupi langit, dan angin bertiup kencang. Namun, tetap saja keempat anak muda itu asyik bervoli. Bahkan ketika tetesan air jatuh satu satu dari langit.
Baru ketika hujan melebat, mereka berhenti dan sibuk melepas jaring voli, sementara kami yang menonton sudah berlari mencari tempat perlindungan, seperti juga orang-orang lain yang tadinya bersantai di pantai.
Kami berdesakan berlindung dekat sebuah kios makanan. Hujan makin lebat sehingga diputuskan untuk pergi ke rumah Marcos yang tak jauh dari situ. Berlarianlah kami melintasi kakilima berhias piedras portuguesas (batu portugis) yang membentuk corak ombak dan yang menjadi ciri khas Copacabana itu. Terus berlari menyeberangi jalan, kami menuju ke gedung-gedung apartemen beberapa puluh meter dari pantai saat hujan tambah lebat.
Ketika kami tiba di apartemen Marcos, kami sudah setengah basah kuyup. Persediaan handuk kering Marcos harus dikeluarkan semua agar kami bisa cukup nyaman menonton pertandingan bola di televisi. Rencana melewatkan sore di pantai pun berubah menjadi acara menanti hujan berhenti sambil menonton pertandingan bola di televisi.
BRUNO minta maaf atas perubahan rencana itu. Tentu saja tak ada yang perlu dimintai maaf. Selain karena tak satu pun dari kami adalah pawang hujan, juga karena hujan pun bisa dinikmati. Berhujan-hujan di Pantai Copacabana, menonton sepak bola di televisi sambil ngobrol menanti hujan reda, lalu berjalan pulang ke hotel yang juga di kawasan Pantai Copacabana itu sambil melanjutkan ngobrol dengan Bruno, Rodrigo, Priscila, dan Gustavo yang mengantar saya. Menikmati keadaan atau menyesali keadaan itu hanyalah soal sudut pandang.
Rio yang disebut sebagai cidade maravilhosa itu memang menawarkan banyak hal untuk dinikmati atau disesali. Namun yang jelas, aspek ragawi selalu kuat dalam tawaran-tawarannya. Bahkan pada musim dingin ini, saat pantai tak lagi dipadati manusia yang nanti akan mencendol pada musim panas itu, aspek ragawi masih saja jelas.
Saya teringat ketika hampir dua bulan sebelumnya saya mengunjungi Rio. Waktu itu dalam rangka tugas, ikut misi yang diadakan Departemen Luar Negeri dan Badan Pengembangan Ekspor Nasional yang menggelar pameran terpadu Indonesia di kota itu. Suatu malam, tiga pria mencari saya di hotel, untuk membawa saya melihat sebuah roda capoeira. Roda capoeira itu adalah di mana para capoeirista membentuk lingkaran, bernyanyi, main musik, bertepuk tangan, dan memperlihatkan kebolehan mereka di tengah lingkaran itu.
Renato atau Mestre Torpedo dan Luciano-kakak dan adik Mestre Cicatriz dari Grupo Bahia de Capoeira yang adalah mestre saya-serta teman mereka, Marcos, membawa saya ke Itaguai, dua jam perjalanan dari hotel saya di kawasan Botafogo. Ketika kami tiba menjelang pukul 10 malam, suara berimbau terdengar sampai ke jalan, menandakan roda telah dimulai.
Saya diperkenalkan pada para capoeirista dari Grupo Uniao Costa Verde dan Grupo Congo itu. Lebih dari dua puluh orang lelaki yang sudah bertahun-tahun mendalami bentuk seni Brasil ini berkumpul. Mestre Garnise, Mestre Velho, Contramestre Veiga, Contramestre Vega, Professor Ninja, Mandibula, Jacare, Queda... aduh mana mungkin mengingat nama mereka satu per satu.
Semakin sulit saya mengingat nama mereka ketika mereka sudah beraksi. Mula-mula saya masih mampu mengingat, misalnya bahwa Professor Ninja itu yang berbadan kekar dan bertelanjang dada, bahwa Mestre Garnise itu yang berbadan ramping dan bersikap halus dan santun, bahwa Contramestre Velho adalah yang bertato di lengannya. Namun ketika mereka melakukan permainan di tengah lingkaran tiap kali dua orang, itu semua menjadi kabur. Bahkan Mestre Torpedo dan Luciano pun tak bisa saya kenali.
Gerakan mereka sangat cepat, terkoordinasi, ganas, dan indah. Yang mereka perlihatkan adalah yang seperti di film-film laga. Yang saya lihat adalah hasil latihan tekun bertahun-tahun. Udara malam yang 17 derajat Celsius tak lagi terasa dingin di aula yang salah satu sisinya tak berdinding itu. Berimbau dikentung, lagu-lagu dinyanyikan membahana, tepuk tangan berirama menambah semangat. Energi yang terasa sungguh luar biasa. Saya menjadi bagian dari lingkaran itu tanpa khawatir terkena kaki melayang karena masing-masing menguasai gerakan mereka yang terkontrol.
Roda selesai, para capoeirista itu lalu memperlihatkan kebolehan mereka dalam acrobacia. Satu-satu bersalto dengan berbagai gaya khas mereka, serba indah dan mengagumkan. Lalu ketika saya minta mereka berfoto bersama, masih juga mereka ingin nampang. Bergantian mereka tampil memperlihatkan sebuah gerakan, di depan teman-teman mereka yang sudah siap difoto.
KETIKA saya kembali mengunjungi Rio pertengahan Juli, udara malamnya masih juga dingin menggigilkan. Namun hujan tak turun keesokan hari setelah acara gagal voli di pantai itu. Hari Minggu itu, saya diajak keluarga Farias dengan siapa saya telah bersahabat selama belasan tahun itu, untuk ke Pekan Raya Nordestina, sebuah pekan raya rakyat dari daerah timur laut Brasil yang didakan di Rio tiap akhir pekan.
Walau penjualan makanan dan produk daerah menjadi fokus, namun aspek ragawi tak terlupakan dalam pekan raya rakyat itu. Di sebuah panggung sebuah kelompok musik tradisional Nordestino beraksi. Di depan panggung, pasangan-pasangan asyik menarikan dansa Forro, sebuah dansa tradisional yang sangat populer.
Seperti dalam aktivitas-aktivitas fisik yang saya ceritakan sebelumnya, saya juga menikmati menjadi penonton. Tak bisa bervoli atau ber-forro bukan halangan untuk menikmatinya.
Hari terakhir saya di Rio, mendung kembali menutupi, sehingga rencana untuk ikut terbang layang tandem saya batalkan. Apa gunanya melayang-layang di udara kalau tak ada sinar matahari yang menemani, yang terpantulkan oleh air tenang di pantai-pantai kota yang jelita itu?
Di Pantai Arpoador yang berombak, tampak peselancar menikmati hari. Saya duduk sejenak bersama beberapa orang lain yang juga menikmati hari dengan menonton para peselancar itu beraksi. Mungkin sebelum berangkat ke bandara, masih ada waktu untuk manicure-pedicure, perawatan kuku yang sepertinya adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kelas menengah di Brasil. (Diah Marsidi/KOMPAS)
Capoeira di Yogya?
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjsz9RvL6m_dDq_hsMG2F9H_QNrLTbYcsZ4hVOa-Baxn6Lf_66PqQI6Ay91EtG58uA7Y7h9t77kMgHIjmuR5lsqxisJ2O91OJmoG6M3t8aa7savy9BSi-fBL8CIS11kuMgi2AahdHSQ200/s200/472398505_f598718362_o.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK9lJc4qjdCPwT5uakuxXUga9OiHRil0QuztJBLwagXmXfif8me5H9wzdSsPWPIkSkaBXR2ryjVNdBrOFlQzTFWV0oN5pCu6JKLb6L5Zjj_H244C2ummhM1T8I-NN8s8o8sJ2kYr4FrVg/s200/894152470_d2f8f94041_b.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjUgm1w7h4bm9JtOSZfmBQrzw8JF-YiVmf6HY2PfpYN5r_8_AObSUT2EbAa6N6Q_8lYXW__RkZZ4zExi-e0lnO7qHuKFz6xiWH9DKynPDdmGavcIcXAcv3ZHIGBnmCro65SM7d5IBN9qps/s200/sb05_capoeira.jpg)
Setiap hari Senin, Selasa dan Rabu di Gelanggang Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Yogyakarta terlihat ramai dengan banyaknya orang yang berkumpul untuk melakukan olahraga yang sedikit istimewa. Dimulai pada jam empat sore beberapa puluh orang bernyanyi, memainkan beberapa alat musik dari Afrika, melakukan gerakan seperti tendangan dan berlompatan. Orang-orang ini adalah Capoeira Yogya Club yang sudah mulai berlatih olahraga ini selama empat tahun.
Tetapi apa itu Capoeira? Capoeira adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar), dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal mereka yang bernama senzala. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh “pemburu” profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan).
Biasanya capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di tempat lapang dalam hutan yang dalam bahasa tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) disebut caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut. Mereka yang sempat melarikan diri berkumpul di desa-desa yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang susah dicapai. Quilombo yang paling penting adalah Palmares yang mana penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga kurang lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi mereka. Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi. Ketika hukum untuk menghilangkan perbudakan muncul dan Brazil mulai mengimport pekerja buruh kulit putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja di pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke kota-kota, dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai menjadi penjahat. Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh orang-orang kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia dan Recife, mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan orang-orang jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira. Sepertinya pada waktu itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini merupakan pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan menyanyikan fado (musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brazil berteriak melawan pengaruh Afrika dalam kebudayaan negara, dan ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah kurang lebih setengah abad berada dalam klandestin, dan orang-orang mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan di halaman-halaman belakang rumah, Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba, mengadakan sebuah pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brazil pada waktu itu, dan ini merupakan permulaan yang baru untuk capoeira.
Tarian Unik ala Capoeira
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg6dsD0tMkhw1IMlDDLt54tgWrOnt3vR1it9myaEqrfHnQRFseAYb1B9PMfbxc5D_3GrvDU8cEJCDH4v9xrbcr1C_nL3uXvwWdSTxDVUqyYjQuZrIDTnaXUFKPMd_EO16KpNAuF5pqTZk/s200/figo_nackt.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgO-iKneIALYrF_kB9RbaHmufq_mWF-iqANsDGeZcuLw5mhH_X6fEDSiCf1BPntnQ_0SwPH2p6RluzIwsxhTmJDjgOas5JagdZYQhzgl6qGjTuAc3lBHttKR2t66hKZaWOh_RHCGlGcu1Q/s200/1485698.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgQciG3l1eD-gZ7To7IJpAHkxoXHVuVmRTGmU5m2nJQwnaKo_E4GIVOWQvDQmuMc09U-BV3JlCwLHft3UyIhPhr9DUP4zW2Ke97NNQo3zA-lYOPE-8JnSBtWscRkKRWGeMrYe7Mszna1yA/s200/beckham5.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0O8WSLU_THkyjZ3WNAZzaTL6Iz0g1YMrgjW_9_3MpkO_dEhbv44yAIjBSQGoCy5k-w9iE0Io1tV-BcD_eQ_qdD5yqO_ZBDPGN9skAu62hjf0elzGV5cDdYC3QS4MeTP1PQyGd_bzYpUA/s200/capo2.jpg)
Capoeira adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional, seperti berimbau (sebuah lengkungan kayu dengan tali senar yang dipukul dengan sebuah kayu kecil untuk menggetarkannya) dan atabaque (gendang besar), dan ini juga lebih mudah bagi mereka untuk menyembunyikan latihan mereka dalam berbagai macam aktivitas seperti kesenangan dalam pesta yang dilakukan oleh para budak di tempat tinggal mereka yang bernama senzala. Ketika seorang budak melarikan diri ia akan dikejar oleh “pemburu” profesional bersenjata yang bernama capitães-do-mato (kapten hutan). Biasanya capoeira adalah satu-satunya bela diri yang dipakai oleh budak tersebut untuk mempertahankan diri. Pertarungan mereka biasanya terjadi di tempat lapang dalam hutan yang dalam bahasa tupi-guarani (salah satu bahasa pribumi di Brazil) disebut caá-puêra – beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa inilah asal dari nama seni bela diri tersebut. Mereka yang sempat melarikan diri berkumpul di desa-desa yang dipagari yang bernama quilombo, di tempat yang susah dicapai. Quilombo yang paling penting adalah Palmares yang mana penduduknya pernah sampai berjumlah sepuluh ribu dan bertahan hingga kurang lebih selama enam puluh tahun melawan kekuasaan yang mau menginvasi mereka. Ketua mereka yang paling terkenal bernama Zumbi. Ketika hukum untuk menghilangkan perbudakan muncul dan Brazil mulai mengimport pekerja buruh kulit putih dari negara-negara seperti Portugal, Spanyol dan Italia untuk bekerja di pertanian, banyak orang negro terpaksa berpindah tempat tinggal ke kota-kota, dan karena banyak dari mereka yang tidak mempunyai pekerjaan mulai menjadi penjahat. Capoeira, yang sudah menjadi urban dan mulai dipelajari oleh orang-orang kulit putih, di kota-kota seperti Rio de Janeiro, Salvador da Bahia dan Recife, mulai dilihat oleh publik sebagai permainan para penjahat dan orang-orang jalanan, maka muncul hukum untuk melarang Capoeira. Sepertinya pada waktu itulah mereka mulai menggunakan pisau cukur dalam pertarungannya, ini merupakan pengaruh dari pemain capoeira yang berasal dari Portugal dan menyanyikan fado (musik tradisional Portugis yang mirip dengan keroncong). Pada waktu itu juga beberapa sektor yang rasis dari kaum elit Brazil berteriak melawan pengaruh Afrika dalam kebudayaan negara, dan ingin “memutihkan” negara mereka. Setelah kurang lebih setengah abad berada dalam klandestin, dan orang-orang mepelajarinya di jalan-jalan tersembunyi dan di halaman-halaman belakang rumah, Manuel dos Reis Machado, Sang Guru (Mestre) Bimba, mengadakan sebuah pertunjukan untuk Getúlio Vargas, presiden Brazil pada waktu itu, dan ini merupakan permulaan yang baru untuk capoeira. Mulai didirikan akademi-akademi, agar publik dapat mempelajari permainan capoeira. Nama-nama yang paling penting pada masa itu adalah Vicente Ferreira Pastinha (Sang Guru Pastinha), yang mengajarkan aliran “Angola”, yang sangat tradisional, dan Mestre Bimba, yang mendirikan aliran dengan beberapa inovasi yang ia namakan “Regional”.
Sejak masa itu hingga masa sekarang capoeira melewati sebuah perjalanan yang panjang. Saat ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dari Indonesia sampai ke Jepang. Di Indonesia capoeira sudah mulai dikenal banyak orang, disamping kelompok yang ada di Yogyakarta, juga terdapat beberapa kelompok di Jakarta. Banyak pemain yang yang berminat mempelajari capoeira karena lingkungannya yang santai dan gembira, tidak sama dengan disiplin keras yang biasanya terdapat dalam sistem bela diri dari Timur. Seperti yang pernah dikatakan oleh seorang penulis besar dari Brazil Jorge Amado, ini “pertarungan yang paling indah di seluruh dunia, karena ini juga sebuah tarian”. Dalam capoeira teknik gerakan dasar dimulai dari “ginga” dan bukan dari posisi berhenti yang merupakan karateristik dari karate, taekwondo, pencak silat, wushu kung fu, dll...; ginga adalah gerakan-gerakan tubuh yang berkelanjutan dan bertujuan untuk mencari waktu yang tepat untuk menyerang atau mempertahankan diri, yang sering kali adalah menghindarkan diri dari serangan. Dalam roda para pemain capoeira mengetes diri mereka, lewat permainan pertandingan, di tengah lingkaran yang dibuat oleh para pemain musik dengan alat-alat musik Afrika dan menyanyikan bermacam-macam lagu, dan pemain lainnya bertepuk tangan dan menyanyikan bagian refrein. Lirik lagu-lagu itu tentang sejarah kesenian tersebut, guru besar pada waktu dulu dan sekarang, tentang hidup dalam masa perbudakan, dan perlawanan mencapai kemerdekaan. Gaya bermain musik mempunyai perbedaan ritme untuk bermacam-macam permainan capoeira, ada yang perlahan dan ada juga yang cepat.
Capoeira tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil, dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa, bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Siswa-siswa mereka belajar menyanyikan lagu-lagu Capoeira dengan bahasa Portugis – “Capoeira é prá homi, / mininu e mulhé...” (Capoeira untuk laki-laki, / anak-anak dan perempuan).
Di Indonesia, sama seperti di negara-negara yang lain, kemungkinan Capoeira akan semakin berkembang.
Beberapa gerakan dalam Capoeira:
1. Ginga
2. Handstand
3. Backflip
4. Headspin
5. Handstand Whirling
Capo
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6hcTYohne2f2Be9ddjuSTtJFCIl8TS1bhA7kkihYV4PULktc4h8qM25_8Eni9rcoMJjMgRZ9POxGDU4igIrnGEqB_ht-43gk38R0gKRTNEIXvVgR81WN1234xLfTglYawxTxxrYMH3oo/s200/1101512468_a3d51e2b8c_o.jpg)
Apa persamaan film Only the Strong, videoklip Christina Aguilera yang berjudul Dirty, dan video games Eddie Gordo? Ketiganya sama-sama menampilkan sosok yang sedang mengeluarkan jurus-jurus capoeira. Seni bela diri ini sedang marak berkembang di Indonesia.
Alkisah, pada abad ke-16, di sebuah kawasan bernama Angola, Afrika, hidup sekumpulan budak yang dijajah orang Portugis. Mereka hidup menderita di bawah tekanan majikan. Ancaman hukuman gantung dan cambuk membayangi nasib mereka. Akan tetapi, semangat perjuangan mereka tetap menyala. Diam-diam mereka melawan. Mereka berhasil menciptakan jurus bela diri baru: capoeira.
Capoeira diciptakan berkat kecerdikan budak Angola mengecoh majikan mereka. Keganasan capoeira ditutupi dengan gaya bela diri yang seindah tarian dan disertai nyanyian khas. Tendangan memutar dan melompat yang dilakukan mampu memesona orang-orang yang menyaksikan. Bahkan, dua orang yang sedang latihan bertarung justru terlihat seperti pasangan yang sedang menari. Capoeira semakin berkembang ketika budak-budak Angola tersebar hingga ke Brasil.
Itu adalah satu teori mengenai lahirnya capoeira. Teori lain yang lebih mendapat dukungan adalah bahwa capoeira lahir di Brasil, diciptakan oleh budak-budak yang berasal dari berbagai kawasan di Afrika, antara lain orang Yoruba, Bantu, Angola, Kongo, dan Mozambik. Ahli-ahli sejarah capoeira lebih mendukung teori ini karena yang ada di Afrika hanyalah sebagian unsur yang terpisah-pisah dari seni itu, bukan bentuknya secara keseluruhan. Dari sintesis tarian, pertarungan dan alat musik dari berbagai kebudayaan Afrika yang berbeda oleh para budak itu terciptalah capoeira.
Seiring perkembangan waktu, Capoeira mulai dikenal sebagai bela diri yang agresif. Kebrutalan capoeira makin parah sejak terjadi pembebasan budak pada tahun 1888. Banyak bekas budak miskin yang menganggur kemudian membentuk geng capoeira untuk berbuat kejahatan. Ini membuat Pemerintah Brasil berang dan melarang olahraga ini pada tahun 1892. Mereka yang ketahuan berlatih atau mengajarkan bela diri tersebut akan dihukum berat. Hukumannya berupa pemotongan otot, lutut, bahkan tenggorokan.
Akan tetapi, riwayat capoeira belum berakhir. Banyak pejuang capoeira yang tetap setia dan berlatih secara sembunyi-sembunyi. Akhirnya, pada tahun 1937, Getulio Vargas, Presiden Brasil pada masa itu, setuju mencabut larangan capoeira. Beliau malah ingin mempromosikan capoeira sebagai olahraga khas Brasil.
Capoeira makin menyebar di seluruh dunia berkat jasa Mestre (sebutan untuk master dalam capoeira) Bimba (1899-1974). Ia berhasil mengembangkan gaya capoeira baru yang lebih cepat dibandingkan dengan capoeira Angola, yaitu capoeira regional. Gaya tradisional yang disebut Capoeira Angola dipertahankan dan dikembangkan oleh Mestre Pastinha (1889-1982). Di Brasil dan berbagai negara seluruh dunia, umumnya diajarkan kedua gaya itu walaupun ada kelompok yang hanya mengajarkan Capoeira Regional atau Capoeira Angola saja.
Sekarang rakyat Brasil boleh berbangga hati melihat kesenian ini makin kencang berkibar. Apalagi setelah mendapat wadah promosi gratis di film, videoklip, dan video games.
Capoeira di Indonesia
Kota pertama tempat berkembangnya capoeira di Indonesia adalah Yogyakarta. Bisa dibilang, kota ini merupakan "ibu kota" capoeira di Indonesia. "Perkembangannya dimulai tahun 1998 sejak kedatangan Simon, murid Australia yang bisa capoeira," jelas Jilly Likumahuwa yang dikenal sebagai ibu dari Capoeira Jogja Club.
Keahlian Simon ini mengingatkan murid-murid Yogya terhadap bela diri yang dilakukan Mark Dacascos di film Only the Strong. Simon lantas mengajarkan gerakan-gerakan dasar capoeira pada mereka. "Setelah Simon, ada capoeiristas lain yang mampir ke Yogya dan mengajarkan capoeira," Jilly melanjutkan.
Perlahan namun pasti, capoeira makin berkembang. Kelompok-kelompok penggemar capoeira mulai bermunculan. Lalu, sampailah capoeira ke Jakarta. Yoga (22) adalah salah satu cowok yang nekat memopulerkan capoeira di Jakarta.
"Aku pertama belajar dari Internet, VCD, dan videoklip. Lalu aku kembangin sampai akhirnya mengajarkan anak-anak lain yang tertarik," jelas Yoga yang menekuni capoeira sejak tahun 1994. Sayang, usaha ini sempat terhenti karena keterbatasan tenaga pelatih.
Yoga sempat lari ke breakdance yang gerakannya serupa dengan capoeira. Namun, impian menyukseskan capoeira kembali bangkit ketika Yoga bertemu Jilly yang akan membuka cabang klub capoeira di Jakarta. Terhitung sudah sepuluh bulan mereka berhasil mendirikan Jakarta Capoeira Club Indonesia. Hingga sekarang, klub-klub penggemar seni bela diri ini sudah tersebar di seluruh Indonesia. Di antaranya ada di Semarang, Bandung, dan Kalimantan.
Gerakan indah
Apa yang membuat orang-orang sangat menggemari capoeira? "Gerakannya indah. Unik banget," kata Asti, siswi kelas 3 SMU 82. Hal senada juga diungkapkan Endy, siswa kelas 2 SMU 2 yang sudah empat bulan menekuni capoeira, "Saya pertama lihat dari nonton film Only the Strong. Saya tertarik lihat gerakannya yang unik dan beda dibandingin bela diri lain."
Asal tahu saja, film Only the Strong yang diproduksi tahun 1993 ini jadi wadah promosi dahsyat buat capoeira. Film action ini bercerita tentang perjuangan Louis Stevens (diperankan Mark Dacascos) dalam membasmi gembong obat-obatan terlarang di SMU almamaternya. Ia lalu mengajarkan ilmu capoeira pada beberapa murid untuk melawan penjahat. Gerakan capoeira yang cantik tetapi mampu menghajar orang, membius mereka yang menyaksikan film ini.
Belajar capoeira juga bukan cuma berlatih jurus-jurusnya. Kita akan diajari filosofi, nyanyian, dan memainkan alat musik khas Brasil. Semua keahlian ini digunakan agar kita semakin menjiwai capoeira. "Kami juga selalu berusaha menciptakan suasana kekeluargaan supaya anggota-anggota makin betah," ujar Jilly.
Dari suasana kekeluargaan ini, anggota klub lebih mudah menyerap filosofi capoeira. Salah satu filosofinya, "Capoeira dalam bahasa Brasil berarti rumput yang rendah. Jadi, seorang capoeirista tidak boleh sombong. Mereka harus menghormati orang-orang dan menghindari permusuhan," kata Jilly yang sudah puluhan tahun menggeluti kebudayaan Brasil.
Walaupun capoeira merupakan ilmu bela diri, tidak berarti capoeirista boleh menyombongkan keahliannya. Seorang capoeirista sejati harus sabar dan hanya menggunakan ilmu jika keadaan sudah memaksanya untuk membela diri. Sebab, tujuan utama capoeira bukan untuk melakukan kekerasan, tetapi menghindarinya.
Ini sudah jadi tujuan capoeira sejak digunakan budak-budak Angola. Mereka dilarang menunjukkan gerakan agresif pada majikannya sehingga dikembangkan trik mengecoh atau malandro. Sampai saat ini, capoeirista cenderung menonjolkan kelincahan dan kecerdikan daripada kekuatan dan kekerasan.
Mirip breakdance
Kalau dilihat lebih lanjut, gerakan capoeira mirip dengan breakdance, terutama gaya akrobatik seperti kepala di bawah dan lompatan. Keduanya sama-sama membutuhkan kekuatan fisik yang menekankan kelenturan, kekuatan, dan kelincahan. "Tapi, capoeira lebih dulu berkembang dan mengilhami gerakan breakdance," ujar Yoga dan Jilly.
Pada dasarnya, breakdance dan capoeira punya persamaan dan perbedaan. Salah satu perbedaan utama adalah gerakan breakdance lebih ngetop duluan dibandingkan dengan musik hip hop yang biasa mengiringi. Sedangkan sejak awal diciptakan, capoeira wajib melibatkan tarian, musik, dan lagu.
Ketiga unsur inilah yang selalu ditampilkan hingga sekarang. Ketika latihan, ada sesi yang disebut roda. Saat roda, pemain capoeira akan berkumpul melingkar dan bernyanyi lagu khusus. Salah satu atau beberapa orang dari mereka juga akan memainkan alat musik khas Brasil, seperti tamborin yang disebut pandeiro dan berimbau, instrumen yang bentuknya seperti busur panah.
Kemudian, semua anggota maju berpasangan secara bergantian untuk saling beradu. Tetapi, tidak ada gerakan yang sengaja menjatuhkan lawan seperti yang sering ditampilkan bela diri lain. Bahkan, gerakan mereka terjadi lambat dan sebisa mungkin tidak mengenai tubuh lawan.
Atraksi terus berlanjut sambil ditimpali senyum keakraban dan iringan dendang unik. Semua ini membuat kita sadar. Bukan hanya jurus bela diri yang membuat banyak orang kecanduan capoeira. Akan tetapi, suasana keakraban yang terjalin. Capoeira…salve!*
*Salve = salut dalam bahasa Brasil. Kata ini selalu dipakai sebagai bentuk penghormatan pada capoeira.
TRINZI MULAMAWITRI Tim Muda
Capoeira, Paduan Seni dan Bela Diri
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhQXtFl_BQTvnCUSscs8pt75wO9O5HyjqppiP0ffP7zBEVCmLrftiQVd7Wr8yZz4WkcRd5JStCkz_1d724O85QDe7HYVPsvGR5yfAio3OC9PjVVtzGRlvCvhD4EVyjz2dhQlWQvP044-c/s200/260138005_72eb35a10e_b.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-1Y1EajuGXXNf6khPjccTV2tEmlTK9g0kPtr4Zp4DO2qVMNil_i1CX0ZC6nEuJ5WL0ZV-Znsuc9s5mZe959wphuGoshO_2wSKKaTaFaGvbOVNfCEX2MHsI9NVi7u_dQ_XXR84h_oQjl4/s200/260138005_72eb35a10e_b.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgUrm4DoSzBcXO8QxhVXL_D-F0t-fSjb2ce_6SmPzZLeBNiQvYPUxR8GcSewy-eqLncdqkttrsg9WMG9DsfgCKE-jd2TsW_5rm9s7NdI2n4ZH5Ekl_EFlnYiP46gPIJA5n3n8PzuRGWR7k/s200/894152470_d2f8f94041_b.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXbkXBY1AnVvSEowNAzbpMG7JhEpRFKZ2LINLYQsC8J0zwtnh0stjAhSLlp8eTfavpRpjJJZRok4NqVOw0v9KpStS56Kt0sJs9bzLLRvuSipCWFmyqsLLHmOl4-wqPEAUandEAM9cIjMk/s200/894152470_d2f8f94041_b.jpg)
BEBERAPA minggu lalu dalam sebuah acara kuis di televisi, ada sebuah pertanyaan capoeira berasal dari negara mana. Peserta menebak Jamaika, sebuah jawaban yang salah. Namun, pertanyaan yang disampaikan pembawa acara itu--"capoeira adalah sebuah tarian dari negara mana?"-juga tidak sepenuhnya benar.
Di Indonesia, nama capoeira masih asing sehingga tidak mengherankan kalau pertanyaan maupun jawaban peserta dalam kuis itu meleset. Dalam tiga dekade terakhir memang capoeira sudah mengelana ke luar dari asalnya dan merambah Amerika Serikat (AS) dan Eropa, serta kemudian Australia. Namun, Asia belum banyak mendengar tentangnya. Padahal, di bagian dunia yang lain, dia telah diidentikkan dengan Brasil, bersama dengan samba dan bossa nova.
Jadi, apa itu capoeira? Bahkan, bagi orang yang telah menyaksikannya sendiri, capoeira sulit untuk serta-merta didefinisikan. Suatu tarian? Suatu permainan? Suatu ilmu bela diri? Jawabannya, capoeira adalah gabungan itu semua dan lebih lagi. Dan, para pemain capoeira-yang disebut capoerista atau capoeira-meyakini itu dan menjalaninya.
Capoeira memang Brasil. Namun, orang tak sepakat mengenai asalnya. Bira Almeida, seorang pendekar capoeira yang dikenal orang dengan sebutan Mestre Acordeon dan yang melatih di San Francisco, AS, mengatakan ada tiga teori mengenai asal bentuk kesenian yang melibatkan gerakan, musik, dan unsur-unsur filsafat praktis itu. Ada yang percaya capoeira telah terbentuk di Afrika dan dibawa dalam bentuk yang sudah jadi oleh budak-budak dari tanah Afrika. Teori kedua menyebutkan capoeira diciptakan orang-orang Afrika dan keturunannya di daerah pedalaman Brasil, sedangkan teori ketiga menyebutkan capoeira diciptakan orang-orang dari Afrika di salah satu pusat perkotaan Brasil.
Walau pendukung masing-masing teori memberikan argumen yang mendukung dan yang sudah didiskusikan sejak lama, teori yang paling banyak diterima adalah teori yang kedua bahwa para budak Afrika membawa berbagai unsur kebudayaan dari tanah asalnya, lalu mengolah dan menggabungkannya di tanah Brasil, sehingga terciptalah apa yang disebut capoeira.
Waldeloir Rego-seorang sosiolog Brasil-dalam bukunya, Capoeira Angola, yang diterbitkan Editora Itapua tahun 1968, berpendapat capoeira diciptakan di Brasil dengan serangkaian gerakan dan irama yang terus diperbaiki dan disesuaikan dengan perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat.
Nestor Capoeira, penulis beberapa buku panduan capoeira, menyebutkan apa yang diyakini oleh sebagian besar capoerista bahwa itu merupakan sintesis tarian, pertarungan, dan alat musik dari berbagai kebudayaan berbeda, dari berbagai wilayah Afrika. Sintesis itu diciptakan di tanah Brasil, kemungkinan di Salvador, ibu kota negara bagian Bahia, pada masa perbudakan, terutama selama abad ke-19.
Apa pun teori yang diyakini orang, semua percaya bahwa budak-budak dari berbagai daerah di Afrika adalah orang-orang yang berperan utama dalam sejarah awal kelahiran capoeira di Brasil. Sampai awal abad ke-19, capoeira dan bentuk-bentuk lain ekspresi kebudayaan Afrika diizinkan, selain sebagai katup pengaman terhadap tekanan yang diciptakan oleh perbudakan, juga untuk maksud agar mereka tidak bersatu. Budak-budak itu adalah orang-orang Yoruba dan Dahomei dari kawasan yang kini menjadi Nigeria dan Liberia, orang Hausa, serta orang Bantu dari Angola, Kongo, dan Mozambik. Perbedaan budaya para budak itu diharapkan para penguasa membuat mereka terpecah-belah.
Namun, mulai sekitar tahun 1814, capoeira-yang sudah mulai terbentuk dengan bersintesisnya unsur-unsur kebudayaan Afrika yang beragam itu-dan bentuk-bentuk ekspresi kebudayaan Afrika lainnya ditekan. Bahkan, pada tahun 1892 capoeira dilarang, padahal empat tahun sebelumnya perbudakan dinyatakan dihapus. Motif penekanan dan kemudian pelarangan oleh penguasa tersebut adalah capoeira memberi rasa persatuan di kalangan orang-orang Afrika itu, menciptakan sebuah kelompok yang kecil dan erat, juga menciptakan orang-orang dengan kepiawaian yang berbahaya. Pada masa itu capoeira, terutama yang di Rio de Janeiro dan Recife, adalah bentuk yang penuh kekerasan.
Baru pada masa pemerintahan Presiden Getulio Vargas yang mulai berkuasa tahun 1930, penguasa mengurangi tekanan pada ekspresi kebudayaan rakyat, termasuk capoeira. Pendekatan pemerintahan Vargas ini mungkin yang memudahkan karya Mestre Bimba, yang bertekad memulihkan dan memperbarui efisiensi dan martabat capoeira.
DUA nama besar tidak bisa terlupakan dalam perkembangan sejarah capoeira. Mereka adalah Mestre Bimba, yang nama aslinya adalah Manuel dos Reis Machado, dan Mestre Pastinha atau Vicente Ferreira Pastinha (mestre adalah sebutan untuk guru capoeira yang diperoleh setelah puluhan tahun belajar ilmu itu). Mereka masing-masing dianggap sebagai perwujudan dari dua jenis capoeira: regional dan angola.
Bimba lahir pada 23 November 1899 di Salvador, Bahia (meninggal di Goiania tahun 1974). Menurut Bira Almeida dalam Capoeira, a Brazilian Art Form, Bimba mulai belajar capoeira pada usia 12 tahun dengan Betinho, seorang Afrika yang merupakan kapten kapal pada sebuah perusahaan pelayaran di kawasan Bahia de Todos os Santos (Teluk Semua Orang Suci) di Bahia.
Ketika berusia 18 tahun, Bimba mulai mengajar. Perannya dalam sejarah capoeira ditunjukkan ketika pada tahun 1932 dia menjadi mestre pertama yang membuka sekolah resmi capoeira. Pada 9 Juli 1937, alur sejarah capoeira berubah dengan diakuinya secara resmi sekolah capoeira itu oleh pemerintah.
Mestre Bimba adalah pendekar yang ternama dan ditakuti di masanya. Menurut Nestor Capoeira dalam Capoeira, Pequeno Manual do Jogador (Editora Record, 2002), Bimba mempunyai sebutan "Três Pancadas" (tiga pukulan), yang merupakan jumlah maksimum pukulan darinya yang bisa ditahan oleh lawannya.
Namun, yang lebih dikenang orang adalah sumbangannya pada capoeiragem, capoeira secara keseluruhan. Dia mengembangkan gaya yang disebut sebagai capoeira regional, memperbaiki kualitas teknik gerakan yang diajarkan, menciptakan sekuens latihan, dan memperkaya ilmu itu dengan sapuan dari batuque, suatu ilmu tari-pertarungan keras yang dipelajarinya dari ayahnya, Luiz Candido Machado. Metode pengajaran baru yang diperkenalkannya berdasarkan pada delapan sekuens dari jurus dan tendangan yang sudah ditetapkan untuk dua pemain.
Adapun Mestre Pastinha (1889-1982) dikenal sebagai tokoh yang berdedikasi mempertahankan dan mengajarkan capoeira tradisional yang disebut capoeira angola. Dia belajar capoeira dari seorang Afrika asal Angola bernama Benedito, yang menurunkan ilmunya kepada Pastinha cilik setelah melihat bocah berbadan kecil itu dipukuli seorang anak yang lebih besar.
Beberapa tahun setelah Bimba, Pastinha juga membuka sekolah capoeira untuk gaya yang tradisional itu di Pelourinho, kawasan historis Kota Salvador. Pastinha dikenal sebagai filsuf capoeira karena kegemarannya menggunakan aforisme. Salah satu favoritnya adalah "Capoeira é para homen, mulher e menino, só não aprende quem nao quiser" (capoeira adalah untuk lelaki, perempuan dan anak-anak, yang tidak mempelajarinya hanyalah mereka yang tidak mau), menegaskan keterbukaan ilmu itu bagi siapa pun.
Pada puluhan tahun silam itu jenis regional (dan Senzala yang berkembang di Rio de Janeiro) berkembang pesat, dengan Capoeira Angola dipertahankan oleh Pastinha dan murid-muridnya. Namun, sekitar 20 tahun lalu ada kebangkitan capoeira angola yang menjadi sangat populer. Kini banyak mestre dan sekolah capoeira, baik di Brasil maupun di luar Brasil, menggabungkan dua gaya itu karena masing-masing mempunyai kelebihan.
Capoeira disebut sebagai paduan seni dan bela diri karena olah fisik hanyalah satu unsurnya. Seorang yang belajar capoeira baru akan disebut sebagai capoerista kalau dia selain berlatih kemampuan fisik dan mempelajari sejarah serta filsafat ilmu itu juga menguasai lagu-lagu dan belajar alat musik capoeira. Menurut Eduardo Correia Filho (Contra-mestre Duda) dari Grupo Luanda, Bahia, seorang capoerista harus menguasai ilmu itu dalam teknik, filsafat, kultural, dan musik.
Musik menjadi bagian tak terpisahkan dalam praktik capoeira. Kata-kata dalam lagu capoeira mempunyai arti khusus bagi mereka yang mempraktikkannya, bisa cerita historis, filsafat, maupun ejekan dan canda. Untuk menjadi capoerista, seseorang juga harus mempelajari bagaimana memainkan alat musik tradisionalnya serta iramanya.
Ciri khas musik capoeira adalah alat musik yang disebut berimbau. Bentuknya mirip busur panah, terbuat dari kayu dan kawat (dari ban mobil), dengan cabaça (labu) kering yang telah dikeluarkan bagian dalamnya sebagai resonator. Alat musik yang disebut sebagai jantung capoeira itu bunyinya "tung-tung-tung". Selain itu, ada pandeiro (tamborin), atabaque (gendang), agogo, dan reco-reco.
PADA tahun 1970-an, capoeira mulai merambah ke luar Brasil dan diterima hangat di AS, Eropa, dan kemudian Australia. Menurut Bira Almeida atau Mestre Acordeon yang mengajar murid-murid Amerika di San Francisco, bagi murid-muridnya di AS itu, capoeira adalah seni yang mengagumkan namun pelik, yang memberikan tantangan fisik dan enigma filosofis dari konteks sosiokultural dan sejarah yang berbeda. Oleh karena itu, dia ingin memberikan capoeira kepada mereka dengan cara akurat dan selengkapnya.
Keaslian capoeira di luar Brasil, menurut dia, harus dipertahankan dengan pengetahuan sejarahnya, hormat kepada tradisi dan ritualnya, mengerti filsafatnya, serta penggunaan gerakan yang tepat.
Di Jakarta, sejak beberapa bulan lalu, telah diajarkan capoeira dari kelompok bernama Asociação Grupo Bahia de Capoeira. Pengajarnya, Paul Andrew Stevens, yang mempunyai sebutan Ratinho, belajar capoeira sejak delapan tahun lalu di Brasil, AS, dan kemudian Australia, antara lain pada Mestre Paulo dos Anjos (yang meninggal tahun 1998) di Salvador dan Mestre Cicatriz di Sydney. Selain latihan fisik, dia juga mengajarkan sejarah, filsafat, dan ritual, serta alat musik capoeira. Menurut anak muda 19 tahun ini, murid-murid Indonesia tidak mempunyai kesulitan dalam menangkap yang diajarkan. Yang perlu ditingkatkan dari mereka? "Motivasi," katanya.
Mengajarkan capoeira dalam bentuknya yang utuh di tempat dengan konteks budaya dan sejarah yang berbeda memang bukan hal mudah. Mereka yang belajar capoeira di luar Brasil harus mempelajari tidak hanya suatu ilmu bela diri, melainkan juga seni yang menjadikannya suatu kesatuan. Ini memang perlu motivasi yang besar.
Bagi mereka yang tinggal di Bahia, negara bagian Brasil sebelah timur laut, capoeira adalah bagian keseharian mereka. Seperti kata Contra-mestre Duda, "Capoeira ada dalam darah kami."
Bagaimana tidak ada dalam darah dan udara yang mereka hirup kalau capoeira di Bahia dapat Anda temui di mana pun. Di Pelourinho, bagian kota bersejarah Salvador, itu menjadi sajian harian. Juga di lapangan, di pantai, serta di academias (sekolah-sekolah), capoeira bertebaran di seluruh Kota Salvador.
Menyadari kekayaan budaya yang bisa dimanfaatkan demi masyarakat itulah sekelompok capoeirista yang bergerak dalam bidang pendidikan jasmani, baik guru maupun mahasiswa, di Bahia membentuk kelompok untuk mengajarkan capoeira di sekolah-sekolah. Ada tiga perkumpulan yang terlibat dalam upaya ini: Centro Cultural de Capoeira Sao Salvador (SSA), Grupo GUETO, dan Grupo Luanda. "Kami ingin memperlihatkan kepada masyarakat sumbangan yang bisa diberikan capoeira. Yang kami sampaikan adalah capoeira sebagai kebudayaan, tidak hanya capoeira sebagai olahraga," kata Duda dari Grupo Luanda.
Pada anak usia 4-6 tahun, mereka menggunakan capoeira dengan perspektif meningkatkan kemampuan motorik anak: tangan, kaki, kepala, penglihatan periferik. Bagi anak usia 7-11 tahun yang dianggap telah berkembang kemampuan motoriknya, aspek sosial ditambahkan pada aspek fisik sehingga anak belajar kolektivitas: ada yang main musik, ada yang menyanyi, ada yang bermain, ada yang bertepuk tangan, semua terlibat dalam roda de capoeira. Aspek sosial ini diperkuat lagi pada kalangan murid remaja.
Capoeira mempunyai ritualnya. Seni ini dipraktikkan dalam sebuah roda, lingkaran orang yang terlibat, yang sering disebutkan sebagai gambaran roda kehidupan dengan masing-masing orang memainkan perannya.
Sebuah roda tradisional dimulai dengan sang mestre memainkan berimbau sendirian, disambung dengan alat musik lain. Lalu sang mestre menyanyikan sebuah laidanha, disambung dengan bersama menyanyikan entrada atau chula, menandai permainan di tengah roda bisa dimulai. Permainan yang diiringi lagu-lagu jenis corridos itu dimulai dengan dua pemain berjongkok berhadapan di kaki berimbau (sehingga muncul istilah No pé do berimbau-di kaki berimbau), menyerap energi yang diciptakan oleh roda, sebelum saling menyentuhkan telapak tangan dan masuk ke tengah roda.
Ketika menyaksikan Duda, Professora Brisa (Carolina de Magalhães) dan suaminya Contra-mestre Jean Pangolim dari Grupo GUETO, Contra-mestre Zézo dari SSA (murid Mestre Zé Doró), Professor Boda, Professor Aranola, Mestre Lazinho, dan teman-teman mereka dengan penuh semangat dan kegembiraan bermain capoeira dengan anak-anak, yang terlintas di pikiran adalah betapa beruntungnya anak-anak Salvador itu. Mereka tidak sekadar bermain capoeira. Mereka mendapat kesempatan mempelajari bagian kebudayaan mereka dengan penuh sukacita karena dedikasi para capoerista itu.
Anak-anak itu secara tak langsung diajarkan hidup bermasyarakat. Seperti kata Duda, "Dalam capoeira, orang diajarkan menghormati sesamanya. Capoeira bukanlah sekadar pertarungan dari sudut pandang teknik, tetapi suatu jogo (permainan) di mana Anda tidak ’bermain melawan’ (joga contra) melainkan ’bermain dengan’ (joga com) mitra Anda." (Diah Marsidi/KOMPAS)
Capoeira, efektif menurunkan lemak
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgI3Z3n6Crz5B5H9zeRUwt9k0tQtrdpKtIDKVaR27zPfaIqNqWYJcVo6DQ41TuE5XUOiHVCn6BBvQetRIjQJZV-YZhMX71mtOEWJM3uV-gOJyHwnrqs-JDQ8RLh6mdBGi_Ik7JM-aWn4w0/s200/297792659_aef3f51d77_o.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmoJEueerBy9LJqWtzcW9aVLexPRtJRwy1BjmV5CxwPCYtAysphVjIbwOkdGcdobo-UH_pl6AwCvvJRsarhmcackFoYnB2zhgoutIJaJmvsVRmdkfAyAqtHHHuFbV3dr-yErOwib6bi3o/s200/297792637_916b171811_o.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWD6uWHdkAEzv8F4doL-dgw-hw_APh5-Yn_W_v5vUiz8PDvNTj3d1DbqLW1zAr0DeBA9hrA_RND-kumfThM-wowjGel3yETJkOBmgz3DGSXtp_IIVHd_e-NA4nC8eTFCAxXL3ZwV4DT6E/s200/175086551_820c10db1a_b.jpg)
Capoeira. Inilah beladiri kaum budak Afro Brazilia yang mulai dilirik kaum muda di kota-kota besar. Termasuk Indonesia. Gerakannya begitu ekspresif dan kaya kreasi.
Apa manfaatnya bagi kesehatan?
Only the Strong bukan film laga yang tergolong laku di bioskop-bioskop negeri kita. Di Amerika penjualan film produksi Twentieth Century Fox ini juga tidak bagus-bagus amat. Situs Internet Movie Database mencatat, saat diedarkan pada 1993, hanya mampu meraup AS $ 3,2 juta.
Kisahnya tidak rumit. Tentang Louis Stevens (diperankan Mark Dacascos), prajurit baret hijau, yang mudik ke Miami, Florida. Di kampungnya, ia mendapati banyak remaja tanggung terancam bahaya narkoba. Louis bertekat membebaskan dengan mengajari mereka beladiri capoeira.
Usaha Louis tidak sia-sia. Dua puluh remaja paling badung mau mengikuti jejaknya. Namun risikonya, ia harus berhadapan dengan Silverio Alivarez, bandar narkoba yang juga jawara capoeira. Ending-nya, kliselah, sang jagoan - alias Louis - yang menang.
Tak dinyana, aksi aktor Mark Dacascos membuat beberapa remaja Yogyakarta kepincut. Mereka mencoba mencari tahu soal beladiri eksotik asal Brazil itu. Malah pada acara kumpul-kumpul sore, beberapa orang nekat melakukan gerakan-gerakan capoeira.
"Awalnya ngawur, Mas. Cuma lompat sini, lompat sana," aku Yudhi Handoyo (23), Ketua Capoeira Jogja Club (CJC), tanpa malu-malu mengisahkan polahnya.
Ketika itu, bahkan sampai sekarang, Yudhi dan sesama capoeirista (sebutan untuk pemain capoeira) kesulitan mendapatkan pelatih. Namun, tak ada kata patah semangat. Mereka malah berlatih hampir setiap hari di lingkungan Kampus UGM. Bahan-bahan latihan didapat dari internet.
Seluruh gerakan dipelajari dari video yang banyak terdapat di situs-situs tentang capoeira, sambil saling mengoreksi di antara mereka. Beruntung, sekali waktu, ada warga negara asing yang bersimpati dan bersedia membimbing. Saat ini mereka tengah dibimbing Rod Penn, warga Inggris yang bekerja di Semarang.
Hasilnya, menjelang empat tahun berdiri, peminat capoeira di Kota Gudeg itu sudah lebih dari 60 orang. Bahkan kini angkatan pelopor sudah "naik pangkat". Sekali seminggu, mereka diminta membimbing di Jakarta dan Bandung. Peminat di dua kota ini, hampir sebanding dengan Yogya.
"Keinginan terbesar kami, ingin didatangi mestre dan menjadi (cabang) legal capoeira di Indonesia," jelas Yudhi. Mestre atau master adalah tingkat tertinggi dalam capoeira.
"Oh, mestre datanglah, we need you," begitu tulisan bernada memelas yang tercantum di situs web CJC.
Senam lantai & akrobat
*
Bagi orang kebanyakan, nama capoeira masih terasa asing. Meski bisa jadi pernah melihatnya, suatu saat entah di mana.
Seni beladiri ini mendunia dengan bergerilya melalui film-film Hollywood atau permainan video playstation.
Cirinya segera terlihat dari gerakan kuda-kuda yang khas, disebut ginga (dibaca: jinga). Kedua kaki maju bergantian dengan tangan mengayun sebatas dada. Sekilas, gerakannya mirip pogo, tarian penggemar musik ska, yang beken di kalangan anak muda dua-tiga tahun lalu.
Saat memperagakan "jurus-jurus" atau bertarung, gerakan kaki capoeirista tampak lebih dominan. Sering posisi kepala lebih rendah, hingga tubuh bertumpu pada tangan. Banyak pula gerakan yang merupakan variasi dari lompatan atau salto, hingga terlihat seperti perpaduan antara senam lantai dan akrobat.
Dalam pertarungan, gerakan akrobatik digunakan sebagai dasar serangan. Sedang pukulannya bisa dilakukan dengan kepala, tangan, siku, lutut, atau kaki. Pada pertarungan bawah (ground fighting), capoeira dapat memberi tekanan berarti, meski tidak terlalu dapat memberi kuncian.
Tak seperti beladiri lain, capoeira tidak terlalu banyak melakukan gerakan tangan. Tidak pula mengenal senjata dalam pertarungan. Jika ada tongkat atau parang yang digunakan, itu bagian dari tari maculele. Tarian tradisional Brazil yang kadang dimainkan capoerista.
Pertarungan jadi tampak seperti adu akrobatik, capoeira pun jadi layak ditonton sebagai hiburan. Maklum, gerakan dasarnya memang tarian. Pemain begitu bebas berekspresi dan melakukan variasi gerakan. Terasa wajar pula jika kemudian ada yang meragukan keampuhannya dalam pertarungan gaya bebas, bila dibandingkan dengan beladiri dari Asia seperti karate atau taekwondo.
Namun, tak semua orang setuju dengan pendapat itu. Paul Andrew Zellinger Steven (19), instruktur capoeira di Jakarta Selatan justru merasa menemukan kebebasan. "Kita bisa memadukan gerakan apa pun seindah mungkin. Tidak akan cepat bosan, lebih dinamis," kata penyuka berbagai olahraga beladiri itu.
Suasana dinamis semakin terasa saat peragaan pertarungan di roda (hoda), arena berbentuk lingkaran. Selagi bertarung, sesama capoeirista di sekeliling arena akan bernyanyi sambil bertepuk tangan diiringi berimbau, alat musik berbentuk busur berdawai tunggal. Nada-nada khasnya terasa mistis di tengah bunyi alat perkusi lain seperti atabaque (konga), pandero (tamborin), dan agogo (mirip pipa berbentuk "u" vertikal).
Peran musik, terutama berimbau, dalam hoda begitu sentral karena ia menentukan tempo nyanyian, yang juga menentukan pula sifat pertarungan, apakah keras atau bersahabat. Filosofinya, alat dari kayu bariba itu adalah "sentral" capoeira.
Agar komplet, capoeirista juga wajib melahap filosofi capoeira, yang banyak disarikan dari pola gerakan. Ajaran ini juga banyak diserap dari capoeira asli, atau disebut capoeira angola, yang masih hidup berdampingan dengan capoeira regional atau modern. Gerakan, musik, nyanyian, dan filosofi merupakan materi yang harus dikuasai untuk menentukan kenaikan "tingkat".
Minimal 20 tahun
*
Kuatnya rasa persaudaraan di kalangan komunitas Afro Brazilia turut mempengaruhi capoeira.
Wujudnya adalah keterikatan antarsesama dalam satu perguruan atau disebut grupo. Sebuah upaya para pendahulu yang agaknya dilakukan untuk mempertahankan budaya ini sebagai identitas asli bangsa Brazil.
Hanya orang dengan tingkat mestre yang berhak membentuk grupo. Tidak ada data pasti tentang jumlahnya, karena capoeira terus berkembang dalam pelbagai interpretasi masing-masing kelompok. Namun, Amerika Serikat menjadi domisili grupo terbanyak di luar Brazil. Grupo terdekat dengan negeri kita berada di Australia, yang merupakan cabang dari Grupo Bahia.
Grupo menjadi induk ajaran dan sumber dari beraneka peraturan. Termasuk melakukan batizado, ritual kenaikan dari tingkat pemula (beginner) ke tingkat selanjutnya. Grupo pula yang melakukan ujian untuk kenaikan tingkat setelahnya.
Salah satu keunikannya, seseorang akan memperoleh "nama baptis" saat batizado. Tradisi ini berasal dari kebiasaan capoeirista menyamarkan identitas untuk mengecoh petugas keamanan di masa silam. Pemberian nama itu hak "prerogatif" sang mestre.
"Sumbernya bisa dari apa saja. Tingkah laku, kebiasaan, atau ciri fisik yang bersangkutan," terang Andrew yang mengaku mempunyai nama Ratinho (baca: hacinyu), artinya bayi tikus. Menurut dia, seorang mestre yang memberi nama itu melihat berdasarkan tingkah laku dan rambutnya.
Berbeda dengan beladiri lain, capoeira tak mengenal sistem "sabuk". Tingkatan yang diterapkan hanya untuk memudahkan pengajaran. Misalnya pada Grupo Bahia, salah satu grupo terbesar dengan ribuan anggota di dunia, menerapkan sistem 16 tingkat mulai dari pemula hingga mestre. Setiap tingkat dibedakan dengan tali di pinggang yang mengambil unsur warna bendera Brazil: hijau dan kuning.
Kemiripan dari semua grupo adalah dalam soal waktu belajar. Semakin tinggi tingkatnya, semakin lama proses belajarnya. Tingkat pemula memang cukup belajar enam bulan. Begitu ke tingkat berikutnya, masa belajarnya bertambah setengah hingga dua tahun. Untuk sampai tingkat mestre perlu minimal 20 tahun.
"Capoeira ini sebuah way of life. Bisa dikatakan, belajar capoeira tidak ada selesainya," jelas Yudhi berfilosofi.
Sampai luwes
*
Seperti olahraga dengan aktivitas fisik lain, capoeira juga menawarkan kebugaran bagi peminatnya.
Apalagi pada tahap awal latihan, banyak dilakukan gerakan aerobik, yaitu saat melakukan ginga. "Tarian" dasar ini wajib dikuasai sampai benar-benar luwes, selama kurang lebih enam bulan.
Pada tahap awal, CJC sudah memperkenalkan beberapa gerakan dasar, agar latihan terasa bervariasi. Seperti bencao (tendangan ke bawah), armada (tendangan berputar rendah), quexiada (tendangan berputar tinggi), serta esquiva (gerakan menghindar).
Andrew bertutur, seorang pemula juga belajar gerakan dasar seperti berdiri dengan tangan (handstand), berputar ke samping (cart-wheel), kemudian posisi kayang dan salto. "Ini posisi dasar, agar bisa melakukan gerakan selanjutnya. Kalau dasarnya sudah tidak benar, selanjutnya susah," jelasnya.
Risiko cidera tentu ada. Terutama pada otot-otot tangan, sekitar pinggang dan kaki. Biasa terjadi karena capoeirista kurang pemanasan atau nekat melakukan gerakan tertentu yang belum dikuasai benar.
Kekuatan tangan juga menentukan. "Kekuatan tangan perempuan berbeda dengan laki-laki saat menahan beban. Akibatnya, (perempuan) bisa lebih lama waktu mempelajari suatu gerakan," kata Yudhi. Latihan bertahap dan berulang, katanya, perlu dilakukan agar orang tahu cara melakukan yang tepat bagi dirinya.
Yang menarik, berdasar pengamatan para instruktur, kelebihan beladiri ini efektif untuk memangkas lemak tubuh. Kemungkinan penyebabnya, gerakan-gerakan dalam capoeira banyak mengandung unsur goyang samba, yang selama ini banyak dicomot untuk senam pelangsingan tubuh.
"Penurunannya hampir sepuluh kilo dalam waktu dua bulan," kata Andrew berpromosi.
Bisa jadi pengamatan itu tidak salah. Namun, penurunan bobot badan juga harus memperhatikan dampak bagi kondisi tubuh pada umumnya.
Saturday, December 29, 2007
Capoeira
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjngZThGUb7V8Z77xD-ahyphenhyphenBUJJS1UZJ3EB8AwQN3wFUH8ynqkLoYTyypMhFT-WWvBboSuWE3sIq_1RmmcmLe_0JXM8we3MHzw7gvKtYHX0SYjfGt-IdHv17cUwV8eHM18cQA_djXNZKbug/s200/capo6.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgoDdk2X4Odnn65-TdCfhDs7TJVnzxyKww_0uzDN23QErjoOXrm3ES_bAHUsM0a5D_zmy3dE9hrZNIl5XJySMQfBIg0qQ3fpxAmMq1hQe6ANYnbFSZPfhxGamQArJfV7QIei4nLx7P6-2s/s200/capo4.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh6dxFtG0d0ZQJ-CnKuWfoMqTaOS3glSrpOreA7ziQkTwj7w0MUU8yHwh-lBqxFC3PEwy43WzQz6Yva6MeLyEHz7yY_4m1DFWG6ZBgJgQMH-WSlPiiHc5TVUk0FUjF1sr6aYN-HGuodp-Q/s200/capo4.gif)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVLICr5AUhjNfQnCB29-wcAJKossXc1enoTBLSQ7AHsDMYJU61dgMuHb8OH0k4q_B6aXS71y5mSuzX7QFr6rLuvrJNnwgdeh1cpBbTvlY4dkgN5QY4Wlf-HbFmoBLfbRv4XnDQvPwNE3s/s200/capo.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh37GAkmkQs3OQ2tH1qiRckkFBP4Vk-mEStVrhjQc1ydVRrHJuoBYkHrQMJ9kdMLlpWOVpqKqL690KdP5d9mDxC_3jKi8bjDgVYuBYD10gnODRnjIdcEG7p2tk4Vzpun7t0LzIEcMl-itE/s200/2073784750_9a988e63a3_o.jpg)
Capoeira merupakan sebuah olah raga bela diri yang dikembangkan oleh para budak Afrika di Brasil pada sekitar tahun 1500-an. Gerakan dalam capoeira menyerupai tarian dan bertitik berat pada tendangan. Gerakannya begitu luwes selayaknya sebuah tarian. Indah namun dapat mematikan juga. Dengan gerakan yang begitu dinamis capoeira juga dipadankan dengan gerakan-gerakan akrobatik sehingga menghasilkan gerakan yang begitu sempurna. Dapat dilihat pada beberapa tokoh game maupun film: Tekken Eddy Gordo dan Christie Montero, Film Only The Strong yang diperankan Mark Dacascos, Tom Yom Goong.
olahraga Bagi yang pernah menonton film "Only The Strong" atau penikmat permainan games Tekken3 [Eddy Gordo] pasti sudah tidak asing lagi mendengar nama Capoeira. Tapi untuk saya pribadi, saya mengenal capoeira bukan dari film "Only The Strong" atau juga bukan dari permainan games Tekken3. Hanya karena suatu hari saya menyaksikan Festival capoeira yang bertajuk "The First Jakarta International Capoeira Festival" atau "Capofest 2006", yang digelar di Plaza Semanggi Jakarta.
Saya percaya apabila banyak yang jatuh cinta pada seni bela diri capoeira setelah menonton film Only The Strong atau merasa greget yang berbeda ketika melihat gerakan-gerakan bela diri Eddy Gordo dalam games Tekken3, karena sayapun merasakan hal yang sama seusai melihat festival capoeira tsb. Saya jatuh cinta pada gerakan-gerakannya yang begitu dinamis seperti tarian, luwes, indah namun mematikan dan juga diperkaya oleh gerakan akrobatik sehingga semakin mempesonakan mata saya. Tanpa ragu-ragu dan malu sayapun mencari informasi di mana saya bisa mempelajari capoeira tsb. Maka saya menemukan "International Sinha Bahia de Capoeira".
Siapakah International Sinha Bahia de Capoeira?
International Sinha Bahia de Capoeira (ISBC) -Indonesia, adalah sebuah perkumpulan capoeira yang merupakan cabang dari sebuah organisasi capoeira yang berpusat di Brasil. ISBC-Indonesia berada di bawah supervisi Mestre Cicatriz, seorang master capoeira yang merupakan Ketua Kawasan Asia Pasifik ISBC, yang berbasis di Sydney, Australia. Organisasi kami berada di Indonesia sejak 2003, dibawa oleh seorang murid Mestre Cicatriz. Kelompok (grupo) capoeira yang berlisensi internasional ini mempunyai pengajar dari Brasil. Capofest, festival capoeira internasional, adalah acara yang dipersembahkan oleh ISBC-Indonesia bagi semua orang di Indonesia.
Sudah enam bulan ini saya berlatih capoeira.
Tidak ada kata terlambat di sini untuk berkata "aku ingin mempelajari capoeira". Karena usia saya sendiri menjelang 30 tahun. Tidak ada juga perbedaan status. Apakah teman-teman sudah menikah atau juga masih single alias jomblo, tidak masalah. Karena saya sendiri adalah seorang istri alias ibu rumah tangga. Anggota termuda di grupo kami adalah seorang bocah yang masih duduk di taman kanak-kanak. Asal anak tsb sudah dapat menerima instruksi dari pelatih/senior, tidak juga ada masalah.
Jadi mau tunggu apa lagi?
Minder karena sebelumnya tidak ada background bela diri atau tidak pernah berolah raga sama sekali sehingga merasa tidak akan berhasil mempelajari capoeira? Aah jangan juga ragu-ragu, saya sendiri adalah seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari hanya ber-aerobik ria di komplek perumahan bersama ibu-ibu muda lainnya dan saya juga tidak pernah mempelajari bela diri semasa saya sekolah dulu.
Atau, merasa takut akan keseleo bila mempelajari akrobatik?
Eits, capoeira bukan akrobatik. Sekali lagi saya sampaikan di sini, dulu saya juga mempunyai ketakutan-ketakutan seperti itu. minder karena saya seorang ibu rumah tangga, minder karena saya telah merasa telat usia untuk memulai capoeira atau juga saya merasa ketakutan akan keseleo-keseleo yang akan terjadi di kemudian hari. Capoeira bukan akrobatik. Akrobatik hanyalah digunakan sebagai pemanis saja.
Maka capoeira memang dipastikan aman untuk dimainkan oleh siapapun dan dari berbagai kalangan manapun. Karena capoeira tidak sama seperti martial art lainnya karena capoeira no body contact. Yah, capoeira no body contact. Itulah yang membuat saya, seorang ibu rumah tangga muda ini mau mempelajari capoeira. Dan sekarang saya menjadikan capoeira sebagai olahraga favorite saya.
Berminat?
Kami "International Sinha Bahia de Capoeira" memiliki 5 kelas yang tersebar di berbagai wilayah Jakarta:
- Ruang Gulat Senayan: Kamis pukul 20.00 - 22.00 & Sabtu pukul 16.00 - 18.00
- Pasaraya Grande Bodylife: Minggu pukul 11.00 - 12.30
- Clark Hatch Apartemen Mediterania Tanjung Duren : Senin pukul 20.00 - 21.30
- Vila Melati Mas SC: Selasa pukul 19.30 - 21.00
- Sanggar Boyke Sunter: Jumat pukul 19.30 - 21.00
Atau dapat menghubungi Ryan di 0817 733177
Nonton Pretty Zinta apa Kajol ya??
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUqLM9SS7wcAXhN7zwDIROF2oDc4lbbGETBy8J1sO6jSajQfyRTkpBI5ojFFK2MvJ0umirI0RL_wKtfBkpTNXrl6bRhcAUtkVD39zuNA09tCux-Ncm0ec10pL0OdEM-A5j3gGlNwUouUE/s200/gambar+juara+NBA.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbqPovJtbwcjT-mBNDm3RIIJqD-jcrE7ZwPmnt_uTseWXOsqQW509f7oCuiijGqvaKapcJUuBA-1uGo2k-aB2jmJ2Ani9FAVu_MC71n1NQAg66pENjWeuBa7wszDpXKeFME4fcpJw4Qbc/s200/preity_zinta-02.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiB_fwdmHA_uHf20VUFvqavHC2TrTD_1LKhALnVZwAOXKODOR7dmmZuYrsG59foQU8JoQdZ4yYFkRTtOdm3DktaN9CJN0yt74Y54eLgGFaMLW2o9lqNrFTppcU4QdMNpGHqAFD690LnLqA/s200/pretty.jpg)
ada poto NBA nyasar nih?
Bintang Bollywood Preity Zinta kini dikabarkan tengah bersiap ke pelaminan dengan Ness Wadia, cucu tokoh kondang Pakistan, Muhammad Ali Jinnah.
Aktris berlesung pipit ini mulai berkencan dengan Ness, putra taipan India Nusli dan Maureen Wadia, sejak Februari 2005 lalu. Dan hubungan pasangan ini sempat memburuk awal tahun ini saat penyanyi Suchitra Krishnamurthy, menuduh Preity sebagai pemicu perceraiannya dengan Shekhar Kapoor. Krishnamurthy menuduh aktris ini memiliki affair dengan suami sutradaranya.
Berita pernikahan ini muncul setelah beberapa laporan yang menyebut hubungan Preity dan ibu Ness yang mendingin beredar di media.
Takut ditato tapi pengen??
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHMIGq8ZgkjK0eJxWfQ8SjXFYF1M8PRG6JdwZnauyYaTl9id9d6QRgg3-wEGjI9Xa10YRLQvQLCfn7OD60KhAtavBMuvJYolYSDIwDlIAFPKpBCk6cXdIC2yDOvn5JKWZr99CYZAXnUMU/s200/therock_2.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP-GX-nCb_SCWBbuUL56RhSWDZ4VWhKjLXwtLqY9cFuVaBbaXBgiTJMv1CBZ8NtpvgOCwHIRwvlNH7kLjBHygwo5LBGPOuMYQUbaUbfnWdSjwAb_eY7NAZyuOP3f8tb49mq_S8nlfdRHI/s200/115502574_a50e3f518d.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgKC94vR-huayDOCvh53E1kYSOj_v784uLhmrtTpqTrV7EY9OiMhGk5NPb5xlCIeEdh1vBcjyGLpiafKHZ9LQAnTvjXmKNjTfnwkhxZdnytEIf0sox_CyKPkqwMmnCi0wHq740mA__DJzk/s200/modern+tato+3+dimensi.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEinSKS3OO8ZhiypH-b1tpYk6Ppprg66gkj_AK4sjdJkS_Ug9idPFOJu7I0RA54A2FKOkAJgao1ryn4mbf-VxiX2DcChvSAMu8zRo_uGry_4NXtA0h3d5JGhNeHEIkwfFRtvPTz0tHCatgU/s200/tato+lengan.jpg)
Punya tatto?
Tatto jangan digolongin dalam dunia premanisme kalo dibali, justru para preman yang merajah tubuh mereka dengan maksud agar ditakuti
Ada yang pernah ke bali? pasti bertanya2 kok anak mudanya senang dengan tatto atau kok orang bali banyak yang bertato.
Rata2 sih mereka punya tato, cuma ga penuh sebadan, kalo yang maniak baru sampe ujung kaki dan tangan. kadang kalo buka baju baru ketahuan.
Anak sma pun sudah mulai bertatto skr, tapi ga keliatan, dalamnya doang.
Lagian tatto yang dipunyai pun ga sembarang, banyak yang ngambil dari tribal2 abstrak ato tribal kuno yang gw sendiri kadang ga ngerti apa artinya , bisanya cuma bilang "oo" sambil mengamati.
Saking menjunjung tingginya nilai seni sampai badan sendiri pun dirajah sesuai dengan ukiran/tribal kuno
Sebagian juga ada sebagian buat identitas diri dalam kelompok.(ini masih berlaku dalam dunia mafia bali), tapi gw bukan mafia!!
Gw sendiri pun dirajah ama temen gw tahun 2001. Punggung gw jadi oprekannya. Tattonya bergambar cakra ter blok hitam, pembuatan blok itu bikin gw nahan sakit ampun2 sampe ampir mo nangis2.
Lagian jrg orang mau tatto pake cara di blok full warna itam, sakit luar biasa!
Tema cakra ini diambil dari senjata Sri Kresna buat ngabisin musuh2nya. Dan cakra ini bertindak anarkis alias ga punya mata kalo membantai tujuannya.
Gambarnya disini :
http://www40.websamba.com/emnie/gambar/ta.jpg
Ya ngambil tema itu karena sesuai dengan sifat gw yang kadang anarkis, kelewatan banget bertindak. Padahal gw ga suruh bikin itu. Mereka malah bikin cakra /swt . pas tau eh cakranya dah jadi, Malah dipakein Huruf "A" lagi yang berarti Anarkis.
tapi tatto ini yang bikin kami semua kayak bersaudara, saking akrabnya. secara gak langsung inilah identitas gw dimata temen2ku
Jadi kalo ada yang jalan2 kebali liat anak muda/orang2 bali bertato jgn takut, yang seram cuma tattonya. mereka ramah2 kok, tapi ingat jangan kebaikan mereka dibalas dengan keburukan.
Bisa jadi Tattonya itu nunjukin identitas mereka, bisa mati ditempat kamu hehe..
Tattoo, dari tribal art sampai abstrak
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvuWVzh80yXn2bjGdCBhcKnIUhh6HWOiN34Cruhs2I_8LMrbtLL14DxQwLOzj4bvgEs4CeSnFCwFtEPjLjw1xfFxUiKbtDo3E8kQDYF4OqvkFdFcZniLPton7FG0yrnZJjlyCA9uluWrc/s200/tato.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRiMWICZssxVKcS0-IDWrATju96FLms4Hn3dGpBpwXLY6N7NwXbrryFzut9N1Ong2bXLXeTNwyRjjMdO0cAx_S-VKkAbJKCFfEobnHtptvPMGXgoJInuyGHSnW-Dk_Ubzj68H2hWWJxiQ/s200/tato+wajah.jpg)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEge1X6XzB5wWYLkxoMYmMuuowfOUytNvTi2CshB21WXmhNJtlxIMp1KfEN8HdWCOCoZHHcEruiGK3hTQHSF5GTk4JYJd9FEU_QFCcbA3b7XCmOv876G_oiKWmVOmH8UaCdoX-uN57Vcp9U/s200/tato.jpg)
Punya tatto?
Tatto jangan digolongin dalam dunia premanisme kalo dibali, justru para preman yang merajah tubuh mereka dengan maksud agar ditakuti
Ada yang pernah ke bali? pasti bertanya2 kok anak mudanya senang dengan tatto atau kok orang bali banyak yang bertato.
Rata2 sih mereka punya tato, cuma ga penuh sebadan, kalo yang maniak baru sampe ujung kaki dan tangan. kadang kalo buka baju baru ketahuan.
Anak sma pun sudah mulai bertatto skr, tapi ga keliatan, dalamnya doang.
Lagian tatto yang dipunyai pun ga sembarang, banyak yang ngambil dari tribal2 abstrak ato tribal kuno yang gw sendiri kadang ga ngerti apa artinya , bisanya cuma bilang "oo" sambil mengamati.
Saking menjunjung tingginya nilai seni sampai badan sendiri pun dirajah sesuai dengan ukiran/tribal kuno
Sebagian juga ada sebagian buat identitas diri dalam kelompok.(ini masih berlaku dalam dunia mafia bali), tapi gw bukan mafia!!
Gw sendiri pun dirajah ama temen gw tahun 2001. Punggung gw jadi oprekannya. Tattonya bergambar cakra ter blok hitam, pembuatan blok itu bikin gw nahan sakit ampun2 sampe ampir mo nangis2.
Lagian jrg orang mau tatto pake cara di blok full warna itam, sakit luar biasa!
Tema cakra ini diambil dari senjata Sri Kresna buat ngabisin musuh2nya. Dan cakra ini bertindak anarkis alias ga punya mata kalo membantai tujuannya.
Gambarnya disini :
http://www40.websamba.com/emnie/gambar/ta.jpg
Ya ngambil tema itu karena sesuai dengan sifat gw yang kadang anarkis, kelewatan banget bertindak. Padahal gw ga suruh bikin itu. Mereka malah bikin cakra /swt . pas tau eh cakranya dah jadi, Malah dipakein Huruf "A" lagi yang berarti Anarkis.
tapi tatto ini yang bikin kami semua kayak bersaudara, saking akrabnya. secara gak langsung inilah identitas gw dimata temen2ku
Jadi kalo ada yang jalan2 kebali liat anak muda/orang2 bali bertato jgn takut, yang seram cuma tattonya. mereka ramah2 kok, tapi ingat jangan kebaikan mereka dibalas dengan keburukan.
Bisa jadi Tattonya itu nunjukin identitas mereka, bisa mati ditempat kamu hehe..
Tattoo, Unik sih... Tapi....
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcEAg4WjunPUKPFhia9Y4ymsc0JPWXdCQGoKR_Qu5ULrS9v79SSFoJaBk3rNshKJK1xflcnTQziye7jEN_tul2fNfhRIdzfBWpZyiKD6mo61zC1GUP2a7pa-qPhQX3us1PRG1QmWkDaZc/s200/Tattoo.jpg)
Mesir Negara Tertua Seni Tattoo
Tattoo berasal dari bahasa Tahitti “tau” yang konon artinya tanda. Dalam kamus Bahasa Jawa, Tatu artinya terluka. Walaupun bukti-bukti sejarah tattoo ini tidak begitu banyak, tetapi para ahli mengambil kesimpulan bahwa seni tattoo ini sudah ada sejak 12.000 tahun Sebelum Masehi. Zaman dahulu tattoo semacam ritual bagi suku-suku kuno seperti Maori, Inca, Ainu, Polynesians, dan suku lainnya. Kalau berkesempatan jalan-jalan ke Mesir, jangan lewatkan untuk mengunjungi pyramids, pasti tidak akan kesulitan menemukan tattoo tertua disana. Sejarah mencatat, bangsa Mesir-lah yang jadi bangsa pertama berkembang suburnya seni tattoo di dunia. Bangsa Mesir kan dikenal sebagai bangsa yang terkenal kuat, karena ekspansinya terhadap bangsa-bangsa lain, seni tattoo ini juga ikut-ikutan meyebar luas, seperti ke daerah Yunani, Persia, dan Arab.
Apa alasan bagi suku-suku kuno di dunia membuat tattoo? Bangsa Yuanani kuno memakai tattoo sebagai tanda pengenal para anggota dari badan intelijen mereka, alias mata-mata perang pada saat itu. Disini tattoo menunjukan pangkat dari sisi mata-mata tersebut. Berbeda dengan bangsa Romawi, meraka memakai tattoo sebagai tanda bahwa seseorang itu berasal adari golongan budak, dan tattoo juga dirajahi kesetiap tubuh para tahanannya. Suku Maori di New Zealand membuat tattoo benbentuk ukiran- ukiran spiral pada wajah dan pantat. Menurut meraka, ini adalah tanda bagi keturunan yang baik. Di kepulauan Solomon, tattoo ditorehkan di wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Hampir sama seperti diatas, orang-orang Suku Nuer di Sudan memakai tattoo untuk menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki. Orang-orang Indian melukis tubuh dan mengukir kulit mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukan status sosial tertentu.
Tattoo alias Wen Shen atau Rajah mulai menambahi negara Cina sekitar tahun 2000 SM. Wen Shen konon artinya “akupunktur badan”. Perlu diketahui, sama seperti bangsa Romawi, bangsa Cina kuno memakai tattoo intik menandakan bahwa seseorang pernah dipenjara. Sementara di Tiongkok, budaya tattoo terdapat pula beberapa etnis minoritasnya , yang telah diwarisi oleh nenek moyang mereka, seperti etnis Li dan Drung yang memiliki kebiasaan mentattoo wajahnya.
Riwayat adat-istiadat tattoo etnis Drung ini muncul sekitar akhir masa Kedinastian Kaisar Ming (sekitar 350 tahun yang lalu), ketika itu mereka diserang oelh sekelompok grup etnis lainnya danpada saat itu mereka menangkapi beberapa wanita dari etnis Drung untuk dijadikan sebagai budak. Demi menghindari terjadinya perkosaan, para wanita tersebut kemudian mentattoo wajah meraka untuk membuat mereka kelihatan kurang menarik di mata sang penculik. Meskipun para wanita dari etnis minoritas Drung tidak lagi dalam keadaan terancam oleh penyerangan dari etnis minoritas lainnya, namu meraka masih terus mempertahankan adat-istiadat ini sebagai sebuah lambang kekuatan kedewasaan. Para anak gadis dari etnis minoriatas Drung mentattoo wajahnya ketika mereka berusia anatara 12 dan 13 tahun sebagai sebuah symbol pendewasaan diri. Ada beberapa penjelasan yang berbeda, mengapa para waniata tersebut mentattoo wajahnya. Sebagian orang mengatakan, bahwa warga etnis Drung menganggap wanita yang ber-tattoo terlihat lebih cantik dan para kaum Adam etnis Drung tidak akan menikahi seorang wanita yang tidak memiliki tattoo di wajahnya. Di Indonesia orang-orang Mentawai di kepulauan Mentawai, suku Dayak di Kalimantan, dan suku Sumba di NTB, sudah mengenal tattoo sejak jaman dulu. Bahkan bagi suku Dayak seseorang yang berhasil “memenggal kepala musuhnya kepala musuhnya, dia mendapat tattoo di tangannya. Begitu juga dengan suku mentawai, tattoonya tidak dibuat sembarangan. Sebelum pembuatan tattoo dilaksanakan, ada Panen Enegaf alias upacara inisiasi yang dilakukan di Puturkaf Uma (galeri rumah tradisional suku mentawai). Upacara ini dipimpin oleh Sikerei (dukun). Setelah upacara ini selesai, barulah proses tattoonya dilaksanakan.
Awalnya, bahan untuk membuat tattoo berasal dari arang tempurung yang dicampur dengan air tebu. Alat-alat yag digunakan masih sangat tradisional. Seperti tangkai kayu, jarum, dan pemukul dari batang. Orang-orang pedalaman masih menggunakan teknik manual dan bahan-bahan tradisional. Oarang-orang Eskimo misalnya, memakai jarum yang terbuat dari tulang binatang. Di kuil-kuil Shaolin menggunakan gentong tembaga yang dipanaskan untuk mencetak gambar naga pada kulit tubuh. Murid-murid Shaolin yang dianggap memenuhi syarat untuk mendapatkan symbol itu, dengan menempelkan kedua lengan meraka pada semacam cetakan gambar naga yang ada di kedua sisi gentong tembaga panas itu. Jauh berbeda denga sekarang. Saat ini, terutama di kalangan masyarakat perkotaan, pembuatan tattoo dilakukan dengan mesin elektrik. Mesin ini ditemukan pada tahun 1819 di Inggris. Kemudian zat pewarnanya menggunakan tinta sintetis (tinta tattoo).
Orang Yunani menggunakan tattoo untuk berkomunikasi antar mata-mata (spy). Memberi tanda pada mata-mata (spy) dan memperlihatkan pangkat mereka. Orang Romawi menandakan tattoo pada seorang kriminal dan budak. Praktek seperti ini masih dijalankan sampai sekarang. Orang “Ainu” dari asia barat menggunakan tattoo untuk status social. Gadis yang beranjak dewasa menandainya untuk memberitahukan tempat mereka di dalam masyarakat, seperti wanita yang sudah menikah. Suku Ainu merupakan suku yang memperkenalkan tattoo ke Jepang, dimana selanjutnya tattoo berkembang kedalam upacara ritual dan keagamaan. Di Borneo, perempuanlah yang menjadi pengrajin tattoo, itu sudah menjadi kebudayaan dan tradisi mereka. Mereka mendesain, yang menunjukkan lingkungan dari pemilik dalam kehidupan dan kesukuannya. Perempuan suku Kayan memiliki tattoo lengan yang lembut dan terlihat seperti renda sarung tangan. Prajurit suku Dayak yang sudah pernah memenggal kepala mempunyai tattoo di tangannya. Tattoo dapat mengumpulkan rasa hormat dan meyakinkan pemiliknya dalam status kehidupannya. Orang Polynesia mengembangkan tattoo untuk menandakan komunitas tribal, keluarga dan status. Mereka membawa seni mereka ke New Zealand dan mengembangkan gaya bertattoo pada muka yang dinamakan “Moko” dimana masih ada yang memraktekkannya hingga sekarang. Ada bukti bahwa suku Mayan,inca, dan Aztec menggunakan tattoo untuk ritual. Bahkan suku yang terisolasi di daerah Alaska mempelajarinya, gaya mereka menunjukkan bahwa mereka belajar dari Bangsa Ainu.
Di tahun 787 setelah masehi, Pope Hadrian melarang tattoo. Larangan itu berkembang pesat hingga penyerbuan Norman pada tahun 1066. The Normans tidak menghargai tattoo, dan akhirnya lenyap dari kebudayaan barat pada abad 12 sampai abad ke 16.
Sementara di barat tattoo mulai berkurang, namun tattoo berkembang di Jepang. Pada awalnya, tattoo untuk menandai para penjahat (kriminal), pelanggaran kriminal pertama ditandai dengan tanda satu baris di daerah dahi, pelanggaran kedua ditandai pada bagian telapak kaki yang melengkung, pelanggaran ke tiga ditandai garis pada bagian lainnya. Secara bersamaan tanda ini membentuk suatu karakter jepang, yaitu karakter “anjing”. Ini tampak sekali dengan hokum yang sangat original “tiga kali melakukan pelanggaran, kau keluar”. Sementara itu, Orang jepang memperluas tattoo dalam bentuk seni, seni yang estesis. Setelan badan bangsa Jepang yang mula-mula sekitar th 1700 sebagai reaksi disiplin terhadap hukum menyangkut kemangkirannya konsumsi, hanya orang yang royal yang diperbolehkan memakai baju dengan banyak hiasan. Akibat dari semua ini, kelas menengah menghiasi sendiri tubuh mereka dengan penuh tattoo pada badan.
William Dampher lah yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan kembali tattoo pada daerah barat. Dia adalah seorang pelaut dan wisatawan yang berwisata ke laut selatan. Pada tahun 1691 ia membawa seorang “pen-tattoo” dari Polynesian, namanya adalah “Prince Giolo”. Yang dikenal dengan “Painted Prince” ia dimasukkan dalam pertunjukan, atraksi yang mendatangkan uang, Dan menjadi kemarahan pada bangsa London. Sudah 600 tahun sejak tattoo dipertontonkan di eropa dan itu seharusnya lebih dari 100 tahun sebelumnya tattoo dibuat sebagai tanda di daerah barat.
RAHASIA DNA
DNA: BANK DATA KEHIDUPAN
Perkembangan sains memperjelas bahwa makhluk hidup memiliki struktur yang luar biasa kompleks dan suatu keteraturan yang terlalu sempurna untuk muncul melalui peristiwa kebetulan. Ini membuktikan fakta bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Pencipta yang Mahakuasa yang memiliki pengetahuan tanpa banding. Baru-baru ini, misalnya, dengan tersingkapnya struktur sempurna dalam gen manusia yang menjadi isu yang menonjol karena Projek Genom, penciptaan yang unik dari Tuhan telah terungkap sekali lagi untuk kita semua.
Dari AS hingga Cina, ilmuwan dari seluruh penjuru dunia telah memberikan upaya terbaik mereka untuk menguraikan 3 miliar huruf kimiawi di dalam DNA dan menentukan urutannya. Sebagai hasilnya, 85% dari data yang terkandung dalam DNA manusia dapat diurutkan dengan tepat. Walaupun ini merupakan perkembangan yang sangat menarik dan penting, sebagaimana dinyatakan Dr. Francis Collins, pimpinan Projek Genom Manusia, sebegitu jauh ini baru langkah pertama dalam upaya menguraikan informasi di dalam DNA.
Agar dapat memahami mengapa penguraian informasi ini berjalan begitu lama, kita harus memahami sifat dari informasi yang tersimpan di dalam DNA.
Dunia DNA yang Penuh Rahasia
Dalam pembuatan atau pengelolaan produk atau pabrik teknologi, sarana yang paling banyak digunakan adalah pengalaman dan akumulasi pengetahuan yang diperoleh manusia selama berabad-abad. Pengetahuan dan pengalaman penting yang dibutuhkan untuk membangun tubuh manusia, ‘pabrik’ paling maju dan canggih di muka bumi, tersimpan di dalam DNA. Poin penting untuk diperhatikan di sini adalah bahwa DNA telah senantiasa ada semenjak manusia pertama dengan semua kesempurnaan dan kompleksitasnya. Sebagaimana dapat dibaca pada baris-baris di bawah, Anda juga akan melihat dengan jelas betapa tidak masuk akalnya untuk mengklaim, sebagaimana para evolusionis, bahwa molekul seperti itu, dengan semua struktur dan sifatnya yang menakjubkan, berasal mula dari peristiwa kebetulan.
DNA terlindung dengan baiknya di dalam nukleus (inti sel) yang berada di pusat sel. Jika diingat bahwa sel-sel manusia – terhitung lebih dari 100 miliar – memiliki diameter rata-rata 10 mikron (satu mikron adalah 10-6 m.), kecilnya wilayah yang dibicarakan akan dipahami lebih baik. Molekul yang menakjubkan ini merupakan bukti nyata dari kesempurnaan dan sifat luar biasa dari seni penciptaan oleh Allah. Begitu luar biasanya sehingga suatu cabang sains khusus dibuat untuk mendalami rahasia molekul ini., yang masih banyak tersembunyi. Nama cabang sains ini adalah “Genetika”. Dikenal sebagai sains abad ke-21, genetika masih dalam fase merangkak, sejauh berbicara tentang menyelesaikan misteri DNA, walaupun semua sarana teknologi telah digunakan.
Kehidupan di Dalam Nukleus
Jika kita membandingkan tubuh manusia dengan sebuah bangunan, perencanaan dan projek lengkapnya hingga ke detail terhalus ada di DNA, yang terletak di inti setiap sel. Semua tahap perkembangan manusia dalam rahim ibu dan setelah kelahiran berlangsung dalam kerangka program yang telah ditentukan sebelumnya. Penataan sempurna dalam perkembangan manusia ini dinyatakan sebagai berikut dalam Al Quran:
“Apakah .. (QS. Al Qiyamah, 36-38)
Tepat pada fase di mana sel telur yang baru saja dibuahi di dalam rahim ibu, semua karakteristik yang akan kita miliki di kemudian hari telah ditentukan dalam takdir tertentu dan dikodekan di dalam DNA kita dalam suatu bentuk yang teratur. Semua ciri kita, seperti tinggi badan, warna kulit, golongan darah, bentuk wajah yang akan kita miliki ketika berumur tiga puluhan dikodekan di dalam inti sel awal kita tiga puluh tahun dan sembilan bulan sebelumnya, sejak saat pembuahan.
Bentuk informasi di dalam DNA tidak hanya menentukan oleh sifat-sifat fisik yang di atas; ia juga mengendalikan ribuan operasi dan sistem lainnya yang berjalan di dalam sel dan tubuh. Misalnya, bahkan tinggi rendah atau normalnya tekanan darah seseorang tergantung pada informasi yang tersimpan di dalam DNA.
Ensiklopedia yang Amat Besar di Dalam Sel Manusia
Informasi yang tersimpan di dalam DNA sedikit pun tidak boleh dianggap enteng. Walaupun sukar untuk dipercaya, dalam sebuah molekul DNA tunggal milik manusia, terdapat cukup informasi untuk mengisi tepat sejuta halaman ensiklopedia. Coba pikirkan; tepat 1000.000 halaman ensiklopedia…. inti dari setiap sel mengandung sebanyak itu informasi, yang digunakan untuk mengendalikan fungsi tubuh manusia. Sebagai analogi, kita dapat katakan bahwa bahkan Ensiklopedia Britannica yang banyaknya 23 jilid, salah satu ensiklopedia terbesar di dunia, memiliki 25.000 halaman. Jadi, di hadapan kita terbentang sebuah fakta yang menakjubkan. Di dalam sebuah molekul yang ditemukan di dalam inti sel, yang jauh lebih kecil dari sel berukuran mikroskopis tempatnya berada, terdapat gudang penyimpanan data yang 40 kali lebih besar daripada ensiklopedia terbesar di dunia yang menyimpang jutaan pokok informasi. Ini sama dengan 920 jilid ensiklopedia besar yang unik dan tidak ada bandingannya di dunia. Riset menemukan bahwa ensiklopedia besar ini diperkirakan mengandung 5 miliar potongan informasi yang berbeda. Jika satu potong informasi yang ada di dalam gen manusia akan dibaca setiap detik, tanpa henti, sepanjang waktu, akan dibutuhkan 100 tahun sebelum proses selesai. Jika kita bayangkan bahwa informasi di dalam DNA dijadikan bentuk buku, lalu buku-buku ini ditumpuk, maka tingginya akan mencapai 70 meter.
Mari kita ulangi kembali dua kata yang barusan disebutkan di atas; ‘menyimpan informasi’….
Kita harus berhenti di sini dan memikirkan dua kata yang kita ucapkan dengan begitu mudahnya. Mudah untuk mengatakan bahwa sebuah sel mengandung miliaran potongan informasi. Namun, ini sama sekali bukan detail yang dapat begitu saja di disingkirkan sebagai sebuah ucapan. Ini karena yang kita bicarakan di sini bukanlah sebuah komputer atau perpustakaan, tetapi hanya sebuah kubus yang 100 kali lebih kecil dari satu millimeter, yang hanya terbuat dari protein, lemak, dan molekul air. Merupakan keajaiban yang luar biasa mencengangkan bagi sepotong teramat kecil daging untuk mengandung dan menyimpan sekeping saja – apalagi jutaan – informasi.
Di era modern, manusia menggunakan komputer untuk menyimpan informasi. Teknologi komputer dewasa ini dianggap sebagai teknologi tercanggih yang membuka jalan menuju semua teknologi lainnya. Jumlah informasi yang 20 tahun silam mungkin disimpan dalam sebuah komputer seukuran kamar, hari ini dapat disimpan dalam “mikrocip” kecil, namun begitu teknologi mutakhir yang dihasilkan oleh kecerdasan manusia setelah berabad-abad akumulasi teknologi dan bertahun-tahun kerja keras masih jauh dari mencapai kapasitas penyimpanan informasi milik sebuah inti sel. Kami kira, perbandingan berikut akan memadai untuk memberi gambaran kecilnya DNA, yang memiliki kapasitas yang demikian hebat.
Informasi yang dibutuhkan untuk menspesifikasi desain dari semua spesies organisme yang pernah ada di planet ini, jumlah yang menurut G.G. Simpson adalah sekitar satu miliar, dapat disimpan dalam satu sendok the dan masih akan cukup tempat bagi semua informasi dalam seluruh buku yang pernah ditulis.1
Bagaimana sebuah rantai yang kasat mata, terbuat dari atom-atom yang tersusun bersisian, dengan diameter seukuran sepersemiliar millimeter, memiliki memori dan kapasitas informasi sedemikian? Dan juga menambahkan hal berikut kepada pertanyaan: Kalau masing-masing dari 100 miliar sel di dalam tubuh Anda hapal sejuta halaman informasi, berapa halaman ensiklopedia yang Anda dapat ingat, sebagai seorang manusia yang cerdas dan berkesadaran, sepanjang hidup anda?
Kearifan Dalam Sel
Dalam hal ini, Anda harus mengakui bahwa sel mana pun pada lambung atau telinga anda jauh lebih terpelajar dari Anda, dan karena sel itu menggunakan informasi ini dengan cara yang paling benar dan sempurna, ia lebih arif dari Anda.
Lalu, apa yang menjadi sumber dari kearifan ini? Bagaimana mungkin setiap dari 100 miliar sel dalam tubuh anda dapat memiliki kearifan yang begitu luar biasa? Mereka semua, bagaimanapun, adalah tumpukan atom, dan tidak berkesadaran. Ambillah atom-atom dari semua unsur, gabungkan mereka dalam bentuk dan jumlah yang berbeda, hasilkan molekul-molekul yang berbeda, tetap, Anda tidak akan pernah bisa menghasilkan kearifan. Tidak masalah apakah molekul-molekul ini kecil atau besar, sederhana atau kompleks. Anda tidak akan pernah bisa menghasilkan sebuah pikiran yang secara sadar akan mengorganisir suatu proses dan menyelesaikannya.
Lalu bagaimana mungkin DNA, yang terbangun dari susunan sejumlah tertentu atom-atom yang tak berkesadaran dalam rangkaian tertentu, dan enzim-enzim, yang bekerja secara harmonis, mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dan mengorganisir operasi yang rumit dan bermacam-macam di dalam sel secara sempurna dan lengkap? Jawabannya sangat sederhana; kearifan tidak berada di dalam molekul-molekul ini atau di dalam sel yang memuatnya, tetapi pada Diri yang telah mencipta molekul-molekul ini, dengan memrogram mereka untuk berfungsi sedemikian.
Pendeknya, kearifan hadir tidak pada karya itu sendiri, tetapi pada pencipta karya tersebut. Bahkan komputer yang paling maju merupakan hasil dari suatu kearifan dan kecerdasan yang telah menuliskan dan memasang program-program untuk mengoperasikannya, dan kemudian menggunakannya. Begitu pula, sel, DNA dan RNA di dalamnya, dan manusia yang terbuat dari sel-sel ini tidak lain dari karya Dia yang menciptakan mereka dan apa yang mereka lakukan. Betapa pun sempurna, lengkap dan memesona karya tersebut, kebijaksanaan selalu ada pada sang pemilik karya.
Suatu hari, jika Anda menemukan sebuah disket di atas meja di laboratorium komputer, dan setelah memeriksanya, mendapatinya mengandung miliaran informasi tentang anda, pertanyaan pertama yang akan melintas di pikiran Anda tentunya siapa yang telah menuliskan potongan-potongan informasi ini dan mengapa.
Jadi, mengapa kita tidak ajukan pertanyaan yang sama tentang sel? Jika informasi di dalam disket ditulis oleh seseorang, lalu dengannya DNA, yang memiliki teknologi yang jauh lebih unggul dan maju, dirancang dengan cara yang amat sempurna, diciptakan, dan ditempatkan di dalam sel yang sangat kecil itu, yang juga merupakan keajaiban lain. Di samping dia tidak kehilangan sifatnya yang mana pun selama ribuan tahun sampai hari ini. (Ingatlah bahwa otak manusia yang membuat disket dan menyimpan data di dalamnya, juga terbuat dari sel-sel ini.) Apa lagi yang lebih penting bagi Anda daripada pertanyaan: oleh siapa dan mengapa sel-sel ini – yang berfungsi tanpa henti bagi Anda untuk membaca baris-baris tulisan ini, melihat, bernapas, berpikir, singkatnya, untuk ada dan bertahan hidup – diciptakan?
Tidakkah jawaban atas pertanyaan ini yang mestinya, dalam kehidupan, paling banyak anda pikirkan?
Beberapa Contoh Lagi
Ini adalah metoda yang dikenal luas: Mereka yang melakukan perjalanan, lalu terdampar di suatu tempat yang terisolir karena pesawatnya jatuh, menggambar sebuah ‘X’ besar untuk menunjukkan lokasi mereka kepada tim penolong yang mencari mereka dari udara. Dengan menggunakan barang-barang mereka, atau benda-benda yang mereka kumpulkan, mereka membuat tanda besar berbentuk silang. Dengan cara ini, tim penolong yang berusaha mencari dari udara, melihat tanda ini, yang merupakan “produk kebijaksanaan” dan mengerti bahwa di sana ada makhluk hidup yang berkesadaran, yakni, ada manusia di tempat itu.
Saat berkendara di jalan raya luar kota, anda kadangkala melihat tulisan yang terbuat dari batu-batu putih di lereng bukit, semisal: “Teguh Beriman”. Bagaimana tulisan ini terbentuk di bukit itu sangat jelas. Umumnya, ada unit pemerintah daerah di sekitar situ dan mereka membuat tulisan itu dengan batu-batu putih di bukit.
Nah, mungkinkah ada orang yang datang dan mengatakan bahwa tulisan-tulisan itu tidak dibuat oleh pikiran sadar, dalam hal ini para tentara, dan alih-alih terbentuk secara kebetulan? Mungkinkah ada orang yang mengatakan bahwa “Batu-batu itu tersusun bersisian secara kebetulan saat bergulingan dari bukit dan menyusun kalimat ‘Teguh Beriman’.”?
Atau jika seorang ‘ilmuwan’ datang dan berkata “Terdapat miliaran batu di dunia ini dan mereka bergulingan selama jutaan tahun, jadi mungkin saja sebagian dari batu-batu tersebut bergabung bersama secara kebetulan membuat kalimat yang bermakna”, tidakkah ia akan ditertawakan bahkan oleh anak-anak sekalipun? Sebagai tambahan, jika dia menggunakan gaya ilmiah, membuat sejumlah penjelasan ilmiah dan mengemukakan beberapa perhitungan probabilitas, masihkah setiap orang akan meragukan kewarasannya lebih jauh?
Ide utama yang ingin diberikan dengan contoh ini adalah: jika terdapat tanda sedikit saja dari sesuatu yang direncanakan di suatu tempat, sudah tentu ada jejak dari pemilik kebijaksanaan di sana. Tidak ada produk dari kebijaksanaan terbentuk secara kebetulan. Jika Anda menggulingkan batu-batu putih ke bawah gunung miliaran kali, Anda tidak akan pernah menghasilkan sekadar huruf ‘T’ yang memadai, jangankan sebuah frasa seperti “Teguh Beriman”. Jika terdapat sebuah huruf di mana pun, setiap orang setuju bahwa huruf itu ditulis oleh seseorang. Tidak ada huruf tanpa penulis.
Tubuh manusia miliaran kali lebih kompleks dari frasa “Teguh Beriman”, dan nyata-nyata mustahil bagi struktur kompleks ini untuk terbentuk dengan sendirinya, atau oleh “kebetulan” semata, Karenanya, terdapat Pencipta yang telah merencanakan dan merancang baik manusia dan selnya dan DNA-nya secara brilian dan sempurna. Mengklaim sebaliknya adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana, dan lebih jauh lagi, merupakan ketidaktulusan dan kesombongan yang terbesar. Hal ini merupakan penghinaan terhadap pemilik kebijaksanaan dan kekuasaan itu.
Namun bagaimanapun, banyak orang, yang siap sedia mengatakan bahwa mustahil batu-batu tersusun sendiri dan membentuk walau hanya tiga kata dasar, akan mendengarkan tanpa protes kebohongan bahwa “peristiwa kebetulan” telah membuat miliaran atom bergabung satu demi satu dalam urutan yang terencana dan membentuk molekul seperti DNA, yang melaksanakan tugas yang begitu super-kompleks. Ini bagaikan seorang yang dihipnotis hingga tunduk dan menerima begitu saja perkataan penghipnotisnya bahwa ia adalah sebuah pintu, pohon, atau seekor cicak….
Bahasa Ensiklopedia DNA
Kehidupan masyarakat didasarkan atas alur informasi, dan komunikasi. Alat yang paling penting dalam alur informasi antarindividu dan generasi adalah bahasa. Bahasa diwakili oleh kode-kode tertentu, yakni huruf-huruf. Bahasa Inggris adalah bahasa yang tersusun dari 26 huruf atau dapat kita katakan, 26 kode. Kode-kode ini membentuk kata-kata dan kata-kata kemudian membentuk kalimat-kalimat. Alur dan penyimpanan informasi diwujudkan dengan kode-kode ini.
Bahasa di dalam sel serupa dengan ini. Semua sifat fisik manusia disimpan di dalam inti sel dengan dikodekan oleh bahasa ini, dan dapat digunakan oleh sel kembali dengan bahasa ini. Bahasa ini dimiliki molekul utama, yang disebut DNA. Bahasa DNA tersusun dari 4 huruf; A, T, G, dan C. Setiap huruf mewakili satu dari empat basa khusus yang disebut ‘nukleotida’. Jutaan basa ini berbaris dalam sebuah rangkaian yang bermakna dan membentuk molekul DNA.
Begitulah informasi di dalam bank data pada molekul disimpan. Sementara kita menguraikan sistem pengkodean dalam gudang data ini, kita akan terus menggunakan analogi huruf ini untuk molekul asam nukleat yang membentuk DNA. Huruf-huruf ini bersesuaian dua-dua membentuk sebuah pasangan basa. Pasangan basa ini bertumpuk di atas pasangan lainnya membentuk gen. Masing-masing gen, yang terdiri dari satu bagian molekul DNA, menentukan sifat tertentu dari tubuh manusia. Tak terhitung banyaknya ciri seperti tinggi badan, warna mata, materi dan bentuk hidung, mata, dan tengkorak dibentuk oleh perintah gen yang terkait. Kita dapat membandingkan setiap gen ini dengan halaman sebuah buku. Pada halaman itu terdapat naskah yang tersusun dari huruf A – T – G – C.
Terdapat kurang lebih 200.000 gen di dalam DNA sel manusia. Setiap gen tersusun dari rangkaian nukleotida khusus, jumlah yang berkisar antara 1000 dan 186.000 sesuai tipe protein yang berhubungan. Gen-gen ini menyimpan kode dari hampir 200.000 protein yang berfungsi di dalam tubuh manusia dan mengendalikan produksi protein-protein ini.
Informasi yang tersimpan di dalam 200.000 gen ini baru merupakan 3% dari keseluruhan informasi di dalam DNA. Sisanya yang 97% masih tetap menyimpan misterinya hingga kini. Kajian terakhir menunjukkan bahwa 97% bagian tak dikenal ini termasuk informasi vital tentang kelangsungan hidup sel dan mekanisme yang mengendalikan aktivitas teramat kompleks di dalam tubuh. Namun perjalanan masih teramat panjang.
Gen-gen berada di dalam kromosom. Ada 46 kromosom di dalam inti setiap sel manusia (kecuali pada sel-sel reproduksi). Jika kita bandingkan setiap kromosom dengan sebuah jilid buku yang terdiri dari hlaman-halaman gen, kita dapat katakan bahwa di dalam sel terdapat “ensiklopedia sel” sebanyak 46 jilid, yang meliputi seluruh karakteristik manusia. Dengan mengingat contoh ensiklopedia barusan, ensiklopedia sel ini sebanding dengan pengetahuan yang terkandung dalam 920 jilid ‘Ensiklopedia Britannica’.
Urutan huruf-huruf di dalam DNA setiap manusia berbeda. Inilah alasan mendasar mengapa miliaran orang yang pernah hidup di muka bumi tampak berbeda satu sama lain. Struktur dan fungsi dasar organ-organ sama pada setiap orang. Namun, setiap orang diciptakan begitu mendetail dan khusus dengan perbedaan yang demikian halus sehingga walau semua orang diciptakan dari pembelahan sebuah sel tunggal dan memiliki struktur dasar yang sama, miliaran manusia yang berbeda telah muncul.
Semua organ di dalam tubuh dibangun dengan sebuah perencanaan yang digariskan oleh gen kita. Sebagai contoh, menurut peta gen yang dirampungkan oleh para ilmuwan, di dalam tubuh manusia, kulit dikendalikan oleh 2.559 gen, otak oleh 29.930 gen, mata oleh 1.794 gen, kelenjar ludah oleh 186 gen, jantung oleh 6.216 gen, dada oleh 4.001 gen, paru-paru oleh 11.581 gen, hati oleh 2.309 gen, usus oleh 3.838 gen, otot kerangka oleh 1.911 gen, dan sel-sel darah oleh 22.902 gen.
Urutan huruf di dalam DNA menentukan struktur seorang manusia hingga bagian terkecil. Selain ciri seperti tinggi badan, mata, rambut, dan warna kulit, sebuah sel tunggal DNA juga mengandung rancangan dari 206 tulang, 600 otot, jaringan 10.000 otot pendengaran, jaringan 2 juta saraf penglihatan, 100 miliar sel saraf, dan 100 triliun sel di dalam tubuh.
Sekarang mari kita berpikir dengan informasi di atas: Karena tak sebuah huruf pun dapat terbentuk tanpa ada penulisnya, bagaimana miliaran huruf di dalam sel manusia berasal mula? Bagaimana huruf-huruf ini berbaris dalam rangkaian yang bermakna sehingga membentuk perencanaan unik seperti tubuh yang sempurna dan kompleks? Jika terjadi kerusakan pada urutan huruf-huruf ini Anda mungkin akan mempunyai telinga di perut atau mata di tumit. Anda mungkin akan lahir dengan tangan menempel di punggung, dan hidup sebagai makhluk aneh. Rahasia kehidupan Anda sekarang ini sebagai manusia sepantasnya terletak pada rangkaian ‘sempurna’ dari miliaran huruf pada ensiklopedia 46 jilid di dalam DNA Anda.
DNA Menentang Peristiwa Kebetulan
Saat ini matematika telah membuktikan bahwa peristiwa kebetulan tidak dapat berperan pada pembentukan informasi yang dikodekan di dalam DNA, jangankan pada molekul DNA yang terbuat dari jutaan pasangan basa. Probabilitas pembentukan secara kebetulan satu gen saja dari 200.000 gen yang menyusun DNA adalah begitu rendahnya, sehingga disebut mustahil pun masih terlalu lemah. Frank Salisbury, seorang ahli biologi evolusionis, mengemukakan pernyataan berikut tentang “kemustahilan” ini:
Sebuah protein berukuran sedang dapat terdiri dari sekitar 300 asam amino. Gen DNA yang mengatur protein ini bisa memiliki 1000 nukleotida pada rantainya. Karena ada empat jenis nukleotida dalam sebuah rantai DNA, satu rantai dengan 1000 nukleotida dapat tersusun dalam 41000 bentuk. Dengan menggunakan sedikit ilmu aljabar (logaritma), kita dapat melihat bahwa 41000 = 10600. Sepuluh dikali sepuluh sebanyak 600 kali menghasilkan angka 1 yang diikuti 600 angka nol! Suatu angka di luar kemampuan pemahaman kita.
Dengan kata lain, bahkan jika kita asumsikan bahwa semua nukleotida yang dibutuhkan ada pada sebuah medium, dan bahwa semua molekul kompleks dan enzim untuk menggabungkan mereka tersedia, kemungkinan bagi nukleotida ini tersusun dalam urutan yang diinginkan adalah 1 banding 41000, atau 1 banding 10600. Singkatnya, probabilitas dari pembentukan secara kebetulan dari kode sebuah protein rata-rata dalam tubuh manusia pada DNA dengan sendirinya adalah 1 banding 1 diikuti oleh 600 angka nol. Ini bahkan berada di luar bilangan astronomis, yang pada praktiknya berarti probabilitas ‘nol’. Artinya, urutan sedemikian pastilah berada di bawah kendali dan pengetahuan dari kekuatan yang sadar dan bijaksana. Probabilitas hal ini terjadi melalui “kecelakaan”, “untung-untungan”, atau “peristiwa kebetulan” adalah nol.
Coba pikirkan buku yang sekarang tengah Anda baca. Bagaimana pendapat Anda tentang seseorang yang mengklaim bahwa huruf-huruf (dengan menggunakan stempel cetak untuk setiap hurufnya) berkumpul secara kebetulan dengan sendirinya untuk membentuk tulisan ini? Nyata sekali bahwa ia ditulis oleh seorang yang memiliki kecerdasan dan kesadaran. Ini tidak berbeda dengan DNA.
Francis Crick, ahli biokimia yang menemukan struktur DNA, meraih hadiah Nobel berkat risetnya dalam subjek ini. Crick, seorang evolusionis yang bersemangat, menyatakan pendapat ilmiah berikut dalam buku yang ditulisnya setelah mengakui struktur DNA yang menakjubkan: “Seorang jujur yang dibekali ilmu pengetahuan masa kini, hanya dapat menyatakan bahwa asal usul kehidupan hampir seperti suatu keajaiban.” 3 Bahkan dalam pandangan Crick, salah seorang pakar terbesar mengenai DNA, kehidupan tidak dapat bermula di dunia secara spontan.
Data di dalam DNA, yang terbentuk dari 5 juta huruf, tersusun dari rangkaian huruf A-T-G-C yang khusus dan bermakna. Namun, tidak boleh terjadi satu pun kesalahan huruf pada rangkaian ini. Kata yang salah eja atau kesalahan huruf dalam ensiklopedia mungkin saja diabaikan dan dikesampingkan. Ia bahkan tidak akan teperhatikan. Namun, satu saja kesalahan dalam pasangan basa DNA, seperti kesalahan kode huruf pada pasangan basa ke-1.719.348.632, akan berakibat amat buruk pada sel, dan karenanya pada individunya sendiri. Misalnya, hemofilia (leukemia anak) adalah akibat dari pengkodean yang keliru seperti itu.
Sebenarnya, tidak tepat jika hal ini disebut “pengkodean yang keliru”, karena seperti segala sesuatu yang ada, DNA manusia, juga diciptakan oleh Allah dan bahkan kesalahan yang jarang terjadi dikarenakan suatu sebab tersembunyi (tujuan ilahiah). Kesalahan pengkodean yang menyebabkan kanker adalah suatu penyakit yang diciptakan secara khusus. Ia diciptakan secara khusus untuk suatu sebab tersembunyi yang tertentu untuk menunjukkan kepada manusia kelemahan dan ketidakmampuannya sendiri, mengingatkannya akan berbagai keseimbangan yang halus di mana penciptaan manusia tergantung, dan kesulitan apa yang mungkin dihadapinya jika terjadi gangguan paling ringan pun terhadap keseimbangan ini.
Replikasi Diri pada DNA
Sebagaimana diketahui, sel berkembang biak dengan membelah diri. Sementara tubuh manusia asalnya terdiri dari sebuah sel tunggal, sel ini membelah dan bereproduksi dengan kelipatan 2-4-8-16-32….
Apa yang terjadi pada DNA pada akhir proses pembelahan? Hanya ada satu rantai DNA di dalam sel. Namun, nyata bahwa sel yang baru terbentuk juga membutuhkan DNA. Untuk mengisi kekosongan ini, DNA merampungkan sebuah rentetan operasi yang menarik, yang setiap tahapnya merupakan keajaiban yang berbeda. Akhirnya, segera sebelum sel membelah, DNA membuat kopi dirinya dan memindahkannya ke sel yang baru.
Pengamatan terhadap pembelahan sel menunjukkan bahwa sel harus mencapai ukuran tertentu sebelum membelah diri. Pada saat ia melewati ukuran tertentu ini, proses pembelahan otomatis dimulai. Sementara bentuk sel mulai semakin mulus sehingga memungkinkan proses pembelahan, DNA mulai mereplikasi diri seperti disebutkan sebelumnya.
Ini berarti sel ‘memutuskan’ untuk membelah sebagai keseluruhan dan bagian-bagian sel yang berbeda mulai bertindak sesuai dengan keputusan pembelahan ini. Sudah jelas sel tidak mempunyai kesadaran untuk melakukan tindakan kolektif sedemikian. Proses pembelahan dimulai dengan suatu perintah rahasia dan keseluruhan sel, terutama DNA bertindak dengan perintah ini.
Pertama, DNA membelah menjadi dua untuk mereplikasi dirinya sendiri. Peristiwa ini terjadi dengan cara yang sangat menarik. Molekul DNA yang menyerupai tangga spiral membagi menjadi dua seperti ritsleting dari tengah anak tangga. Seterusnya, DNA membelah menjadi dua bagian. Belahan yang hilang (replica) dari masing-masing bagian disempurnakan dengan bahan-bahan yang terdapat di sekitarnya. Dengan cara ini, dua molekul DNA baru diproduksi. Dalam setiap tahap operasi, protein ahli yang disebut “enzim” yang berfungsi seperti robot canggih mengambil peran. Walau ini sekilas tampak sederhana, proses-proses antara yang berlangsung selama operasi ini begitu banyak dan begitu rumit sehingga untuk menggambarkan keseluruhan peristiwa ini secara detail akan membutuhkan banyak halaman.
Molekul DNA baru yang muncul selama replikasi diperiksa berulang kali oleh enzim pemeriksa. Jika terjadi kesalahan – yang dapat menjadi sangat vital, ia akan segera diidentifikasi dan diperbaiki. Kode yang keliru dibuang dan digantikan dengan yang benar. Semua proses ini berlangsung dalam kecepatan yang sangat memesonakan sehingga saat 3000 pasangan basa diproduksi dalam satu menit, secara bersamaan semua pasangan diperiksa berulang kali oleh enzim-enzim yang bertanggung jawab dan perbaikan yang dibutuhkan dilakukan.
Dalam molekul DNA yang baru diproduksi, lebih banyak kesalahan yang dapat dilakukan lebih dari normal sebagai akibat faktor luar. Dalam hal ini, ribosom di dalam sel mulai memproduksi enzim-enzim pereparasi DNA sesuai perintah yang diberikan oleh DNA. Dengan demikian, saat DNA melindungi dirinya sendiri, ia juga menjamin kelangsungan generasi.
Sel-sel dilahirkan, mereka bereproduksi dan mati seperti halnya manusia. Namun masa hidup sel jauh lebih pendek daripada kehidupan manusia. Misalnya, kebanyakan sel yang digunakan untuk membentuk tubuh Anda enam bulan yang lalu tidak ada lagi saat ini. Namun, Anda tetap hidup karena mereka telah membelah pada waktunya untuk memberikan tempatnya bagi yang baru. Karena ini, operasi yang sangat kompleks seperti penggandaan sel dan replikasi DNA merupakan proses vital yang tidak dapat menoleransi bahkan sebuah kesalahan kecil sehubungan dengan kehidupan manusia. Namun, proses penggandaan berjalan begitu mulusnya sehingga tingkat kesalahan hanyalah satu dalam tiga miliar pasangan basa. Dan satu kesalahan ini dihapuskan oleh mekanisme kontrol yang lebih tinggi di dalam tubuh tanpa menyebabkan masalah apa pun.
Sepanjang hari, tanpa Anda sadari, begitu banyak operasi dan kontrol dilakukan, banyak pengukuran dilakukan di dalam tubuh Anda dengan cara yang luar biasa kritis dan bertanggung jawab agar Anda dapat menjalani hidup tanpa masalah apa-apa. Allah telah menganugerahkan untuk Anda tak terhitung jumlahnya atom dan molekul, dari yang terbesar hingga yang terkecil, dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, sehingga Anda dapat hidup dengan baik dan sehat. Tidakkah karunia dan rahmat ini sendiri cukup bagi Anda untuk bersyukur? Atau haruskah seseorang menunggu terjadi masalah dalam sistemnya yang sempurna baru ia akan menyadarinya?
Poin paling penting adalah bahwa enzim-enzim yang membantu produksi DNA dan mengontrol komposisinya ini sebenarnya adalah protein yang diproduksi sesuai dengan informasi yang dikodekan di dalam DNA dan di bawah perintah dan kontrol DNA itu sendiri. Sebagaimana DNA harus ada agar enzim tersebut ada, begitu pula halnya enzim tersebut harus ada agar DNA ada, dan di lain pihak, agar keduanya ada sel harus ada secara lengkap, sampai ke membran dan semua organel kompleks yang dikandungnya.
Teori evolusi yang menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi ‘tahap demi tahap’ sebagai akibat dari ‘peristiwa-peristiwa kebetulan yang menguntungkan’ secara eksplisit disangkal oleh paradoks DNA-enzim yang disebutkan di atas. Ini karena baik DNA maupun enzim harus ada pada saat yang bersamaan. Dan ini menunjukkan keberadaan Pencipta yang sadar, yaitu Allah.
Evolusionis Tak Dapat Menjelaskan Bagaimana Informasi di dalam DNA Berasal Mula dan Bagaimana Ia Berbeda dalam Setiap Spesies.
Sementara para evolusionis tidak dapat sama sekali menjelaskan bagaimana DNA berasal mula, masih ada poin lain di mana mereka menghadapi jalan buntu. Bagaimana ikan, reptil, burung, manusia dan sebagainya dapat memiliki DNA yang berbeda dan jenis informasi yang berbeda?
Para evolusionis menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa kandungan informasi dalam DNA berkembang dan mengalami diversifikasi perlahan-lahan melalui peristiwa-peristiwa kebetulan. Peristiwa kebetulan yang mereka rujuk adalah “mutasi”. Mutasi adalah perubahan yang berlangsung di dalam DNA sebagai akibat dari radiasi atau reaksi kimia. Kadangkala radiasi radioaktif terjadi pada rantai DNA dan merusak atau memindahkan beberapa pasangan basa di dalamnya. Menurut para evolusionis, makhluk hidup telah mencapai bentuk mereka yang sempurna sekarang sebagai hasil diversifikasi dari sebuah DNA tunggal karena mutasi-mutasi ini (yakni, kecelakaan).
Untuk menunjukkan bahwa klaim ini tidak masuk akal, mari kita bandingkan sekali lagi DNA dengan sebuah buku. Telah disebutkan sebelumnya bahwa DNA dibuat dari huruf-huruf yang berbaris menyamping seperti dalam sebuah buku. Mutasi adalah seperti kesalahan huruf yang terjadi selama penyusunan buku ini. Jika Anda mau, kita dapat melakukan percobaan mengenai subjek ini. Mari kita mencari sebuah buku tebal tentang sejarah dunia untuk disusun (di-type-setting). Selama penyusunan, mari kita campur tangan beberapa kali dan menyuruh tukang set untuk menekan satu tombol dengan mata tertutup dan secara acak. Kemudian mari kita berikan teks berisi huruf-huruf ini kepada orang lain dan menyuruhnya melakukan hal serupa sekali lagi. Dengan menggunakan metode ini, mari kita minta buku ini disusun dari awal hingga akhir beberapa kali, dengan demikian beberapa kesalahan huruf telah ditambahkan kepada buku ini secara acak beberapa kali….
Mungkinkah buku sejarah ini dikembangkan dengan metode demikian? Misalnya, akankah muncul sebuah bab tambahan berjudul “Sejarah Cina Kuno”, yang sebelumnya tidak ada?
Sudah pasti, kesalahan huruf yang telah kita tambahkan tidak akan membangun buku itu, malahan menghancurkan dan merusak artinya. Semakin banyak kita tambahkan proses penyusunan yang salah, akan semakin berantakan buku kita jadinya.
Namun, klaim teori evolusi adalah bahwa “kesalahan huruf membantu menyusun sebuah buku”. Menurut evolusi, mutasi (kesalahan) yang terjadi pada DNA telah membawa akibat yang menguntungkan dengan mengakumulasi dan melengkapi makhluk hidup dengan organ-organ yang sempurna seperti mata, telinga, sayap, tangan, dan sifat yang berhubungan dengan kesadaran seperti berpikir, belajar dan berakal budi.
Tak dipertanyakan lagi, klaim ini bahkan lebih tak masuk akal daripada contoh penambahan bab “Sejarah Cina Kuno” pada buku sejarah dunia sebagai hasil dari akumulasi kesalahan huruf yang disebutkan di atas. (Lebih jauh lagi tidak ada mekanisme di alam yang menyebabkan mutasi secara teratur seperti contoh tukang set yang membuat kesalahan secara teratur. Mutasi di alam berlangsung jauh lebih jarang daripada kesalahan huruf yang terjadi selama penyusunan sebuah buku.)
Setiap “penjelasan” yang dikemukakan oleh teori evolusi tentang asal usul kehidupan tidak masuk akal dan tidak ilmiah. Salah seorang pakar terkemuka yang membahas persoalan ini adalah ahli zoologi Prancis, Pierre Grassé, mantan ketua Akademi Sains Prancis. Meskipun ia seorang evolusionis, Grassé menyatakan terang-terangan bahwa teori Darwinis tidak dapat menjelaskan kehidupan. Dia juga mengemukakan pendapatnya tentang logika konsep “kebetulan” yang merupakan pilar utama Darwinisme:
Kemunculan mutasi-mutasi secara tepat, yang memungkinkan hewan dan tumbuh memenuhi kebutuhan, merupakan hal yang sukar dipercaya. Namun, teori Darwin menyatakan lebih dari itu: sebatang pohon atau seekor hewan memerlukan beribu-ribu peristiwa kebetulan pada saat yang tepat. Jadi, keajaiban akan berperan di sini: peristiwa-peristiwa dengan peluang mendekati nol tidak boleh gagal untuk terjadi…. Tak ada larangan untuk berkhayal, tetapi sains tidak boleh terjerumus ke dalamnya.4
Memang, teori evolusi, yang mengklaim bahwa materi tak hidup berhimpun dengan sendirinya dan membentuk makhluk hidup dengan sistem yang begitu gemilang seperti DNA, adalah skenario yang sepenuhnya bertentangan dengan sains dan akal sehat. Semua ini membawa kita kepada kesimpulan yang nyata. Karena hidup memiliki perencanaan (DNA) dan semua makhluk hidup dibentuk menurut perencanaan ini, jelaslah bahwa ada Pencipta ulung yang membuat perencanaan ini. Ini dengan mudah berarti bahwa semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Yang Mahakuasa, Mahabijaksana. Allah menyatakan fakta ini di dalam Al Quran seperti berikut:
(QS. Al Hasyr, 59: 24)
Saat ini, apa yang telah dicapai manusia melalui teknologi dapat digambarkan paling jauh sebagai ‘sebuah pendekatan menuju pengertian atas sebuah fragmen kecil dari pengetahuan Allah, sebagaimana ditunjukkan pada DNA manusia’.
Di lain pihak, teori evolusi yang mencoba untuk menjelaskan asal usul kehidupan sebagai rangkaian peristiwa kebetulan, kehilangan semua keabsahannya di hadapan pertanyaan: “Lalu bagaimana DNA berasal mula?”
PERTANYAAN YANG MENGHANCURKAN TEORI EVOLUSI: BAGAIMANA DNA
BERASAL MULA?
Pertanyaan bagaimana molekul yang dirancang secara luar biasa seperti DNA berasal mula adalah salah satu dari ribuan jalan buntu yang dihadapi evolusionis. Karena berusaha keras menjelaskan kehidupan melalui “peristiwa kebetulan”, teori evolusi tidak pernah dapat menjelaskan sumber dari informasi luar biasa yang begitu sempurna dan cermat dikodekan di dalam DNA.
Lebih jauh lagi, pertanyaannya tidak hanya bagaimana rantai DNA bermula. Keberadaan dari rantai DNA itu sendiri, dengan kapasitas informasi yang luar biasa yang dimilikinya, tidak ada artinya jika sendirian. Agar dapat merujuk kepada kehidupan, enzim-enzim yang membaca rantai DNA ini, mengopi mereka dan memproduksi protein, juga harus ada. (Enzim adalah molekul raksasa yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu dalam sel yang mereka lakukan dengan kepresisian sebuah robot.)
Gampangnya, agar dapat berbicara tentang kehidupan, baik bank data yang kita sebut DNA, maupun mesin untuk melakukan produksi dengan membaca data pada bank harus ada secara bersamaan.
Yang mengejutkan, enzim itu sendiri, yang membaca DNA dan melaksanakan produksi sesuai dengan itu, diproduksi sesuai dengan kode di dalam DNA. Artinya, ada sebuah pabrik di dalam sel yang membuat banyak jenis produk, dan juga merakit robot dan mesin yang melaksanakan produksi ini. Pertanyaan bagaimana sistem ini – yang tidak akan berguna jika ada kerusakan kecil di mekanismenya yang mana pun – bermula, itu saja sudah cukup untuk menghancurkan teori evolusi.
Evolusionis Jerman Douglas R. Hofstadler, menyatakan keputusasaannya di hadapan pertanyaan ini:
“Bagaimana Kode Genetik, juga mekanisme untuk penerjemahannya (ribosom dan molekul RNA) berawal?” Untuk saat ini, kita terpaksa harus puas dengan rasa takjub dan terpesona, dan bukan dengan sebuah jawaban. 5
Pemuka evolusionis lainnya, ahli biologi molekuler terkenal di dunia, Leslie Orgel, lebih terbuka tentang hal ini:
Sangat tidak mungkin bahwa protein dan asam nukleat, yang masing-masingnya memiliki struktur yang kompleks, muncul secara spontan pada tempat yang sama secara bersamaan. Tetapi tidak mungkin pula ada salah satu tanpa yang lainnya. Karena itu, pada sekilas pandangan pertama, SESEORANG MUNGKIN HARUS MENYATAKAN BAHWA SESUNGGUHNYA KEHIDUPAN TIDAK DAPAT BERASAL MULA SECARA KIMIAWI.6
Mengatakan bahwa “kehidupan tidak mungkin pernah berasal mula secara kimiawi” sama dengan mengatakan bahwa “kehidupan tidak pernah dapat berasal mula dengan sendirinya”. Pengakuan atas kebenaran pernyataan ini menghasilkan kesadaran bahwa kehidupan diciptakan secara sadar. Namun karena alasan-alasan ideologis, para evolusionis tidak mengakui fakta, bukti nyata yang ada di depan mata mereka ini. Untuk menghindar dari mengakui keberadaan Tuhan, mereka mempercayai skenario tidak masuk akal, yaitu kemustahilan yang juga mereka yakini.
Dalam bukunya “Evolution: A Theory in Crisis”, yang membahas ketidakabsahan teori evolusi, seorang ahli biologi molekuler terkenal, Prof. Michael Denton, mengungkapkan kepercayaan tidak masuk akal para Darwinis:
Bagi mereka yang skeptis, gagasan bahwa program genetis organisme tingkat tinggi hampir sama dengan ribuan juta bit informasi, yang ekivalen dengan urutan huruf dalam seribu jilid buku yang memuat beribu-ribu algoritma rumit dalam bentuk kode yang mengendalikan, menentukan dan mengatur pertumbuhan dan perkembangan bermiliar-miliar sel organisme kompleks, murni dihasilkan oleh sebuah proses acak, benar-benar MELECEHKAN AKAL MANUSIA. AKAN TETAPI, GAGASAN TERSEBUT DITERIMA DARWINIS TANPA SEDIKIT PUN KERAGUAN — PARADIGMA INI JUSTRU DIUTAMAKAN! 7
Memang, Darwinisme tidak lain dari kepercayaan yang sepenuhnya tidak masuk akal dan bersifat takhyul. Siapa pun yang berakal sehat akan melihat bukti dari fakta besar itu dengan memperhatikan DNA, atau bagian lain dari alam semesta. Manusia dan semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Yang Mahakuasa, Rabb dari semesta alam.
“Dunia RNA”
Penemuan pada tahun 1970-an bahwa gas-gas di dalam atmosfer primitif tidak memungkinkan sintesis asam amino, adalah pukulan berat bagi teori evolusi molekuler. Kemudian diakui bahwa “eksperimen atmosfer primitif” oleh evolusionis seperti Miller, Fox dan Ponnamperuma, tidak absah. Untuk itu, pada tahun 1980-an berbagai upaya baru evolusionis diajukan. Hasilnya adalah sebuah skenario yang dinamai “Dunia RNA” yang menyatakan bahwa bukanlah protein yang pertama terbentuk, melainkan molekul RNA yang mengandung informasi tentang protein.
Skenario ini diusulkan tahun 1986 oleh Walter Gilbert, seorang ahli kimia dari Harvard. Menurutnya, miliaran tahun lalu sebuah molekul RNA, yang entah bagaimana dapat melakukan replikasi, terbentuk secara kebetulan. Kemudian, dengan diaktifkan oleh pengaruh lingkungan, RNA ini mulai memproduksi protein. Selanjutnya, informasi tersebut perlu disimpan pada molekul kedua, maka dengan suatu cara terbentuklah molekul DNA.
Karena tersusun dari rangkaian kemustahilan pada setiap tahapnya, skenario yang sukar dibayangkan ini bukannya memberikan penjelasan tentang asal usul kehidupan, malah memperbesar masalah dan menimbulkan banyak pertanyaan tak terselesaikan:
1. Jika mustahil untuk menerangkan pembentukan secara kebetulan satu saja dari banyak nukleotida yang membangun RNA, bagaimana mungkin nukleotida rekaan ini membentuk RNA dengan saling bergabung dalam urutan yang tepat? John Horgan, ahli biologi evolusionis, mengakui kemustahilan ini pembentukan RNA secara kebetulan ini sebagai berikut :
Semakin dekat para peneliti mengkaji konsep dunia RNA, semakin banyak masalah muncul. Bagaimana RNA muncul pertama kali? Di laboratorium, dalam kondisi terbaik sekalipun, RNA dan komponennya sangat sulit disintesis, apalagi dalam kondisi seadanya. 8
2. Bahkan jika kita menganggap RNA terbentuk secara kebetulan, bagaimana mungkin RNA yang hanya terdiri dari rantai nukleotida ini “memutuskan” untuk mereplikasi diri, dan mekanisme apa yang mungkin digunakannya untuk proses itu? Dari mana RNA mendapatkan nukleotida untuk replikasinya? Bahkan, ahli mikrobiologi evolusionis, Gerald Joyce dan Leslie Orgel mengungkapkan keputusasaan atas situasi ini dalam bukunya yang berjudul “In the RNA World”.
Diskusi ini..., dalam suatu artian, telah berfokus pada sebentuk mitos tentang molekul RNA yang bereplikasi diri dan muncul dari sup polinukleotida acak secara mendadak. Hal ini bukan saja tidak realistis di bawah pemahaman kita saat ini tentang kimia prebiotik, bahkan ia seharusnya menyaring kepercayaan yang terlalu mudah dari pandangan optimis tentang potensi katalitis RNA.9
3. Bahkan jika kita menganggap bahwa di bumi purba ada RNA yang dapat mereplikasi diri, seluruh asam amino siap pakai tersedia dan semua yang mustahil ini terjadi, situasi ini tidak berakhir dengan pembentukan satu molekul protein pun. Hal ini karena RNA hanya mengandung informasi mengenai struktur protein, sedangkan asam amino hanya bahan mentah. Bagaimanapun, tidak ada mekanisme untuk memproduksi protein. Anggapan bahwa kehadiran RNA sudah cukup untuk produksi protein adalah sama tidak masuk akalnya dengan mengharapkan sebuah mobil dapat merakit diri sendiri hanya dengan melemparkan secarik kertas yang berisi rancangannya ke atas tumpukan ribuan onderdil mobil. Dalam kasus ini, juga tidak ada produksi karena tidak ada pabrik atau pekerja yang terlibat dalam proses.
Protein diproduksi oleh ribosom dengan bantuan berbagai enzim, dan merupakan hasil dari berbagai proses yang sangat kompleks di dalam sel. Ribosom sendiri adalah organel sel yang kompleks dan terbuat dari protein. Jadi, situasi ini juga menimbulkan asumsi tidak masuk akal lainnya bahwa ribosom pun muncul secara kebetulan pada saat yang sama. Bahkan pemenang Hadiah Nobel, Jacques Monod, seorang pembela teori evolusi yang fanatik, menjelaskan bahwa sintesis protein tidak bisa dianggap proses remeh yang hanya bergantung pada informasi dalam asam nukleat:
Kode DNA tidak berarti jika tidak diterjemahkan. Perangkat penerjemah modern sel-sel ini terdiri dari paling sedikit lima puluh komponen makromolekuler yang juga dikode dalam DNA: kode-kode ini tidak dapat diterjemahkan kecuali oleh hasil penerjemahannya sendiri. Ini sesuai dengan ungkapan omne vivum ex ovo (ayam atau telur yang lebih dulu). Kapan dan bagaimana lingkaran ini berujung? Ini sangat sulit untuk dibayangkan.30
Bagaimana sebuah rantai RNA di bumi purba dapat mengambil keputusan seperti itu? Dan bagaimana ia merealisasikan produksi protein dengan melakukan sendiri pekerjaan 50 partikel terspesialisasi? Evolusionis tidak bisa menjawab pertanyaan ini.
Dr. Leslie Orgel, seorang rekanan Stanley Miller dan Francis Crick dari Universitas San Diego California, menggunakan istilah “skenario” untuk kemungkinan “asal usul kehidupan melalui dunia RNA”. Orgel menggambarkan sifat-sifat yang harus dimiliki RNA berikut kemustahilannya dalam artikelnya “The Origin of Life” yang dimuat dalam American Scientist pada bulan Oktober 1994 :
Jika kita amati, skenario ini mungkin saja terjadi jika RNA prebiotik memiliki dua sifat yang tidak dimilikinya sekarang: kemampuan untuk bereplikasi tanpa bantuan protein dan kemampuan untuk mengkatalisasi setiap tahap sintesis protein. 11
Cukup jelas kiranya, mengharapkan dua kemampuan yang kompleks dan luar biasa mendasar ini pada molekul seperti RNA hanya mungkin oleh daya imajinasi dan pandangan seorang evolusionis. Di lain pihak, fakta-fakta ilmiah konkret menunjukkan secara eksplisit bahwa tesis “Dunia RNA”, yang diajukan sebagai model baru pembentukan kehidupan, juga merupakan dongeng yang tidak masuk akal.
Pengakuan Para Evolusionis
Perhitungan probabilitas menunjukkan dengan jelas bahwa molekul kompleks seperti protein dan asam nukleat (RNA dan DNA) tidak pernah dapat terbentuk secara kebetulan, secara independen satu terhadap yang lain. Walaupun demikian, evolusionis harus menghadapi masalah yang lebih besar bahwa semua molekul kompleks tersebut harus muncul secara bersamaan agar kehidupan dapat muncul. Teori evolusi benar-benar dipusingkan oleh syarat tersebut. Ini adalah titik di mana sebagian evolusionis terkemuka terpaksa mengaku. Sebagai contoh, seorang kerabat dekat Stanley Miller dan Francis Crick dari University of San Diego California, evolusionis terkenal Dr. Leslie Orgel menyatakan:
Protein dan asam nukleat, masing-masing memiliki struktur yang kompleks, tidak mungkin muncul secara spontan pada tempat yang sama secara bersamaan. Tetapi tidak mungkin pula ada salah satu tanpa yang lainnya. Karena itu, pada sekilas pandangan pertama, seseorang mungkin harus menyatakan bahwa sesungguhnya kehidupan tidak dapat berasal dari senyawa kimiawi.1
Fakta yang sama diakui pula oleh ilmuwan yang lain:
DNA tidak dapat melakukan pekerjaannya, termasuk menghasilkan lebih banyak DNA, tanpa bantuan protein katalitis atau enzim. Singkatnya, protein tidak dapat terbentuk tanpa DNA, sebagaimana pula DNA tidak dapat terbentuk tanpa protein.2
Bagaimana Kode Genetis, termasuk mekanisme translasinya (ribosom dan molekul RNA), berawal? Untuk saat ini, kita terpaksa harus puas dengan keterpesonaan dan ketakjuban, dan bukan dengan sebuah jawaban. 3
Leslie E. Orgel, “The Origin of Life on Earth”, ScientificAmerican, vol.271, Oktober 1994, hlm. 78
John Horgan, “In the Beginning”, Scientific American, vol. 264, Februari 1991, hlm. 119
Douglas R. Hofstadter, Godel, Escher, Bach: An eternal Golden Braid, New York, Vintage Books, 1980, hlm. 548
Kehidupan, Konsep yang Lebih
dari Sekadar Tumpukan Molekul
Marilah sejenak kita lupakan seluruh kemustahilan dan menganggap bahwa molekul protein terbentuk dalam lingkungan yang paling tidak tepat, tidak beraturan, seperti kondisi bumi purba. Pembentukan satu protein saja tidak akan cukup. Protein ini harus sabar menunggu selama ribuan bahkan jutaan tahun dalam lingkungan yang tidak beraturan tanpa mengalami kerusakan, sampai protein lain terbentuk secara kebetulan di dekatnya dalam kondisi yang sama. Protein tersebut harus menunggu hingga jutaan protein yang tepat terbentuk di sekitarnya dalam kondisi lingkungan yang sama, seluruhnya "secara kebetulan". Protein-protein yang terbentuk lebih dulu harus cukup sabar menunggu tanpa dirusak sinar ultraviolet dan efek-efek mekanis yang keras sampai protein lain muncul di dekat mereka. Kemudian protein-protein ini dalam jumlah memadai, yang semuanya muncul pada tempat yang sama, akan bergabung menghasilkan kombinasi fungsional dan membentuk organel-organel sel. Tidak ada senyawa berlebih, molekul berbahaya atau rantai protein tak berguna yang mengganggu mereka. Kemudian, bahkan bila organel-organel tersebut bergabung secara harmonis dan sesuai dengan rancangan dan urutannya, mereka harus dilengkapi enzim-enzim penting dan menutup diri dengan sebuah membran. Ruangan dalam membran harus diisi dengan cairan istimewa untuk menyediakan lingkungan ideal bagi organel-organel tersebut. Sekarang, sekalipun semua kejadian “yang sangat tidak mungkin” ini secara kebetulan benar-benar terjadi, apakah tumpukan molekul ini akan hidup?
Jawabannya adalah “tidak”, karena penelitian telah mengungkapkan bahwa kombinasi seluruh bahan penting bagi kehidupan saja tidak cukup untuk memulai suatu kehidupan. Bahkan bila seluruh protein pen-ting bagi kehidupan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, usaha ini tidak akan menghasilkan satu pun sel hidup. Seluruh eksperimen mengenai hal ini telah terbukti tidak berhasil. Seluruh observasi dan eksperimen menunjukkan bahwa kehidupan hanya muncul dari kehidupan. Pernyataan bahwa kehidupan berevolusi dari benda mati atau “abiogenesis” adalah kisah yang hanya ada dalam mimpi evolusionis, dan sama sekali berbeda dengan setiap hasil eksperimen dan observasi.
Dalam hal ini, kehidupan pertama di bumi ini harus berasal dari kehidupan lain. Ini merupakan refleksi asma Allah yaitu “Al Hayyun” (Pemilik Kehidupan). Kehidupan dapat dimulai, berlanjut dan berakhir hanya dengan kehendak-Nya. Sedangkan evolusi, selain tidak mampu menjelaskan bagaimana kehidupan dimulai, juga bagaimana bahan-bahan penting bagi kehidupan dapat terbentuk dan bersatu.
Chandra Wickramasinghe menggambarkan realitas yang dihadapinya sebagai ilmuwan yang seumur hidup diajari bahwa kehidupan muncul dari peristiwa-peristiwa kebetulan:
Sejak masa pendidikan untuk menjadi seorang ilmuwan, otak saya benar-benar dicuci agar percaya bahwa ilmu pengetahuan tidak sesuai dengan pen-ciptaan yang 'disengaja'. Pemikiran tentang penciptaan ini harus disingkirkan dengan cara yang menyakitkan. Pada saat ini, saya tidak dapat menemukan argumentasi rasional untuk mengalahkan ajakan mempercayai Tuhan. Kami biasanya memiliki pikiran terbuka; dan sekarang, kami sadar bahwa satu-satunya jawaban logis atas kehidupan ini adalah penciptaan—bukan proses acak dan kebetulan. 12
Hukum II Termodinamika
Menggugurkan Teori Evolusi
Hukum II Termodinamika, yang dianggap sebagai salah satu hukum dasar ilmu fisika, menyatakan bahwa pada kondisi normal semua sistem yang dibiarkan tanpa gangguan cenderung menjadi tak teratur, terurai, dan rusak sejalan dengan waktu. Seluruh benda, hidup atau mati, akan aus, rusak, lapuk, terurai, dan hancur. Akhir seperti ini mutlak akan dihadapi semua makhluk dengan caranya masing-masing dan menurut hukum ini, proses yang tak terelakkan ini tidak dapat dibalikkan.
Kita semua mengamati hal ini. Sebagai contoh, jika Anda meninggalkan sebuah mobil di padang pasir, Anda tidak akan menemukannya dalam keadaan lebih baik ketika Anda menengoknya beberapa tahun kemudian. Sebaliknya, Anda akan melihat bannya kempes, kaca jendelanya pecah, sasisnya berkarat, dan mesinnya rusak. Proses yang sama tak terhindarkan berlaku pula pada makhluk hidup, bahkan lebih cepat.
Hukum II Termodinamika adalah cara mendefinisikan proses alam ini dengan persamaan dan perhitungan fisika.
Hukum fisika yang terkenal ini disebut juga “Hukum Entropi”. Entropi adalah selang ketidakteraturan yang terjadi dalam suatu sistem. Entropi sistem meningkat ketika sistem itu bergerak dari keadaan teratur, terorganisir, dan terencana menuju keadaan yang lebih tidak teratur, tersebar dan tidak terencana. Semakin tidak teratur suatu sistem, semakin tinggi pula entropinya. Hukum Entropi menyatakan bahwa seluruh alam semesta bergerak menuju keadaan yang semakin tidak teratur, tidak terencana, dan tidak terorganisir.
Keabsahan Hukum II Termodinamika atau Hukum Entropi ini telah terbukti, baik secara eksperimen maupun teoretis. Para ilmuwan terpenting di masa kita menyetujui fakta bahwa Hukum Entropi akan menjadi paradigma yang mendominir hingga periode sejarah mendatang. Albert Einstein, ilmuwan terbesar di masa kita ini mengakuinya sebagai “hukum utama dari semua sains”. Sir Arthur Eddington juga menyebutnya sebagai “hukum metafisika tertinggi di seluruh jagat”.1
Teori evolusi adalah klaim yang diajukan dengan sepenuhnya mengabaikan hukum fisika yang mendasar dan memiliki kebenaran universal ini. Mekanisme yang diajukan evolusi benar-benar bertentangan dengan hukum ini. Teori evolusi menyatakan bahwa atom-atom dan molekul-molekul yang tidak hidup, tidak teratur dan tersebar, sejalan dengan waktu menyatu secara spontan dalam urutan dan perencanaan tertentu membentuk molekul-molekul yang luar biasa kompleks seperti protein, DNA dan RNA. Kemudian mereka lambat laun menghasilkan jutaan spesies makhluk hidup yang berbeda, bahkan dengan struktur yang lebih kompleks lagi. Menurut teori evolusi, proses yang diperkirakan ini – yang menghasilkan struktur yang lebih terencana, lebih teratur, lebih kompleks dan lebih terorganisir – terbentuk dengan sendirinya pada tiap tahapan dalam kondisi alamiah. Hukum Entropi menegaskan bahwa apa yang disebut proses alamiah ini jelas bertentangan dengan hukum-hukum fisika.
Ilmuwan evolusionis juga menyadari fakta ini. J. H. Rush menyatakan:
Dalam perjalanan evolusinya yang kompleks, kehidupan menunjukkan perbedaan yang sangat besar dibandingkan kecenderungan yang dinyatakan Hukum II Termodinamika. Sementara Hukum II menyatakan pergerakan irreversibel ke arah entropi yang lebih tinggi dan tak teratur, kehidupan terus berevolusi ke tingkat keteraturan yang lebih tinggi.2
Dalam sebuah artikel di majalah Science, ilmuwan evolusionis, Roger Lewin, menyatakan kebuntuan evolusi secara termodinamika:
Satu masalah yang dihadapi para ahli biologi adalah pertentangan nyata oleh evolusi terhadap Hukum II Termodinamika. Semua sistem seharusnya rusak sejalan dengan waktu, semakin tidak teratur, bukan sebaliknya.3
Ilmuwan evolusionis lainnya, George Stravropoulos, menyatakan kemustahilan termodinamis dari pembentukan kehidupan secara spontan dan ketidaklayakan penjelasan adanya mekanisme-mekanisme makhluk hidup yang kompleks melalui hukum-hukum alam. Ini dinyatakannya dalam majalah evolusionis terkenal, American Scientist:
Namun sesuai dengan Hukum Termodinamika II, dalam kondisi biasa tidak ada molekul organik kompleks dapat terbentuk secara spontan, tetapi sebaliknya akan hancur. Memang, semakin kompleks sebuah molekul, semakin tidak stabil keadaannya dan semakin pasti kehancurannya, cepat atau lambat. Kendatipun melalui pembahasaan yang membingungkan atau sengaja dibuat membingungkan, fotosintesis dan semua proses kehidupan, serta kehidupan itu sendiri, tidak dapat dipahami berdasarkan ilmu termodinamika ataupun ilmu pasti lainnya.4
Mitos "Sistem Terbuka"
Dihadapkan pada semua kebenaran ini, evolusionis terpaksa berlindung dengan menyimpangkan Hukum II Termodinamika, dengan mengatakan bahwa hukum ini berlaku hanya untuk “sistem tertutup”, dan tidak dapat menjangkau “sistem terbuka”.
Suatu “sistem terbuka” merupakan sistem termodinamis di mana materi dan energi dapat keluar-masuk. Sedangkan dalam “sistem tertutup”, materi dan energi tetap konstan. Evolusionis menyatakan bahwa bumi merupakan sebuah sistem terbuka. Bumi terus menerima energi dari matahari, sehingga hukum entropi tidak berlaku pada bumi secara keseluruhan; dan makhluk hidup yang kompleks dan teratur dapat terbentuk dari struktur-struktur mati yang sederhana dan tidak teratur.
Namun ada penyimpangan nyata dalam pernyataan ini. Fakta bahwa sistem memperoleh aliran energi tidaklah cukup untuk menjadikan sistem ini teratur. Diperlukan mekanisme khusus untuk membuat energi berfungsi. Sebagai contoh, mobil memerlukan mesin, sistem transmisi, dan mekanisme kendali untuk mengubah bahan bakar menjadi energi untuk menggerakkan mobil. Tanpa sistem konversi energi seperti itu, mobil tidak dapat menggunakan energi dari bahan bakar.
Hal yang sama berlaku juga dalam kehidupan. Kehidupan memang mendapatkan energi dari matahari, namun energi matahari hanya dapat diubah menjadi energi kimia melalui sistem konversi energi yang sangat kompleks pada makhluk hidup (seperti fotosintesis pada tumbuhan dan sistem pencernaan pada manusia dan hewan). Tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup tanpa sistem konversi energi semacam itu. Tanpa sistem konversi energi, matahari hanyalah sumber energi destruktif yang membakar, menyengat dan melelehkan.
Dapat dilihat, suatu sistem termodinamika, baik terbuka maupun tertutup, tidak menguntungkan bagi evolusi tanpa mekanisme konversi energi. Tidak ada seorang pun menyatakan bahwa mekanisme sadar dan kompleks semacam itu muncul di alam dalam kondisi bumi purba. Memang, masalah nyata yang dihadapi evolusionis adalah bagaimana mekanisme konversi energi yang kompleks ini — seperti fotosintesis tumbuhan yang tidak dapat ditiru, bahkan dengan teknologi modern — dapat muncul dengan sendirinya.
Aliran energi matahari ke bumi tidak dapat menciptakan keteraturan dengan sendirinya. Setinggi apa pun suhunya, asam-asam amino tidak akan membentuk ikatan dengan urutan teratur. Energi saja tidak cukup untuk pembentukan struktur lebih kompleks dan teratur, seperti asam amino membentuk protein atau protein membentuk struktur terorganisir yang lebih kompleks pada organel-organel sel. Sumber nyata dan penting dari keteraturan pada semua tingkat adalah rancangan sadar, dengan kata lain, penciptaan.
PENGELAKAN “TEORI KHAOS”
Menyadari bahwa Hukum II Termodinamika membuat evolusi mustahil terjadi, sejumlah ilmuwan evolusionis telah melakukan upaya spekulatif untuk menutup jurang pemisah antara keduanya sehingga memungkinkan terjadinya evolusi. Seperti biasa, ikhtiar itu malah menunjukkan bahwa teori evolusi menghadapi jalan buntu yang tak terelakkan.
Seorang yang menonjol dengan upayanya untuk mengawinkan termodinamika dengan evolusi adalah ilmuwan Belgia, Ilya Prigogine.
Dengan mengawali dari Teori Khaos, Prigogine mengajukan sebuah hipotesa di mana keteraturan terbentuk dari khaos (kekacauan). Meskipun telah mengerahkan upaya terbaiknya, Prigogine tidak mampu melakukan perkawinan itu. Ini jelas terlihat pada komentarnya:
Ada pertanyaan lain, yang telah mengganggu kita selama lebih dari satu abad: Apa signifikansi yang dimiliki evolusi makhluk hidup dalam dunia yang diuraikan oleh termodinamika, dunia dengan ketidakteraturan yang terus meningkat?6
Prigogine, yang sangat paham bahwa teori-teori pada tingkat molekuler tidak dapat dipakai pada sistem kehidupan, seperti sel hidup, menekankan masalah ini:
Masalah keteraturan biologis melibatkan peralihan dari aktivitas molekuler hingga keteraturan supermolekuler dari sel. Masalah ini jauh dari terselesaikan.7
Inilah poin paling akhir yang dicapai Teori Khaos dan spekulasi yang terkait. Tidak ada hasil konkret yang telah dicapai yang akan mendukung atau membenarkan evolusi atau menghilangkan kontradiksi antara evolusi, entropi, dan hukum-hukum fisika lainnya.
Meskipun semua fakta yang teramat jelas ini, para evolusionis mencoba untuk berlindung dengan dalih-dalih sederhana. Kebenaran ilmiah yang nyata menunjukkan bahwa makhluk-makhluk hidup dan struktur makhluk hidup yang teratur, terencana, dan kompleks tidak mungkin muncul dengan peristiwa kebetulan di bawah keadaan normal. Situasi ini memperjelas bahwa keberadaan makhluk hidup hanya dapat dijelaskan dengan campur tangan suatu kekuatan supernatural. Kekuatan supernatural itu adalah Allah, yang menciptakan seluruh alam semesta dari ketiadaan. Sains telah membuktikan bahwa evolusi masih tetap mustahil sejauh berkaitan dengan termodinamika dan keberadaan dari kehidupan tidak memiliki penjelasan lain kecuali Penciptaan.
1 Jeremy Rifkin, Entropy: A New World View, New York, Viking Press, 1980, hlm.6
2 J. H.Rush, The Dawn of Life, New York, Signet, 1962, hlm 35
3 Roger Lewin, "A Downward Slope to Greater Diversity", Science, vol. 217, 24.9.1982, hlm. 1239
4 George P. Stravropoulos, "The Frontiers and Limits of Science", American Scientist, vol. 65, November-Desember 1977, hlm.674
5 Jeremy Rifkin, Entropy: A New World View, hlm.55
6 Ilya Prigogine, Isabelle Stengers, Order Out of Chaos, New York, Bantam Books, 1984, hlm. 129
7 Ilya Prigogine, Isabelle Stengers, Order Out of Chaos, hlm. 175
TEORI INFORMASI DAN
AKHIR DARI MATERIALISME
Filsafat materialis merupakan dasar dari teori evolusi. Materialisme bersandar pada anggapan bahwa segala sesuatu yang ada adalah materi. Menurut filsafat ini, materi telah ada semenjak keabadian, akan terus ada selamanya, dan tidak ada apa pun selain materi. Untuk mendukung klaim mereka, para materialis menggunakan sebuah logika yang disebut “reduksionisme”. Reduksionisme adalah gagasan bahwa benda yang tidak teramati seperti materi juga dapat dijelaskan dengan penyebab yang bersifat materi.
Untuk menjelaskan ini, mari kita ambil contoh tentang pikiran manusia. Jelas, pikiran manusia bukanlah sesuatu yang “tersentuh oleh tangan, dan terlihat oleh mata”. Lebih jauh lagi, tidak ada “pusat pikiran” di dalam otak manusia. Situasi ini, tak terhindarkan membawa kita kepada kesimpulan bahwa pikiran adalah suatu konsep di luar materi. Oleh karena itu, makhluk yang kita panggil “aku”, yang berpikir, mencintai, merasa gugup, khawatir, merasa senang atau sakit bukanlah bentuk materi seperti sofa, meja, atau batu.
Walaupun begitu, para materialis mengklaim bahwa pikiran adalah “reduksi dari materi”. Menurut klaim materialis, pikiran, rasa cinta, kekhawatiran dan semua aktivitas mental kita tidak lain dari reaksi kimia yang berlangsung di antara atom di dalam otak kita. Rasa cinta kita kepada seseorang adalah reaksi kimia pada sejumlah sel di dalam otak kita, dan perasaan takut karena suatu peristiwa tertentu adalah reaksi kimia lainnya. Filsuf materialis terkenal, Karl Vogt menekankan logika ini dengan kata-katanya yang terkenal, “Sebagaimana hati mengeluarkan empedu, begitu pula otak kita mengeluarkan pikiran”. Namun, empedu adalah materi, sedangkan tidak ada bukti bahwa pikiran adalah materi.
Reduksionisme adalah sebuah deduksi logika. Namun, deduksi logika dapat didasarkan pada landasan yang lembut sebagaimana pada landasan yang bergoncang. Karena itu, pertanyaan yang menghadang kita sementara ini adalah: Apa hasilnya jika reduksionisme, logika dasar dari materialisme, dibandingkan dengan data ilmiah?
Ilmuwan dan pemikir materialis abad ke-19 mengira bahwa pertanyaan ini dapat dijawab dengan mudah berupa “sains membenarkan reduksionisme”. Namun, sains abad ke-20 mengungkapkan sebuah fakta yang sangat berbeda.
Fakta ini adalah “informasi”, yang terdapat di alam dan tidak akan pernah dapat direduksi menjadi materi.
Perbedaan Antara Materi dan Informasi
Sebelumnya telah disebutkan bahwa terdapat informasi yang luar biasa komprehensif di dalam DNA makhluk hidup. Di suatu tempat yang kecilnya seperseratus ribu millimeter, terdapat semacam “bank data” yang menspesifikasi semua detail fisik dari tubuh suatu makhluk hidup. Lebih dari itu, terdapat sebuah sistem di dalam tubuh makhluk hidup yang membaca informasi ini, menerjemahkannya dan “berproduksi” sesuai dengannya. Dalam semua sel hidup, informasi di dalam DNA “dibaca” oleh berbagai enzim dan protein diproduksi menurut informasi ini. Sistem ini memungkinkan produksi jutaan protein setiap detik dengan jenis yang dibutuhkan, untuk tempat yang dibutuhkan di dalam tubuh kita. Berkat sistem ini, sel-sel mata kita yang hampir mati digantikan lagi oleh sel-sel mata, dan sel-sel darah digantikan lagi oleh sel-sel darah.
Pada titik ini, mari kita pikirkan klaim materialisme: Mungkinkah informasi di dalam DNA direduksi menjadi materi seperti dikatakan para materialis? Atau, dengan kata lain, dapatkah diterima bahwa DNA hanyalah setumpuk materi dan informasi yang dikandungnya muncul sebagai interaksi materi yang acak?
Semua riset ilmiah, percobaan dan pengamatan yang dilakukan pada abad ke-20 menunjukkan bahwa pertanyaan ini pastilah harus dijawab dengan “tidak”. Direktur dari Institut Fisika dan Teknologi Federal Jerman, Prof. Dr. Werner Gitt berkomentar tentang masalah tersebut sebagai berikut:
Sistem pengkodean selalu mengekor pada proses intelektual nonmateri. Materi fisik tidak dapat menghasilkan sebuah kode informasi. Semua percobaan menunjukkan bahwa setiap potongan informasi kreatif mewakili sebentuk upaya mental dan dapat ditelusuri sampai ke individu pemberi gagasan yang menggunakan keinginan bebasnya, dan yang diberkahi dengan pikiran yang cerdas…. Tidak ada hukum alam yang diketahui, tidak ada proses yang diketahui, tidak ada rangkaian peristiwa yang diketahui yang dapat membuat informasi bermula dengan sendirinya di dalam materi….13
Komentar Werner Gitt merupakan kesimpulan dari “Teori Informasi”, yang berkembang pada 20-30 tahun terakhir dan diterima sebagai bagian dari termodinamika. Teori Informasi menyelidiki asal usul dan sifat informasi di alam semesta. Kesimpulan yang dicapai oleh para ahli teori informasi dari riset mereka yang panjang adalah bahwa “Informasi adalah sesuatu yang berbeda dari materi. Ia tidak pernah dapat direduksi menjadi materi. Asal usul informasi dan materi fisik harus diselidiki secara terpisah.”
Misalnya, mari kita pikirkan sumber dari sebuah buku. Sebuah buku terbuat dari kertas, tinta, dan informasi yang dikandungnya. Kertas dan tinta adalah unsur materi. Sumber mereka adalah juga materi. Kertas terbuat dari selulose, dan tinta terbuat dari bahan kimia tertentu. Namun, informasi di dalam buku adalah nonmateri dan tidak dapat memiliki sumber materi. Sumber informasi di dalam setiap buku, adalah pikiran dari penulis yang menulis buku itu.
Lebih dari itu, pikiran ini menentukan bagaimana kertas dan tinta akan digunakan. Sebuah buku awalnya terbentuk di dalam pikiran penulis yang menulis buku itu. Penulis membangun rangkaian logika di dalam pikirannya, dan mengurutkan kalimat-kalimat. Sebagai langkah kedua, dia mewujudkannya ke dalam bentuk materi, yang berarti menuangkan informasi di dalam pikirannya ke dalam huruf-huruf dengan menggunakan sebuah mesin tik atau komputer. Kemudian, huruf-huruf ini dicetak di percetakan dan menjadi sebentuk buku yang terbuat dari kertas dan tinta.
Oleh sebab itu, kita dapat mengakhiri dengan kesimpulan umum berikut: “Jika sebuah materi fisik mengandung informasi, maka materi itu tentu telah dirancang oleh sebuah pikiran yang memiliki informasi terkait. Pertama terdapat pikiran tersebut. Pikiran tersebut menuangkan informasi di dalamnya menjadi materi dan kemudian muncullah rancangan itu.”
Asal Usul Informasi di Alam
Ketika kita mengambil kesimpulan yang dicapai oleh sains ini ke alam, kita menemukan sebuah hasil yang sangat penting. Ini karena alam, sebagaimana dalam contoh DNA, melimpah dengan bentuk informasi yang bukan main banyaknya dan karena informasi ini tidak dapat direduksi menjadi materi, karenanya ia datang dari sumber di luar materi.
Salah satu pembela teori evolusi terkemuka, George C. Williams mengakui realitas ini, yang kebanyakan materialis dan evolusionis enggan memahaminya. Williams telah mempertahankan materialisme mati-matian selama bertahun-tahun, tetapi pada sebuah artikel yang ditulisnya pada tahun 1995, dia menyatakan ketidaktepatan pendekatan materialis (reduksionis) yang berpegang bahwa segala sesuatu adalah materi:
Ahli biologi evolusioner telah gagal untuk menyadari bahwa mereka berkerja dengan dua domain yang agak tidak dapat dibandingkan: domain informasi dan domain materi. Kedua domain ini tidak pernah bisa dihimpun bersama dalam pengertian apa pun yang biasanya diimplikasikan oleh istilah “reduksionisme”. Gen adalah suatu paket informasi, bukan suatu objek…. Di dalam biologi, jika Anda berbicara tentang hal-hal seperti gen dan genotipe dan kelompok gen, Anda berbicara tentang informasi, bukan realitas objektif fisik…. Kekurangan deskriptor-bersama ini menjadikan materi dan informasi dua domain keberadaan yang terpisah, yang harus dibicarakan secara terpisah, dalam istilah mereka sendiri-sendiri. 14
Oleh karena itu, berlawanan dengan anggapan para materialis, sumber informasi di alam tidaklah mungkin materi itu sendiri. Sumber informasi tersebut bukanlah materi tetapi suatu Kebijaksanaan luhur di luar materi. Kebijaksanaan ini ada sebelum materi. Materi mewujud dengan Dia. Materi mengambil bentuk dan menjadi terorganisir dengan-Nya. Pemilik Kebijaksanaan ini adalah Allah, Rabb sekalian alam.
KESAMAAN KERA-MANUSIA ADALAH REKAYASA
Perampungan peta gen manusia saat ini tidak memberikan hasil bahwa manusia berkerabat dengan kera. Orang tidak perlu tertipu oleh upaya para evolusionis untuk mengeksploitasi perkembangan ilmiah baru ini sebagaimana telah mereka lakukan dengan yang lain-lainnya.
Seperti diketahui, perampungan terakhir peta gen manusia sebagai bagian dari Projek Genom Manusia merupakan perkembangan ilmiah yang sangat penting. Namun, sebagian hasil dari projek ini diselewengkan oleh beberapa terbitan evolusionis. Dinyatakan bahwa gen simpanse memiliki 98% kesamaan dengan gen manusia. Ini dikemukakan sebagai bukti bagi klaim bahwa kera berhubungan dengan manusia, dan seterusnya, sebagai bukti bagi teori evolusi. Kenyataannya, ini adalah bukti “palsu” yang diajukan para evolusionis yang mengambil keuntungan dari kurangnya pengetahuan publik tentang subjek ini.
Klaim 98% Kesamaan Adalah
Propaganda yang Menyesatkan
Pertama, harus ditegaskan bahwa konsep 98% kesamaan antara DNA manusia dan simpanse yang sering dikemukakan para evolusionis bersifat memperdaya.
Agar dapat mengklaim bahwa bentuk genetis manusia dan simpanse memiliki 98% kesamaan, genom simpanse juga harus dipetakan, seperti halnya manusia. Keduanya harus dibandingkan, dan hasilnya harus didapatkan. Namun hasil semacam itu tidak tersedia, karena sejauh ini, hanya gen manusia yang telah dipetakan. Belum ada riset seperti itu dilakukan pada simpanse.
Pada kenyataannya, 98% kesamaan antara gen manusia dan simpanse, yang adakalanya memasuki agenda, adalah sebuah slogan bertujuan propaganda yang secara sengaja diciptakan beberapa tahun silam. Kesamaan ini adalah sebuah generalisasi yang dibesar-besarkan secara luar biasa dengan dilandaskan pada kesamaan dalam rangkaian asam amino dari sekitar 30-40 protein dasar yang ada pada manusia dan simpanse. Suatu analisa rangkaian telah dilakukan dengan metoda yang disebut “hibridisasi DNA” pada rangkaian DNA yang berhubungan dengan protein-protein ini dan hanya sejumlah terbatas dari protein itu yang telah dibandingkan.
Namun, sebenarnya ada sekitar seratus ribu gen, dan karenanya ada seratus ribu protein yang dikodekan oleh gen-gen ini pada manusia. Karena itu, tidak ada dasar ilmiah untuk mengklaim bahwa semua gen manusia dan kera 98% sama hanya karena kesamaan 40 dari 100.000 protein.
Di lain pihak, perbandingan DNA yang dilakukan pada 40 protein ini juga kontroversial. Perbandingan ini dibuat pada tahun 1987 oleh dua orang ahli biologi bernama Sibley dan Ahlquist, dan dipublikasikan dalam terbitan rutin bernama Journal of Molecular Evolution. 15 Namun, ilmuwan lain bernama Sarich yang menguji data yang diperoleh oleh kedua ilmuwan ini menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan atas metoda yang mereka gunakan kontroversial dan bahwa data tersebut telah ditafsirkan secara berlebih-lebihan.16 Dr. Don Batten, ahli biologi lainnya, juga menganalisis masalah ini pada tahun 1996 dan menyimpulkan bahwa tingkat kesamaan yang sebenarnya adalah 96,2% dan bukan 98%.17
DNA Manusia Juga Mirip dengan
Milik Cacing, Nyamuk, dan Ayam!
Lebih jauh lagi, protein-protein dasar yang disebutkan di atas adalah molekul teramat penting yang ada pada berbagai makhluk hidup lainnya. Struktur dari jenis protein yang sama, tak hanya pada simpanse, tetapi juga pada makhluk hidup yang sepenuhnya berbeda, sangat mirip dengan yang ada pada manusia.
Misalnya, analisis genetik yang dipublikasikan dalam New Scientist telah mengungkapkan 75% kesamaan antara DNA cacing nematode dan manusia.18 Ini jelas sekali tidak berarti bahwa hanya ada 25% perbedaan antara manusia dan cacing-cacing ini! Menurut rantai silsilah yang dibuat oleh para evolusionis, filum Chordata, di mana manusia tergolong, dan filum Nematoda telah berbeda satu sama lain bahkan sejak 530 juga tahun yang lalu.
Di lain pihak, dalam temuan lain yang juga muncul dalam media lokal, dinyatakan bahwa perbandingan yang dilakukan antara gen lalat buah yang berasal dari spesies Drosofila dan gen manusia menghasilkan kesamaan 60%.19
Pada kasus lain, analisis yang dilakukan terhadap sejumlah protein menunjukkan manusia sebagai berhubungan dekat dengan sejumlah makhluk hidup yang sangat berbeda. Dalam survei yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Cambridge, sejumlah protein dari hewan-hewan penghuni daratan dibandingkan. Yang menakjubkan, dalam hampir semua sampel, manusia dan ayam dipasangkan sebagai kerabat terdekat. Kerabat terdekat selanjutnya adalah buaya.20
Contoh lain yang digunakan oleh para evolusionis tentang “kesamaan genetis antara manusia dan kera” adalah terdapatnya 48 kromosom pada simpanse dan gorila dibandingkan dengan 46 kromosom pada manusia. Para evolusionis memandang kedekatan jumlah kromosom sebagai indikasi dari hubungan evolusioner. Namun, jika logika yang dipakai oleh para evolusionis ini sahih, maka manusia akan mempunyai kerabat yang lebih dekat daripada simpanse, yakni: “kentang”! Karena jumlah kromosom pada kentang sama dengan pada manusia: 46.
Contoh-contoh ini menegaskan bahwa konsep kesamaan genetis tidak merupakan bukti bagi teori evolusi. Ini karena kesamaan genetis tidak sejalan dengan skema evolusioner rekaan, dan sebaliknya, memberikan hasil yang sepenuhnya berlawanan.
Kesamaan Genetis Merusak “Skema Evolusi”
yang Coba untuk Diangkat
Tidak mengejutkan, ketika isu tersebut dievaluasi secara keseluruhan, tampaklah bahwa subjek “kesamaan biokimia” tidak merupakan bukti bagi evolusi, tetapi lebih meninggalkan teori tersebut dalam situasi yang sulit. Dr. Christian Schwabe, peneliti biokimia dari Fakultas Kesehatan South Carolina University, adalah seorang ilmuwan evolusionis yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mencari bukti evolusi dalam domain molekuler. Khususnya ia melakukan riset atas insulin dan protein-protein tipe ralaxin dan mencoba untuk mengembangkan hubungan evolusioner antara makhluk hidup. Namun, ia harus mengakui berkali-kali bahwa ia tidak dapat menemukan bukti apa-apa bagi evolusi pada bagian mana pun dari kajiannya. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah, ia menyebutkan:
Evolusi molekuler akan diterima sebagai metoda unggul bagi paleontologi karena penemuan hubungan evolusioner. Sebagai evolusionis molekuler saya seharusnya berbesar hati. Alih-alih tampaknya membingungkan bahwa banyak terdapat pengecualian pada progresi spesies secara berurutan sebagaimana yang ditentukan oleh homologi molekuler; begitu banyaknya sehingga sebenarnya saya pikir pengecualian, kekhususan, boleh jadi membawa pesan yang lebih penting.21
Berdasarkan temuan-temuan terbaru di bidang biologi molekuler, ahli biokimia terkenal Prof. Michael Denton berkomentar sebagai berikut:
Setiap kelas pada tingkat molekuler adalah unik, terisolasi dan tidak terhubung oleh perantara. Dengan demikian, molekul, seperti fosil, telah gagal menyediakan perantara yang tak terjelaskan yang begitu lama dicari oleh biologi evolusioner…. Pada tingkat molekuler, tidak ada organisme yang “leluhur” atau “primitif” atau “maju” dibandingkan dengan kerabatnya…. Ada sedikit keraguan bahwa jika bukti molekuler ini telah tersedia seabad yang lalu…. Ide evolusi organik mungkin tidak pernah akan diterima.22
Kesamaan Bukanlah Bukti bagi
Evolusi tetapi bagi Penciptaan
Sudah tentu alamiah bagi tubuh manusia untuk memiliki sejumlah kesamaan molekuler dengan makhluk hidup lainnya, karena mereka semua terbuat dari molekul yang sama, mereka semua menggunakan air dan atmosfer yang sama, dan mereka semua mengkonsumsi makanan yang mengandung molekul yang sama. Tentunya, metabolisme mereka dan oleh karena itu, tampilan genetiknya akan saling menyerupai. Ini, bagaimanapun, bukanlah bukti bahwa mereka berevolusi dari nenek moyang yang sama.
“Material yang sama” ini bukanlah hasil dari evolusi tetapi dari “rancangan yang sama”, yaitu, mereka diciptakan dengan perencanaan yang sama.
Hal ini dapat dijelaskan dengan sebuah contoh; semua konstruksi di dunia dilakukan dengan material yang serupa (batu bata, besi, semen, dst.). Ini, bagaimanapun, tidak berarti bahwa bangunan-bangunan ini “berevolusi” dari sesamanya. Mereka dikonstruksi secara terpisah dengan menggunakan material yang sama. Hal serupa juga terjadi pada makhluk hidup.
Kehidupan tidak berasal mula sebagai hasil dari berbagai peristiwa kebetulan yang tak disengaja sebagaimana klaim evolusi, tetapi sebagai hasil dari penciptaan oleh Allah, yang Mahakuasa, pemilik pengetahuan dan kearifan yang tidak terbatas.
Kesimpulan
Sebagai tambahan bagi semua informasi yang telah dirincikan sejauh ini, akan bermanfaat untuk menekankan fakta lain.
Di luar kesamaan luar di antara mereka, kera tidak lebih dekat kepada manusia dibandingkan binatang lain. Lebih dari itu, ketika kecerdasan digunakan sebagai poin perbandingan, lebah, yang menghasilkan keajaiban geometris pada sarangnya, atau laba-laba, yang menghasilkan keajaiban rekayasa pada jaringnya, lebih dekat kepada manusia daripada kera. Kita bahkan dapat katakan bahwa mereka lebih unggul dalam beberapa aspek.
Antara manusia dan kera, betapapun, ada sebuah jurang pemisah yang lebar, yang tak akan pernah didekatkan oleh cerita dongeng. Tetap, seekor kera adalah binatang yang tidak berbeda dari kuda atau anjing dalam hal kesadaran. Manusia, bagaimanapun, adalah makhluk yang memiliki kesadaran dan kehendak, yang dapat berpikir, berbicara, mempertimbangkan, memutuskan, dan menilai. Semua kualitas ini adalah fungsi dari “jiwa” yang dimilikinya. Perbedaan terpenting yang mengakibatkan jurang yang begitu besar antara manusia an makhluk hidup lainnya. Satu-satunya makhluk yang memiliki “jiwa” di alam adalah manusia.
Di dalam Al Quran, kualitas unggul yang dimiliki manusia ini, yang membedakannya dari makhluk hidup lainnya disebutkan sebagai berikut:
Lalu Dia membentuknya….. (QS. As-Sajdah, 21: 9)
KESALAHAN KONSEPSI MATERIALIS-DARWINIS TENTANG PROJEK
GENOM MANUSIA
Dengan pengumuman poin terakhir yang dicapai dalam Projek Genom Manusia, sejumlah badan penerbitan mulai menyampaikan pesan-pesan menyesatkan dan memberi informasi yang salah kepada publik sehingga kebuntuan teori evolusi yang ditemui tidak terungkap lebih jauh.
Sebelumnya, telah disebutkan pesan-pesan menyesatkan yang diberikan para evolusionis tentang “kesamaan genetik” dan dijelaskan bahwa hal ini adalah penafsiran subjektif yang tidak memberikan bukti apa-apa bagi teori evolusi. Subjek yang paling banyak dipromosikan dan disoroti oleh media materialis-Darwinis adalah klaim bahwa penemuan peta gen menunjukkan bahwa takdir yang ditetapkan Tuhan dapat ditantang. Ini merupakan kesalahan konsepsi dan muslihat yang diajukan oleh kalangan tertentu. Pokok berita yang muncul baru-baru ini pada media cetak dan dalam forum diskusi di program televisi memberi kesan indoktrinasi terselubung. Merupakan kesalahan besar untuk menampilkan informasi mengenai projek genom manusia disertai dengan pesan-pesan seperti “Manusia tidak lagi dikalahkan oleh takdirnya.” Padahal sebenarnya, pemetaan gen manusia tidak memiliki relevansi apa-apa dengan perjalanan nasib seseorang.
Perjalanan Nasib Tak Dapat Diubah
Takdir adalah pengetahuan sempurna milik Allah tentang semua peristiwa masa lampau atau masa depan sebagai satu momen tunggal. Kebanyakan manusia mempertanyakan bagaimana Tuhan dapat mengetahui terlebih dahulu berbagai peristiwa yang belum terjadi dan ini membuat mereka gagal memahami fakta dari takdir. Oleh karena itu, masa lalu, masa depan, dan masa sekarang sama saja bagi Tuhan; karena bagi-Nya segala sesuatu telah pada tempatnya dan selesai.
Hal ini benar bagi setiap orang dan setiap kejadian. Misalnya, Tuhan telah menciptakan setiap orang dengan masa hidup tertentu dan saat kematian setiap orang telah ditentukan, sebagaimana tempatnya, waktu dan bentuknya dalam pandangan Tuhan. Jika, di tahun-tahun mendatang, umur seseorang diperpanjang dengan intervensi tepat pada waktunya pada gen, ini tidak akan berarti bahwa kejadian ini mengalahkan takdir seseorang. Artinya sederhana: Allah memberinya hidup yang panjang dan Dia menjadikan perampungan pemetaan gen sebagai jalan bagi hidupnya yang panjang. Penemuan peta gen, bahwa seseorang hidup dalam periode tersebut dan hidupnya diperpanjang dengan sarana ilmiah adalah nasibnya. Semua ditentukan dalam pandangan Allah sebelum orang ini lahir ke dunia.
Begitu pula, seseorang yang penyakit parahnya disembuhkan melalui penemuan yang dilakukan dalam lingkup projek ini juga tidak mengubah nasibnya. Ini karena memang nasibnya untuk sembuh dari penyakitnya dengan bantuan projek ini. Maka dari itu, perampungan projek genom manusia dan fakta bahwa manusia akan sanggup campur tangan pada rancang bangun genetik, tidak berarti menentang nasib yang diciptakan Allah. Sebaliknya, dengan cara ini, kemanusiaan mengikuti perkembangan yang diciptakan Allah baginya, dan menyelidiki serta mengambil manfaat dari informasi yang diciptakan Allah. Jika seseorang hidup selama 120 tahun berkat perkembangan ilmiah ini, hal ini tentulah umur yang telah ditentukan Allah baginya, karenanya ia hidup begitu lama.
Singkatnya, ungkapan seperti “Aku menipu takdirku”, “Aku mengubah nasibku”, atau “Aku campur tangan atas nasibku” adalah konsekuensi dari pengabaian yang disebabkan oleh ketidaktahuan atas fakta tentang takdir. Di lain pihak, bahwa seseorang akan menggunakan ungkapan ini juga telah ditakdirkan sebelumnya; bagaimana, kapan, dan dalam kondisi mana dia akan membuat pernyataan ini, semua ditentukan dalam pandangan Allah.
Mengkloning Manusia atau Makhluk
Hidup Lainnya Bukanlah Menciptakan
Dalam sejumlah terbitan, diduga bahwa dengan kemajuan ilmu genetika, manusia akan dikloning dan karenanya, manusia akan menciptakan manusia. Ini juga, merupakan logika yang menyimpang dan terlalu berlebih-lebihan. Menciptakan artinya membawa sesuatu kepada keberadaan dari ketiadaan, dan perbuatan ini khusus bagi Allah semata. Pembuatan kopi identik dari makhluk hidup melalui pengkopian informasi genetik tidak berarti bahwa makhluk hidup ini diciptakan. Ketika manusia atau makhluk hidup apa pun dikloning, sel-sel suatu makhluk hidup diambil dan dikopi. Namun, tidak pernah satu pun sel hidup tunggal diciptakan dari ketiadaan oleh manusia.
Oleh karena itu, penemuan rancang bangun genetik manusia sama sekali tidak menunjukkan tantangan manusia atas takdirnya, dan tidak akan pernah bisa. Setiap peristiwa, setiap pembicaraan dan perkembangan, semuanya telah ditentukan sebelumnya dalam penglihatan Allah menurut takdir tertentu. Begitu pula perkembangan dan inovasi ilmiah yang akan mereka temukan. Allah adalah Yang Maha Mengetahui dan Maha Meliputi. Fakta bahwa segala sesuatu, besar atau kecil, berlangsung dalam pengetahuan Allah dinyatakan dalam Al Quran sebagai berikut:
(QS. Yunus, 10: 61)
TAMBAHAN: KLAIM FOSIL TERAKHIR DARI TEORI EVOLUSI JUGA
TELAH TINGGAL SEJARAH
Teori evolusi menemui kekalahan yang menghancurkan dalam paleontologi sebagaimana di dalam topik-topik biokimia seperti gen, DNA dan sistem sel. Fosil menunjukkan bahwa spesies mahkluk hidup tidak berevolusi satu sama lain, tetapi diciptakan secara terpisah dengan ciri-ciri spesifik individuil mereka.
Menurut teori evolusi, semua makhluk hidup berasal dari pendahulu. Sebuah spesies yang telah ada sebelumnya lama-kelamaan berubah menjadi spesies lain dan semua spesies muncul dengan cara seperti ini. Menurut teori tersebut, perubahan ini terjadi secara perlahan dalam periode perubahan yang panjang.
Jika demikian halnya, seharusnya banyak “spesies antara” bermunculan dan hidup dalam periode panjang perubahan yang diperkirakan.
Misalnya, mestilah pernah hidup di masa silam sejumlah makhluk separo ikan/ separo reptil yang telah memperoleh beberapa sifat reptil sebagai tambahan atas sifat ikan yang telah mereka miliki. Atau seharusnya telah terdapat sejumlah reptil-burung, yang memperoleh beberapa sifat burung sebagai tambahan atas sifat reptil yang telah mereka miliki. Karena bentuk-bentuk ini berada dalam fase transisi, mereka tentunya merupakan makhluk hidup yang cacat, lumpuh, dan tidak sempurna. Para evolusionis menyebut makhluk-makhluk khayalan ini, yang mereka percayai pernah hidup di masa lampau, sebagai “bentuk-bentuk transisi”.
Jika binatang-binatang seperti itu benar-benar pernah ada, mereka seharusnya ada jutaan dan jutaan lagi jumlah dan variasinya. Darwinisme hancur tepat pada titik ini, karena tidak ada satu pun jejak dari “bentuk transisi antara” khayalan ini.
Fakta ini telah diketahui sejak lama. Namun, para evolusionis berspekulasi pada beberapa fosil, mencoba untuk mengajukan mereka sebagai “bentuk transisi antara” dan menenangkan diri sendiri dengan berkata, “baru beberapa bentuk antara ditemukan sejauh ini, tetapi di masa mendatang semuanya akan digali”. Fosil paling penting yang diajukan sebagai bentuk antara adalah fosil burung yang telah punah 150 juta tahun yang lalu, yang dinamakan Archaeopteryx. Para evolusionis mengklaim bahwa burung ini memiliki sifat-sifat reptil. Meskipun fakta bahwa klaim mereka telah dibantah satu per satu dan telah terbukti bahwa Archaeopteryx bukanlah bentuk transisi antara namun suatu spesies burung yang terbang, mereka dengan putus asa mempertahankan fosil terakhir yang mereka punyai ini.
“Penemuan Fosil Mengancam Teori Evolusi Burung”
Akhirnya, sebuah fosil yang ditemukan beberapa waktu lalu, secara lugas mencampakkan harapan terakhir dari evolusionis ini. Sebagaimana dikutip dari sumber-sumber evolusionis, sebuah fosil ditemukan dan mengungkapkan bahwa nenek moyang burung kuno bukanlah dinosaurus atau makhluk hidup lain mana pun, melainkan seekor burung.
Berita tentang penemuan ini pertama kali muncul di media dunia pada tanggal 23 Juni 2000, dalam New York Times dengan tajuk “Penemuan Fosil Mengancam Teori Evolusi Burung”. Artikel ini tentang fosil seekor burung yang baru saja digali di Timur Tengah. Jurnal ilmiah terkemuka seperti Science dan Nature dan stasiun televisi BBC yang termasyhur di seantero dunia menyiarkan perkembangan terakhir ini sebagai berikut: “Telah ditemukan bahwa fosil yang digali di Timur Tengah dan diperkirakan telah hidup 220 juta tahun yang lalu, ditutupi oleh bulu, memiliki tulang garpu sama seperti Archaeopteryx dan burung modern, dan terdapat tangkai berongga di dalam bulunya. HAL INI MENGGUGURKAN KLAIM BAHWA ARCHAEOPTERYX ADALAH NENEK MOYANG BURUNG, karena fosil yang ditemukan 75 juta tahun lebih tua daripada Archaeopteryx. Ini berarti SEEKOR BURUNG YANG SEBENARNYA DENGAN SEMUA SIFAT KHASNYA TELAH ADA 75 JUTA TAHUN SEBELUM MAKHLUK YANG DIPERKIRAKAN SEBAGAI NENEK MOYANG BURUNG”.
Tonggak Utama dalam Sejarah Paleontologi
Pengakuan para evolusionis sendiri bahwa Archaeopteryx bukanlah “bentuk transisi antara” yang menjadi bukti bagi evolusi adalah sebuah tonggak penting dalam sejarah paleontologi. Ini karena selama sekitar 150 tahun, Archaeopteryx terus-menerus menjadi yang paling menonjol di antara sangat sedikit dari yang disebut “bentuk transisi antara” yang dapat diajukan para evolusionis. Namun, pintu pelarian ini pun telah tertutup kini, dan dunia paleontologi harus menghadapi kebenaran yang nyata, bahwa tidak ada satu pun fosil yang dapat memberikan bukti bagi evolusi.
Akibatnya jelas. New York Times juga menyetujui fakta itu dan menurunkan tajuk “Penemuan Fosil Mengancam Teori Evolusi Burung”. Ini benar. Sudah tentu, nenek moyang burung adalah burung. Nenek moyang ikan adalah ikan, nenek moyang kuda adalah kuda, nenek moyang kanguru adalah kanguru, dan nenek moyang manusia adalah manusia. Dengan kata lain, semua kelas makhluk hidup yang berbeda muncul dalam bentuk sempurna dan spesifik yang mereka miliki saat ini. Dengan kata lain, mereka diciptakan oleh Tuhan.
Perlawanan konservatif yang ditunjukkan para evolusionis terhadap fakta nyata ini sekarang telah kehilangan landasan terakhirnya.
TEKS GAMBAR: Hlm. 7: DNA, yang ditemukan di dalam nukleus dari 100 triliun sel di dalam tubuh kita, mengandung rancang bangun lengkap dari tubuh manusia. Nyatalah bahwa molekul yang begitu kompleks tidak mungkin terbentuk oleh peristiwa kebetulan secara spontan, sebagai hasil dari proses evolusi.
Hlm 10: Informasi yang dibutuhkan untuk menentukan rancangan dari semua spesies organisme yang hidup di atas planet ini, yang diperkirakan satu miliar jumlahnya, dapat disimpan di dalam sebuah sendok the dan masih terdapat cukup ruang untuk semua informasi dalam semua buku yang pernah ditulis.
Hlm. 11: sel menyerupai sebuah pabrik besar yang terdiri atas sistem pengantar, pusat penyimpanan informasi, ruangan untuk melakukan proses kimia, pembangkit daya, dan pusat pengepakan. Satu-satunya perbedaan antara sel dan sebuah pabrik adalah ukuran sel yang mikroskopis.
Hlm 14: Struktur kompleks sebuah sel hidup tidak dikenal pada masa Darwin dan pada waktu itu, menganggap kehidupan berasal dari “peristiwa-peristiwa kebetulan dan kondisi-kondisi alamiah” dianggap para evolusionis cukup meyakinkan. Namun, probabilitas pembentukan sebuah sel secara kebetulan adalah seperti kemungkinan pencetakan sebuah buku karena sebuah ledakan di percetakan. Artinya, tidak mungkin sel muncul melalui peristiwa kebetulan dan karenanya, ia tentunya telah “diciptakan”.
Hlm 17: Setiap orang di dunia adalah unik – secara biokimiawi dan fisik – berkat sebuah molekul yang menakjubkan (DNA), yang mengandung tiga miliar susunan kata perintah biokimiawi untuk membangun seorang manusia dari ketiadaan.
Hlm 19: Probabilitas pembentukan secara kebetulan dari kode pada sebuah protein rata-rata di dalam tubuh manusia di dalam DNA dengan sendirinya adalah 10600. Kita dapat menuliskan bilangan ini yang terbentuk dengan meletakkan 600 angka nol setelah angka 1 sebagai berikut:
10600 = 1.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000
hlm 21: Molekul DNA yang ditunjukkan di sini tengah dalam proses replikasi, dengan memisah di bagian tengah. Ketika untaian berpisah, masing-masing menarik pasangan-pasangan basa dengan urutan yang sama dengan rangkaian pada setengah lainnya.
NOTES
1 Michael Denton, Evolution:A Theory in Crisis, London: Burnett Books, 1985, hlm. 334.
2 Frank B. Salisbury, "Doubts about the Modern Synthetic Theory of Evolution", American Biology Teacher, September 1971, hlm. 336.
3 Francis Crick, Life Itself: It's Origin and Nature, New York, Simon & Schuster, 1981, hlm. 88.
4 Pierre-P Grassé, Evolution of Living Organisms, New York: Academic Press, 1977, hlm. 103.
5 Douglas R. Hofstadter, Gödel, Escher, Bach: An Eternal Golden Braid, New York, Vintage Books, 1980, hlm. 548
6 Leslie E. Orgel, "The Origin of Life on the Earth", Scientific American, Oktober 1994, vol. 271, hlm. 78.
7 Michael Denton, Evolution: A Theory in Crisis. London: Burnett Books, 1985, hlm. 351.
8 John Horgan, "In the Beginning", Scientific American, vol. 264, Februari 1991, hlm. 119.
9 G.F. Joyce, L. E. Orgel, "Prospects for Understanding the Origin of the RNA World", In the RNA World, New York: Cold Spring Harbor Laboratory Press, 1993, hlm. 13.
10 Jacques Monod, Chance and Necessity, New York: 1971, hlm.143.
11 Leslie E. Orgel, "The Origin of Life on the Earth", Scientific American, Oktober 1994, vol. 271, hlm. 78.
12 Chandra Wickramasinghe, Interview in London Daily Express, 14 Agustus 1981.
13 Werner Gitt, In the Beginning Was Information, CLV, Bielefeld, Jerman, hlm. 107, 141.
14 George C. Williams. The Third Culture: Beyond the Scientific Revolution, New York, Simon & Schuster, 1995, hlm. 42-43
15 Sibley and Ahlquist, Journal of Molecular Evolution, vol. 26, hlm. 99-121
16 Sarich et al. 1989. Cladistics 5:3-32
17 C. E. N. 19(1): 21-22, Desember 1996-Februari 1997
18 New Scientist, 15 Mai 1999, hlm. 27
19 Hürriyet daily, 24 Februari 2000
20 New Scientist, vol. 103, 16 August 1984, hlm. 19
21 Christian Schwabe, "On the Validity of Molecular Evolution", Trends in Biochemical Sciences, Juli 1986
22 Michael Denton, Evolution: A Theory in Crisis. London: Burnett Books, 1985, hlm. 290-291.
Perkembangan sains memperjelas bahwa makhluk hidup memiliki struktur yang luar biasa kompleks dan suatu keteraturan yang terlalu sempurna untuk muncul melalui peristiwa kebetulan. Ini membuktikan fakta bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Pencipta yang Mahakuasa yang memiliki pengetahuan tanpa banding. Baru-baru ini, misalnya, dengan tersingkapnya struktur sempurna dalam gen manusia yang menjadi isu yang menonjol karena Projek Genom, penciptaan yang unik dari Tuhan telah terungkap sekali lagi untuk kita semua.
Dari AS hingga Cina, ilmuwan dari seluruh penjuru dunia telah memberikan upaya terbaik mereka untuk menguraikan 3 miliar huruf kimiawi di dalam DNA dan menentukan urutannya. Sebagai hasilnya, 85% dari data yang terkandung dalam DNA manusia dapat diurutkan dengan tepat. Walaupun ini merupakan perkembangan yang sangat menarik dan penting, sebagaimana dinyatakan Dr. Francis Collins, pimpinan Projek Genom Manusia, sebegitu jauh ini baru langkah pertama dalam upaya menguraikan informasi di dalam DNA.
Agar dapat memahami mengapa penguraian informasi ini berjalan begitu lama, kita harus memahami sifat dari informasi yang tersimpan di dalam DNA.
Dunia DNA yang Penuh Rahasia
Dalam pembuatan atau pengelolaan produk atau pabrik teknologi, sarana yang paling banyak digunakan adalah pengalaman dan akumulasi pengetahuan yang diperoleh manusia selama berabad-abad. Pengetahuan dan pengalaman penting yang dibutuhkan untuk membangun tubuh manusia, ‘pabrik’ paling maju dan canggih di muka bumi, tersimpan di dalam DNA. Poin penting untuk diperhatikan di sini adalah bahwa DNA telah senantiasa ada semenjak manusia pertama dengan semua kesempurnaan dan kompleksitasnya. Sebagaimana dapat dibaca pada baris-baris di bawah, Anda juga akan melihat dengan jelas betapa tidak masuk akalnya untuk mengklaim, sebagaimana para evolusionis, bahwa molekul seperti itu, dengan semua struktur dan sifatnya yang menakjubkan, berasal mula dari peristiwa kebetulan.
DNA terlindung dengan baiknya di dalam nukleus (inti sel) yang berada di pusat sel. Jika diingat bahwa sel-sel manusia – terhitung lebih dari 100 miliar – memiliki diameter rata-rata 10 mikron (satu mikron adalah 10-6 m.), kecilnya wilayah yang dibicarakan akan dipahami lebih baik. Molekul yang menakjubkan ini merupakan bukti nyata dari kesempurnaan dan sifat luar biasa dari seni penciptaan oleh Allah. Begitu luar biasanya sehingga suatu cabang sains khusus dibuat untuk mendalami rahasia molekul ini., yang masih banyak tersembunyi. Nama cabang sains ini adalah “Genetika”. Dikenal sebagai sains abad ke-21, genetika masih dalam fase merangkak, sejauh berbicara tentang menyelesaikan misteri DNA, walaupun semua sarana teknologi telah digunakan.
Kehidupan di Dalam Nukleus
Jika kita membandingkan tubuh manusia dengan sebuah bangunan, perencanaan dan projek lengkapnya hingga ke detail terhalus ada di DNA, yang terletak di inti setiap sel. Semua tahap perkembangan manusia dalam rahim ibu dan setelah kelahiran berlangsung dalam kerangka program yang telah ditentukan sebelumnya. Penataan sempurna dalam perkembangan manusia ini dinyatakan sebagai berikut dalam Al Quran:
“Apakah .. (QS. Al Qiyamah, 36-38)
Tepat pada fase di mana sel telur yang baru saja dibuahi di dalam rahim ibu, semua karakteristik yang akan kita miliki di kemudian hari telah ditentukan dalam takdir tertentu dan dikodekan di dalam DNA kita dalam suatu bentuk yang teratur. Semua ciri kita, seperti tinggi badan, warna kulit, golongan darah, bentuk wajah yang akan kita miliki ketika berumur tiga puluhan dikodekan di dalam inti sel awal kita tiga puluh tahun dan sembilan bulan sebelumnya, sejak saat pembuahan.
Bentuk informasi di dalam DNA tidak hanya menentukan oleh sifat-sifat fisik yang di atas; ia juga mengendalikan ribuan operasi dan sistem lainnya yang berjalan di dalam sel dan tubuh. Misalnya, bahkan tinggi rendah atau normalnya tekanan darah seseorang tergantung pada informasi yang tersimpan di dalam DNA.
Ensiklopedia yang Amat Besar di Dalam Sel Manusia
Informasi yang tersimpan di dalam DNA sedikit pun tidak boleh dianggap enteng. Walaupun sukar untuk dipercaya, dalam sebuah molekul DNA tunggal milik manusia, terdapat cukup informasi untuk mengisi tepat sejuta halaman ensiklopedia. Coba pikirkan; tepat 1000.000 halaman ensiklopedia…. inti dari setiap sel mengandung sebanyak itu informasi, yang digunakan untuk mengendalikan fungsi tubuh manusia. Sebagai analogi, kita dapat katakan bahwa bahkan Ensiklopedia Britannica yang banyaknya 23 jilid, salah satu ensiklopedia terbesar di dunia, memiliki 25.000 halaman. Jadi, di hadapan kita terbentang sebuah fakta yang menakjubkan. Di dalam sebuah molekul yang ditemukan di dalam inti sel, yang jauh lebih kecil dari sel berukuran mikroskopis tempatnya berada, terdapat gudang penyimpanan data yang 40 kali lebih besar daripada ensiklopedia terbesar di dunia yang menyimpang jutaan pokok informasi. Ini sama dengan 920 jilid ensiklopedia besar yang unik dan tidak ada bandingannya di dunia. Riset menemukan bahwa ensiklopedia besar ini diperkirakan mengandung 5 miliar potongan informasi yang berbeda. Jika satu potong informasi yang ada di dalam gen manusia akan dibaca setiap detik, tanpa henti, sepanjang waktu, akan dibutuhkan 100 tahun sebelum proses selesai. Jika kita bayangkan bahwa informasi di dalam DNA dijadikan bentuk buku, lalu buku-buku ini ditumpuk, maka tingginya akan mencapai 70 meter.
Mari kita ulangi kembali dua kata yang barusan disebutkan di atas; ‘menyimpan informasi’….
Kita harus berhenti di sini dan memikirkan dua kata yang kita ucapkan dengan begitu mudahnya. Mudah untuk mengatakan bahwa sebuah sel mengandung miliaran potongan informasi. Namun, ini sama sekali bukan detail yang dapat begitu saja di disingkirkan sebagai sebuah ucapan. Ini karena yang kita bicarakan di sini bukanlah sebuah komputer atau perpustakaan, tetapi hanya sebuah kubus yang 100 kali lebih kecil dari satu millimeter, yang hanya terbuat dari protein, lemak, dan molekul air. Merupakan keajaiban yang luar biasa mencengangkan bagi sepotong teramat kecil daging untuk mengandung dan menyimpan sekeping saja – apalagi jutaan – informasi.
Di era modern, manusia menggunakan komputer untuk menyimpan informasi. Teknologi komputer dewasa ini dianggap sebagai teknologi tercanggih yang membuka jalan menuju semua teknologi lainnya. Jumlah informasi yang 20 tahun silam mungkin disimpan dalam sebuah komputer seukuran kamar, hari ini dapat disimpan dalam “mikrocip” kecil, namun begitu teknologi mutakhir yang dihasilkan oleh kecerdasan manusia setelah berabad-abad akumulasi teknologi dan bertahun-tahun kerja keras masih jauh dari mencapai kapasitas penyimpanan informasi milik sebuah inti sel. Kami kira, perbandingan berikut akan memadai untuk memberi gambaran kecilnya DNA, yang memiliki kapasitas yang demikian hebat.
Informasi yang dibutuhkan untuk menspesifikasi desain dari semua spesies organisme yang pernah ada di planet ini, jumlah yang menurut G.G. Simpson adalah sekitar satu miliar, dapat disimpan dalam satu sendok the dan masih akan cukup tempat bagi semua informasi dalam seluruh buku yang pernah ditulis.1
Bagaimana sebuah rantai yang kasat mata, terbuat dari atom-atom yang tersusun bersisian, dengan diameter seukuran sepersemiliar millimeter, memiliki memori dan kapasitas informasi sedemikian? Dan juga menambahkan hal berikut kepada pertanyaan: Kalau masing-masing dari 100 miliar sel di dalam tubuh Anda hapal sejuta halaman informasi, berapa halaman ensiklopedia yang Anda dapat ingat, sebagai seorang manusia yang cerdas dan berkesadaran, sepanjang hidup anda?
Kearifan Dalam Sel
Dalam hal ini, Anda harus mengakui bahwa sel mana pun pada lambung atau telinga anda jauh lebih terpelajar dari Anda, dan karena sel itu menggunakan informasi ini dengan cara yang paling benar dan sempurna, ia lebih arif dari Anda.
Lalu, apa yang menjadi sumber dari kearifan ini? Bagaimana mungkin setiap dari 100 miliar sel dalam tubuh anda dapat memiliki kearifan yang begitu luar biasa? Mereka semua, bagaimanapun, adalah tumpukan atom, dan tidak berkesadaran. Ambillah atom-atom dari semua unsur, gabungkan mereka dalam bentuk dan jumlah yang berbeda, hasilkan molekul-molekul yang berbeda, tetap, Anda tidak akan pernah bisa menghasilkan kearifan. Tidak masalah apakah molekul-molekul ini kecil atau besar, sederhana atau kompleks. Anda tidak akan pernah bisa menghasilkan sebuah pikiran yang secara sadar akan mengorganisir suatu proses dan menyelesaikannya.
Lalu bagaimana mungkin DNA, yang terbangun dari susunan sejumlah tertentu atom-atom yang tak berkesadaran dalam rangkaian tertentu, dan enzim-enzim, yang bekerja secara harmonis, mampu menyelesaikan banyak pekerjaan dan mengorganisir operasi yang rumit dan bermacam-macam di dalam sel secara sempurna dan lengkap? Jawabannya sangat sederhana; kearifan tidak berada di dalam molekul-molekul ini atau di dalam sel yang memuatnya, tetapi pada Diri yang telah mencipta molekul-molekul ini, dengan memrogram mereka untuk berfungsi sedemikian.
Pendeknya, kearifan hadir tidak pada karya itu sendiri, tetapi pada pencipta karya tersebut. Bahkan komputer yang paling maju merupakan hasil dari suatu kearifan dan kecerdasan yang telah menuliskan dan memasang program-program untuk mengoperasikannya, dan kemudian menggunakannya. Begitu pula, sel, DNA dan RNA di dalamnya, dan manusia yang terbuat dari sel-sel ini tidak lain dari karya Dia yang menciptakan mereka dan apa yang mereka lakukan. Betapa pun sempurna, lengkap dan memesona karya tersebut, kebijaksanaan selalu ada pada sang pemilik karya.
Suatu hari, jika Anda menemukan sebuah disket di atas meja di laboratorium komputer, dan setelah memeriksanya, mendapatinya mengandung miliaran informasi tentang anda, pertanyaan pertama yang akan melintas di pikiran Anda tentunya siapa yang telah menuliskan potongan-potongan informasi ini dan mengapa.
Jadi, mengapa kita tidak ajukan pertanyaan yang sama tentang sel? Jika informasi di dalam disket ditulis oleh seseorang, lalu dengannya DNA, yang memiliki teknologi yang jauh lebih unggul dan maju, dirancang dengan cara yang amat sempurna, diciptakan, dan ditempatkan di dalam sel yang sangat kecil itu, yang juga merupakan keajaiban lain. Di samping dia tidak kehilangan sifatnya yang mana pun selama ribuan tahun sampai hari ini. (Ingatlah bahwa otak manusia yang membuat disket dan menyimpan data di dalamnya, juga terbuat dari sel-sel ini.) Apa lagi yang lebih penting bagi Anda daripada pertanyaan: oleh siapa dan mengapa sel-sel ini – yang berfungsi tanpa henti bagi Anda untuk membaca baris-baris tulisan ini, melihat, bernapas, berpikir, singkatnya, untuk ada dan bertahan hidup – diciptakan?
Tidakkah jawaban atas pertanyaan ini yang mestinya, dalam kehidupan, paling banyak anda pikirkan?
Beberapa Contoh Lagi
Ini adalah metoda yang dikenal luas: Mereka yang melakukan perjalanan, lalu terdampar di suatu tempat yang terisolir karena pesawatnya jatuh, menggambar sebuah ‘X’ besar untuk menunjukkan lokasi mereka kepada tim penolong yang mencari mereka dari udara. Dengan menggunakan barang-barang mereka, atau benda-benda yang mereka kumpulkan, mereka membuat tanda besar berbentuk silang. Dengan cara ini, tim penolong yang berusaha mencari dari udara, melihat tanda ini, yang merupakan “produk kebijaksanaan” dan mengerti bahwa di sana ada makhluk hidup yang berkesadaran, yakni, ada manusia di tempat itu.
Saat berkendara di jalan raya luar kota, anda kadangkala melihat tulisan yang terbuat dari batu-batu putih di lereng bukit, semisal: “Teguh Beriman”. Bagaimana tulisan ini terbentuk di bukit itu sangat jelas. Umumnya, ada unit pemerintah daerah di sekitar situ dan mereka membuat tulisan itu dengan batu-batu putih di bukit.
Nah, mungkinkah ada orang yang datang dan mengatakan bahwa tulisan-tulisan itu tidak dibuat oleh pikiran sadar, dalam hal ini para tentara, dan alih-alih terbentuk secara kebetulan? Mungkinkah ada orang yang mengatakan bahwa “Batu-batu itu tersusun bersisian secara kebetulan saat bergulingan dari bukit dan menyusun kalimat ‘Teguh Beriman’.”?
Atau jika seorang ‘ilmuwan’ datang dan berkata “Terdapat miliaran batu di dunia ini dan mereka bergulingan selama jutaan tahun, jadi mungkin saja sebagian dari batu-batu tersebut bergabung bersama secara kebetulan membuat kalimat yang bermakna”, tidakkah ia akan ditertawakan bahkan oleh anak-anak sekalipun? Sebagai tambahan, jika dia menggunakan gaya ilmiah, membuat sejumlah penjelasan ilmiah dan mengemukakan beberapa perhitungan probabilitas, masihkah setiap orang akan meragukan kewarasannya lebih jauh?
Ide utama yang ingin diberikan dengan contoh ini adalah: jika terdapat tanda sedikit saja dari sesuatu yang direncanakan di suatu tempat, sudah tentu ada jejak dari pemilik kebijaksanaan di sana. Tidak ada produk dari kebijaksanaan terbentuk secara kebetulan. Jika Anda menggulingkan batu-batu putih ke bawah gunung miliaran kali, Anda tidak akan pernah menghasilkan sekadar huruf ‘T’ yang memadai, jangankan sebuah frasa seperti “Teguh Beriman”. Jika terdapat sebuah huruf di mana pun, setiap orang setuju bahwa huruf itu ditulis oleh seseorang. Tidak ada huruf tanpa penulis.
Tubuh manusia miliaran kali lebih kompleks dari frasa “Teguh Beriman”, dan nyata-nyata mustahil bagi struktur kompleks ini untuk terbentuk dengan sendirinya, atau oleh “kebetulan” semata, Karenanya, terdapat Pencipta yang telah merencanakan dan merancang baik manusia dan selnya dan DNA-nya secara brilian dan sempurna. Mengklaim sebaliknya adalah tindakan yang sangat tidak bijaksana, dan lebih jauh lagi, merupakan ketidaktulusan dan kesombongan yang terbesar. Hal ini merupakan penghinaan terhadap pemilik kebijaksanaan dan kekuasaan itu.
Namun bagaimanapun, banyak orang, yang siap sedia mengatakan bahwa mustahil batu-batu tersusun sendiri dan membentuk walau hanya tiga kata dasar, akan mendengarkan tanpa protes kebohongan bahwa “peristiwa kebetulan” telah membuat miliaran atom bergabung satu demi satu dalam urutan yang terencana dan membentuk molekul seperti DNA, yang melaksanakan tugas yang begitu super-kompleks. Ini bagaikan seorang yang dihipnotis hingga tunduk dan menerima begitu saja perkataan penghipnotisnya bahwa ia adalah sebuah pintu, pohon, atau seekor cicak….
Bahasa Ensiklopedia DNA
Kehidupan masyarakat didasarkan atas alur informasi, dan komunikasi. Alat yang paling penting dalam alur informasi antarindividu dan generasi adalah bahasa. Bahasa diwakili oleh kode-kode tertentu, yakni huruf-huruf. Bahasa Inggris adalah bahasa yang tersusun dari 26 huruf atau dapat kita katakan, 26 kode. Kode-kode ini membentuk kata-kata dan kata-kata kemudian membentuk kalimat-kalimat. Alur dan penyimpanan informasi diwujudkan dengan kode-kode ini.
Bahasa di dalam sel serupa dengan ini. Semua sifat fisik manusia disimpan di dalam inti sel dengan dikodekan oleh bahasa ini, dan dapat digunakan oleh sel kembali dengan bahasa ini. Bahasa ini dimiliki molekul utama, yang disebut DNA. Bahasa DNA tersusun dari 4 huruf; A, T, G, dan C. Setiap huruf mewakili satu dari empat basa khusus yang disebut ‘nukleotida’. Jutaan basa ini berbaris dalam sebuah rangkaian yang bermakna dan membentuk molekul DNA.
Begitulah informasi di dalam bank data pada molekul disimpan. Sementara kita menguraikan sistem pengkodean dalam gudang data ini, kita akan terus menggunakan analogi huruf ini untuk molekul asam nukleat yang membentuk DNA. Huruf-huruf ini bersesuaian dua-dua membentuk sebuah pasangan basa. Pasangan basa ini bertumpuk di atas pasangan lainnya membentuk gen. Masing-masing gen, yang terdiri dari satu bagian molekul DNA, menentukan sifat tertentu dari tubuh manusia. Tak terhitung banyaknya ciri seperti tinggi badan, warna mata, materi dan bentuk hidung, mata, dan tengkorak dibentuk oleh perintah gen yang terkait. Kita dapat membandingkan setiap gen ini dengan halaman sebuah buku. Pada halaman itu terdapat naskah yang tersusun dari huruf A – T – G – C.
Terdapat kurang lebih 200.000 gen di dalam DNA sel manusia. Setiap gen tersusun dari rangkaian nukleotida khusus, jumlah yang berkisar antara 1000 dan 186.000 sesuai tipe protein yang berhubungan. Gen-gen ini menyimpan kode dari hampir 200.000 protein yang berfungsi di dalam tubuh manusia dan mengendalikan produksi protein-protein ini.
Informasi yang tersimpan di dalam 200.000 gen ini baru merupakan 3% dari keseluruhan informasi di dalam DNA. Sisanya yang 97% masih tetap menyimpan misterinya hingga kini. Kajian terakhir menunjukkan bahwa 97% bagian tak dikenal ini termasuk informasi vital tentang kelangsungan hidup sel dan mekanisme yang mengendalikan aktivitas teramat kompleks di dalam tubuh. Namun perjalanan masih teramat panjang.
Gen-gen berada di dalam kromosom. Ada 46 kromosom di dalam inti setiap sel manusia (kecuali pada sel-sel reproduksi). Jika kita bandingkan setiap kromosom dengan sebuah jilid buku yang terdiri dari hlaman-halaman gen, kita dapat katakan bahwa di dalam sel terdapat “ensiklopedia sel” sebanyak 46 jilid, yang meliputi seluruh karakteristik manusia. Dengan mengingat contoh ensiklopedia barusan, ensiklopedia sel ini sebanding dengan pengetahuan yang terkandung dalam 920 jilid ‘Ensiklopedia Britannica’.
Urutan huruf-huruf di dalam DNA setiap manusia berbeda. Inilah alasan mendasar mengapa miliaran orang yang pernah hidup di muka bumi tampak berbeda satu sama lain. Struktur dan fungsi dasar organ-organ sama pada setiap orang. Namun, setiap orang diciptakan begitu mendetail dan khusus dengan perbedaan yang demikian halus sehingga walau semua orang diciptakan dari pembelahan sebuah sel tunggal dan memiliki struktur dasar yang sama, miliaran manusia yang berbeda telah muncul.
Semua organ di dalam tubuh dibangun dengan sebuah perencanaan yang digariskan oleh gen kita. Sebagai contoh, menurut peta gen yang dirampungkan oleh para ilmuwan, di dalam tubuh manusia, kulit dikendalikan oleh 2.559 gen, otak oleh 29.930 gen, mata oleh 1.794 gen, kelenjar ludah oleh 186 gen, jantung oleh 6.216 gen, dada oleh 4.001 gen, paru-paru oleh 11.581 gen, hati oleh 2.309 gen, usus oleh 3.838 gen, otot kerangka oleh 1.911 gen, dan sel-sel darah oleh 22.902 gen.
Urutan huruf di dalam DNA menentukan struktur seorang manusia hingga bagian terkecil. Selain ciri seperti tinggi badan, mata, rambut, dan warna kulit, sebuah sel tunggal DNA juga mengandung rancangan dari 206 tulang, 600 otot, jaringan 10.000 otot pendengaran, jaringan 2 juta saraf penglihatan, 100 miliar sel saraf, dan 100 triliun sel di dalam tubuh.
Sekarang mari kita berpikir dengan informasi di atas: Karena tak sebuah huruf pun dapat terbentuk tanpa ada penulisnya, bagaimana miliaran huruf di dalam sel manusia berasal mula? Bagaimana huruf-huruf ini berbaris dalam rangkaian yang bermakna sehingga membentuk perencanaan unik seperti tubuh yang sempurna dan kompleks? Jika terjadi kerusakan pada urutan huruf-huruf ini Anda mungkin akan mempunyai telinga di perut atau mata di tumit. Anda mungkin akan lahir dengan tangan menempel di punggung, dan hidup sebagai makhluk aneh. Rahasia kehidupan Anda sekarang ini sebagai manusia sepantasnya terletak pada rangkaian ‘sempurna’ dari miliaran huruf pada ensiklopedia 46 jilid di dalam DNA Anda.
DNA Menentang Peristiwa Kebetulan
Saat ini matematika telah membuktikan bahwa peristiwa kebetulan tidak dapat berperan pada pembentukan informasi yang dikodekan di dalam DNA, jangankan pada molekul DNA yang terbuat dari jutaan pasangan basa. Probabilitas pembentukan secara kebetulan satu gen saja dari 200.000 gen yang menyusun DNA adalah begitu rendahnya, sehingga disebut mustahil pun masih terlalu lemah. Frank Salisbury, seorang ahli biologi evolusionis, mengemukakan pernyataan berikut tentang “kemustahilan” ini:
Sebuah protein berukuran sedang dapat terdiri dari sekitar 300 asam amino. Gen DNA yang mengatur protein ini bisa memiliki 1000 nukleotida pada rantainya. Karena ada empat jenis nukleotida dalam sebuah rantai DNA, satu rantai dengan 1000 nukleotida dapat tersusun dalam 41000 bentuk. Dengan menggunakan sedikit ilmu aljabar (logaritma), kita dapat melihat bahwa 41000 = 10600. Sepuluh dikali sepuluh sebanyak 600 kali menghasilkan angka 1 yang diikuti 600 angka nol! Suatu angka di luar kemampuan pemahaman kita.
Dengan kata lain, bahkan jika kita asumsikan bahwa semua nukleotida yang dibutuhkan ada pada sebuah medium, dan bahwa semua molekul kompleks dan enzim untuk menggabungkan mereka tersedia, kemungkinan bagi nukleotida ini tersusun dalam urutan yang diinginkan adalah 1 banding 41000, atau 1 banding 10600. Singkatnya, probabilitas dari pembentukan secara kebetulan dari kode sebuah protein rata-rata dalam tubuh manusia pada DNA dengan sendirinya adalah 1 banding 1 diikuti oleh 600 angka nol. Ini bahkan berada di luar bilangan astronomis, yang pada praktiknya berarti probabilitas ‘nol’. Artinya, urutan sedemikian pastilah berada di bawah kendali dan pengetahuan dari kekuatan yang sadar dan bijaksana. Probabilitas hal ini terjadi melalui “kecelakaan”, “untung-untungan”, atau “peristiwa kebetulan” adalah nol.
Coba pikirkan buku yang sekarang tengah Anda baca. Bagaimana pendapat Anda tentang seseorang yang mengklaim bahwa huruf-huruf (dengan menggunakan stempel cetak untuk setiap hurufnya) berkumpul secara kebetulan dengan sendirinya untuk membentuk tulisan ini? Nyata sekali bahwa ia ditulis oleh seorang yang memiliki kecerdasan dan kesadaran. Ini tidak berbeda dengan DNA.
Francis Crick, ahli biokimia yang menemukan struktur DNA, meraih hadiah Nobel berkat risetnya dalam subjek ini. Crick, seorang evolusionis yang bersemangat, menyatakan pendapat ilmiah berikut dalam buku yang ditulisnya setelah mengakui struktur DNA yang menakjubkan: “Seorang jujur yang dibekali ilmu pengetahuan masa kini, hanya dapat menyatakan bahwa asal usul kehidupan hampir seperti suatu keajaiban.” 3 Bahkan dalam pandangan Crick, salah seorang pakar terbesar mengenai DNA, kehidupan tidak dapat bermula di dunia secara spontan.
Data di dalam DNA, yang terbentuk dari 5 juta huruf, tersusun dari rangkaian huruf A-T-G-C yang khusus dan bermakna. Namun, tidak boleh terjadi satu pun kesalahan huruf pada rangkaian ini. Kata yang salah eja atau kesalahan huruf dalam ensiklopedia mungkin saja diabaikan dan dikesampingkan. Ia bahkan tidak akan teperhatikan. Namun, satu saja kesalahan dalam pasangan basa DNA, seperti kesalahan kode huruf pada pasangan basa ke-1.719.348.632, akan berakibat amat buruk pada sel, dan karenanya pada individunya sendiri. Misalnya, hemofilia (leukemia anak) adalah akibat dari pengkodean yang keliru seperti itu.
Sebenarnya, tidak tepat jika hal ini disebut “pengkodean yang keliru”, karena seperti segala sesuatu yang ada, DNA manusia, juga diciptakan oleh Allah dan bahkan kesalahan yang jarang terjadi dikarenakan suatu sebab tersembunyi (tujuan ilahiah). Kesalahan pengkodean yang menyebabkan kanker adalah suatu penyakit yang diciptakan secara khusus. Ia diciptakan secara khusus untuk suatu sebab tersembunyi yang tertentu untuk menunjukkan kepada manusia kelemahan dan ketidakmampuannya sendiri, mengingatkannya akan berbagai keseimbangan yang halus di mana penciptaan manusia tergantung, dan kesulitan apa yang mungkin dihadapinya jika terjadi gangguan paling ringan pun terhadap keseimbangan ini.
Replikasi Diri pada DNA
Sebagaimana diketahui, sel berkembang biak dengan membelah diri. Sementara tubuh manusia asalnya terdiri dari sebuah sel tunggal, sel ini membelah dan bereproduksi dengan kelipatan 2-4-8-16-32….
Apa yang terjadi pada DNA pada akhir proses pembelahan? Hanya ada satu rantai DNA di dalam sel. Namun, nyata bahwa sel yang baru terbentuk juga membutuhkan DNA. Untuk mengisi kekosongan ini, DNA merampungkan sebuah rentetan operasi yang menarik, yang setiap tahapnya merupakan keajaiban yang berbeda. Akhirnya, segera sebelum sel membelah, DNA membuat kopi dirinya dan memindahkannya ke sel yang baru.
Pengamatan terhadap pembelahan sel menunjukkan bahwa sel harus mencapai ukuran tertentu sebelum membelah diri. Pada saat ia melewati ukuran tertentu ini, proses pembelahan otomatis dimulai. Sementara bentuk sel mulai semakin mulus sehingga memungkinkan proses pembelahan, DNA mulai mereplikasi diri seperti disebutkan sebelumnya.
Ini berarti sel ‘memutuskan’ untuk membelah sebagai keseluruhan dan bagian-bagian sel yang berbeda mulai bertindak sesuai dengan keputusan pembelahan ini. Sudah jelas sel tidak mempunyai kesadaran untuk melakukan tindakan kolektif sedemikian. Proses pembelahan dimulai dengan suatu perintah rahasia dan keseluruhan sel, terutama DNA bertindak dengan perintah ini.
Pertama, DNA membelah menjadi dua untuk mereplikasi dirinya sendiri. Peristiwa ini terjadi dengan cara yang sangat menarik. Molekul DNA yang menyerupai tangga spiral membagi menjadi dua seperti ritsleting dari tengah anak tangga. Seterusnya, DNA membelah menjadi dua bagian. Belahan yang hilang (replica) dari masing-masing bagian disempurnakan dengan bahan-bahan yang terdapat di sekitarnya. Dengan cara ini, dua molekul DNA baru diproduksi. Dalam setiap tahap operasi, protein ahli yang disebut “enzim” yang berfungsi seperti robot canggih mengambil peran. Walau ini sekilas tampak sederhana, proses-proses antara yang berlangsung selama operasi ini begitu banyak dan begitu rumit sehingga untuk menggambarkan keseluruhan peristiwa ini secara detail akan membutuhkan banyak halaman.
Molekul DNA baru yang muncul selama replikasi diperiksa berulang kali oleh enzim pemeriksa. Jika terjadi kesalahan – yang dapat menjadi sangat vital, ia akan segera diidentifikasi dan diperbaiki. Kode yang keliru dibuang dan digantikan dengan yang benar. Semua proses ini berlangsung dalam kecepatan yang sangat memesonakan sehingga saat 3000 pasangan basa diproduksi dalam satu menit, secara bersamaan semua pasangan diperiksa berulang kali oleh enzim-enzim yang bertanggung jawab dan perbaikan yang dibutuhkan dilakukan.
Dalam molekul DNA yang baru diproduksi, lebih banyak kesalahan yang dapat dilakukan lebih dari normal sebagai akibat faktor luar. Dalam hal ini, ribosom di dalam sel mulai memproduksi enzim-enzim pereparasi DNA sesuai perintah yang diberikan oleh DNA. Dengan demikian, saat DNA melindungi dirinya sendiri, ia juga menjamin kelangsungan generasi.
Sel-sel dilahirkan, mereka bereproduksi dan mati seperti halnya manusia. Namun masa hidup sel jauh lebih pendek daripada kehidupan manusia. Misalnya, kebanyakan sel yang digunakan untuk membentuk tubuh Anda enam bulan yang lalu tidak ada lagi saat ini. Namun, Anda tetap hidup karena mereka telah membelah pada waktunya untuk memberikan tempatnya bagi yang baru. Karena ini, operasi yang sangat kompleks seperti penggandaan sel dan replikasi DNA merupakan proses vital yang tidak dapat menoleransi bahkan sebuah kesalahan kecil sehubungan dengan kehidupan manusia. Namun, proses penggandaan berjalan begitu mulusnya sehingga tingkat kesalahan hanyalah satu dalam tiga miliar pasangan basa. Dan satu kesalahan ini dihapuskan oleh mekanisme kontrol yang lebih tinggi di dalam tubuh tanpa menyebabkan masalah apa pun.
Sepanjang hari, tanpa Anda sadari, begitu banyak operasi dan kontrol dilakukan, banyak pengukuran dilakukan di dalam tubuh Anda dengan cara yang luar biasa kritis dan bertanggung jawab agar Anda dapat menjalani hidup tanpa masalah apa-apa. Allah telah menganugerahkan untuk Anda tak terhitung jumlahnya atom dan molekul, dari yang terbesar hingga yang terkecil, dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, sehingga Anda dapat hidup dengan baik dan sehat. Tidakkah karunia dan rahmat ini sendiri cukup bagi Anda untuk bersyukur? Atau haruskah seseorang menunggu terjadi masalah dalam sistemnya yang sempurna baru ia akan menyadarinya?
Poin paling penting adalah bahwa enzim-enzim yang membantu produksi DNA dan mengontrol komposisinya ini sebenarnya adalah protein yang diproduksi sesuai dengan informasi yang dikodekan di dalam DNA dan di bawah perintah dan kontrol DNA itu sendiri. Sebagaimana DNA harus ada agar enzim tersebut ada, begitu pula halnya enzim tersebut harus ada agar DNA ada, dan di lain pihak, agar keduanya ada sel harus ada secara lengkap, sampai ke membran dan semua organel kompleks yang dikandungnya.
Teori evolusi yang menyatakan bahwa makhluk hidup berevolusi ‘tahap demi tahap’ sebagai akibat dari ‘peristiwa-peristiwa kebetulan yang menguntungkan’ secara eksplisit disangkal oleh paradoks DNA-enzim yang disebutkan di atas. Ini karena baik DNA maupun enzim harus ada pada saat yang bersamaan. Dan ini menunjukkan keberadaan Pencipta yang sadar, yaitu Allah.
Evolusionis Tak Dapat Menjelaskan Bagaimana Informasi di dalam DNA Berasal Mula dan Bagaimana Ia Berbeda dalam Setiap Spesies.
Sementara para evolusionis tidak dapat sama sekali menjelaskan bagaimana DNA berasal mula, masih ada poin lain di mana mereka menghadapi jalan buntu. Bagaimana ikan, reptil, burung, manusia dan sebagainya dapat memiliki DNA yang berbeda dan jenis informasi yang berbeda?
Para evolusionis menjawab pertanyaan itu dengan mengatakan bahwa kandungan informasi dalam DNA berkembang dan mengalami diversifikasi perlahan-lahan melalui peristiwa-peristiwa kebetulan. Peristiwa kebetulan yang mereka rujuk adalah “mutasi”. Mutasi adalah perubahan yang berlangsung di dalam DNA sebagai akibat dari radiasi atau reaksi kimia. Kadangkala radiasi radioaktif terjadi pada rantai DNA dan merusak atau memindahkan beberapa pasangan basa di dalamnya. Menurut para evolusionis, makhluk hidup telah mencapai bentuk mereka yang sempurna sekarang sebagai hasil diversifikasi dari sebuah DNA tunggal karena mutasi-mutasi ini (yakni, kecelakaan).
Untuk menunjukkan bahwa klaim ini tidak masuk akal, mari kita bandingkan sekali lagi DNA dengan sebuah buku. Telah disebutkan sebelumnya bahwa DNA dibuat dari huruf-huruf yang berbaris menyamping seperti dalam sebuah buku. Mutasi adalah seperti kesalahan huruf yang terjadi selama penyusunan buku ini. Jika Anda mau, kita dapat melakukan percobaan mengenai subjek ini. Mari kita mencari sebuah buku tebal tentang sejarah dunia untuk disusun (di-type-setting). Selama penyusunan, mari kita campur tangan beberapa kali dan menyuruh tukang set untuk menekan satu tombol dengan mata tertutup dan secara acak. Kemudian mari kita berikan teks berisi huruf-huruf ini kepada orang lain dan menyuruhnya melakukan hal serupa sekali lagi. Dengan menggunakan metode ini, mari kita minta buku ini disusun dari awal hingga akhir beberapa kali, dengan demikian beberapa kesalahan huruf telah ditambahkan kepada buku ini secara acak beberapa kali….
Mungkinkah buku sejarah ini dikembangkan dengan metode demikian? Misalnya, akankah muncul sebuah bab tambahan berjudul “Sejarah Cina Kuno”, yang sebelumnya tidak ada?
Sudah pasti, kesalahan huruf yang telah kita tambahkan tidak akan membangun buku itu, malahan menghancurkan dan merusak artinya. Semakin banyak kita tambahkan proses penyusunan yang salah, akan semakin berantakan buku kita jadinya.
Namun, klaim teori evolusi adalah bahwa “kesalahan huruf membantu menyusun sebuah buku”. Menurut evolusi, mutasi (kesalahan) yang terjadi pada DNA telah membawa akibat yang menguntungkan dengan mengakumulasi dan melengkapi makhluk hidup dengan organ-organ yang sempurna seperti mata, telinga, sayap, tangan, dan sifat yang berhubungan dengan kesadaran seperti berpikir, belajar dan berakal budi.
Tak dipertanyakan lagi, klaim ini bahkan lebih tak masuk akal daripada contoh penambahan bab “Sejarah Cina Kuno” pada buku sejarah dunia sebagai hasil dari akumulasi kesalahan huruf yang disebutkan di atas. (Lebih jauh lagi tidak ada mekanisme di alam yang menyebabkan mutasi secara teratur seperti contoh tukang set yang membuat kesalahan secara teratur. Mutasi di alam berlangsung jauh lebih jarang daripada kesalahan huruf yang terjadi selama penyusunan sebuah buku.)
Setiap “penjelasan” yang dikemukakan oleh teori evolusi tentang asal usul kehidupan tidak masuk akal dan tidak ilmiah. Salah seorang pakar terkemuka yang membahas persoalan ini adalah ahli zoologi Prancis, Pierre Grassé, mantan ketua Akademi Sains Prancis. Meskipun ia seorang evolusionis, Grassé menyatakan terang-terangan bahwa teori Darwinis tidak dapat menjelaskan kehidupan. Dia juga mengemukakan pendapatnya tentang logika konsep “kebetulan” yang merupakan pilar utama Darwinisme:
Kemunculan mutasi-mutasi secara tepat, yang memungkinkan hewan dan tumbuh memenuhi kebutuhan, merupakan hal yang sukar dipercaya. Namun, teori Darwin menyatakan lebih dari itu: sebatang pohon atau seekor hewan memerlukan beribu-ribu peristiwa kebetulan pada saat yang tepat. Jadi, keajaiban akan berperan di sini: peristiwa-peristiwa dengan peluang mendekati nol tidak boleh gagal untuk terjadi…. Tak ada larangan untuk berkhayal, tetapi sains tidak boleh terjerumus ke dalamnya.4
Memang, teori evolusi, yang mengklaim bahwa materi tak hidup berhimpun dengan sendirinya dan membentuk makhluk hidup dengan sistem yang begitu gemilang seperti DNA, adalah skenario yang sepenuhnya bertentangan dengan sains dan akal sehat. Semua ini membawa kita kepada kesimpulan yang nyata. Karena hidup memiliki perencanaan (DNA) dan semua makhluk hidup dibentuk menurut perencanaan ini, jelaslah bahwa ada Pencipta ulung yang membuat perencanaan ini. Ini dengan mudah berarti bahwa semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Yang Mahakuasa, Mahabijaksana. Allah menyatakan fakta ini di dalam Al Quran seperti berikut:
(QS. Al Hasyr, 59: 24)
Saat ini, apa yang telah dicapai manusia melalui teknologi dapat digambarkan paling jauh sebagai ‘sebuah pendekatan menuju pengertian atas sebuah fragmen kecil dari pengetahuan Allah, sebagaimana ditunjukkan pada DNA manusia’.
Di lain pihak, teori evolusi yang mencoba untuk menjelaskan asal usul kehidupan sebagai rangkaian peristiwa kebetulan, kehilangan semua keabsahannya di hadapan pertanyaan: “Lalu bagaimana DNA berasal mula?”
PERTANYAAN YANG MENGHANCURKAN TEORI EVOLUSI: BAGAIMANA DNA
BERASAL MULA?
Pertanyaan bagaimana molekul yang dirancang secara luar biasa seperti DNA berasal mula adalah salah satu dari ribuan jalan buntu yang dihadapi evolusionis. Karena berusaha keras menjelaskan kehidupan melalui “peristiwa kebetulan”, teori evolusi tidak pernah dapat menjelaskan sumber dari informasi luar biasa yang begitu sempurna dan cermat dikodekan di dalam DNA.
Lebih jauh lagi, pertanyaannya tidak hanya bagaimana rantai DNA bermula. Keberadaan dari rantai DNA itu sendiri, dengan kapasitas informasi yang luar biasa yang dimilikinya, tidak ada artinya jika sendirian. Agar dapat merujuk kepada kehidupan, enzim-enzim yang membaca rantai DNA ini, mengopi mereka dan memproduksi protein, juga harus ada. (Enzim adalah molekul raksasa yang mempunyai fungsi-fungsi tertentu dalam sel yang mereka lakukan dengan kepresisian sebuah robot.)
Gampangnya, agar dapat berbicara tentang kehidupan, baik bank data yang kita sebut DNA, maupun mesin untuk melakukan produksi dengan membaca data pada bank harus ada secara bersamaan.
Yang mengejutkan, enzim itu sendiri, yang membaca DNA dan melaksanakan produksi sesuai dengan itu, diproduksi sesuai dengan kode di dalam DNA. Artinya, ada sebuah pabrik di dalam sel yang membuat banyak jenis produk, dan juga merakit robot dan mesin yang melaksanakan produksi ini. Pertanyaan bagaimana sistem ini – yang tidak akan berguna jika ada kerusakan kecil di mekanismenya yang mana pun – bermula, itu saja sudah cukup untuk menghancurkan teori evolusi.
Evolusionis Jerman Douglas R. Hofstadler, menyatakan keputusasaannya di hadapan pertanyaan ini:
“Bagaimana Kode Genetik, juga mekanisme untuk penerjemahannya (ribosom dan molekul RNA) berawal?” Untuk saat ini, kita terpaksa harus puas dengan rasa takjub dan terpesona, dan bukan dengan sebuah jawaban. 5
Pemuka evolusionis lainnya, ahli biologi molekuler terkenal di dunia, Leslie Orgel, lebih terbuka tentang hal ini:
Sangat tidak mungkin bahwa protein dan asam nukleat, yang masing-masingnya memiliki struktur yang kompleks, muncul secara spontan pada tempat yang sama secara bersamaan. Tetapi tidak mungkin pula ada salah satu tanpa yang lainnya. Karena itu, pada sekilas pandangan pertama, SESEORANG MUNGKIN HARUS MENYATAKAN BAHWA SESUNGGUHNYA KEHIDUPAN TIDAK DAPAT BERASAL MULA SECARA KIMIAWI.6
Mengatakan bahwa “kehidupan tidak mungkin pernah berasal mula secara kimiawi” sama dengan mengatakan bahwa “kehidupan tidak pernah dapat berasal mula dengan sendirinya”. Pengakuan atas kebenaran pernyataan ini menghasilkan kesadaran bahwa kehidupan diciptakan secara sadar. Namun karena alasan-alasan ideologis, para evolusionis tidak mengakui fakta, bukti nyata yang ada di depan mata mereka ini. Untuk menghindar dari mengakui keberadaan Tuhan, mereka mempercayai skenario tidak masuk akal, yaitu kemustahilan yang juga mereka yakini.
Dalam bukunya “Evolution: A Theory in Crisis”, yang membahas ketidakabsahan teori evolusi, seorang ahli biologi molekuler terkenal, Prof. Michael Denton, mengungkapkan kepercayaan tidak masuk akal para Darwinis:
Bagi mereka yang skeptis, gagasan bahwa program genetis organisme tingkat tinggi hampir sama dengan ribuan juta bit informasi, yang ekivalen dengan urutan huruf dalam seribu jilid buku yang memuat beribu-ribu algoritma rumit dalam bentuk kode yang mengendalikan, menentukan dan mengatur pertumbuhan dan perkembangan bermiliar-miliar sel organisme kompleks, murni dihasilkan oleh sebuah proses acak, benar-benar MELECEHKAN AKAL MANUSIA. AKAN TETAPI, GAGASAN TERSEBUT DITERIMA DARWINIS TANPA SEDIKIT PUN KERAGUAN — PARADIGMA INI JUSTRU DIUTAMAKAN! 7
Memang, Darwinisme tidak lain dari kepercayaan yang sepenuhnya tidak masuk akal dan bersifat takhyul. Siapa pun yang berakal sehat akan melihat bukti dari fakta besar itu dengan memperhatikan DNA, atau bagian lain dari alam semesta. Manusia dan semua makhluk hidup diciptakan oleh Allah, Yang Mahakuasa, Rabb dari semesta alam.
“Dunia RNA”
Penemuan pada tahun 1970-an bahwa gas-gas di dalam atmosfer primitif tidak memungkinkan sintesis asam amino, adalah pukulan berat bagi teori evolusi molekuler. Kemudian diakui bahwa “eksperimen atmosfer primitif” oleh evolusionis seperti Miller, Fox dan Ponnamperuma, tidak absah. Untuk itu, pada tahun 1980-an berbagai upaya baru evolusionis diajukan. Hasilnya adalah sebuah skenario yang dinamai “Dunia RNA” yang menyatakan bahwa bukanlah protein yang pertama terbentuk, melainkan molekul RNA yang mengandung informasi tentang protein.
Skenario ini diusulkan tahun 1986 oleh Walter Gilbert, seorang ahli kimia dari Harvard. Menurutnya, miliaran tahun lalu sebuah molekul RNA, yang entah bagaimana dapat melakukan replikasi, terbentuk secara kebetulan. Kemudian, dengan diaktifkan oleh pengaruh lingkungan, RNA ini mulai memproduksi protein. Selanjutnya, informasi tersebut perlu disimpan pada molekul kedua, maka dengan suatu cara terbentuklah molekul DNA.
Karena tersusun dari rangkaian kemustahilan pada setiap tahapnya, skenario yang sukar dibayangkan ini bukannya memberikan penjelasan tentang asal usul kehidupan, malah memperbesar masalah dan menimbulkan banyak pertanyaan tak terselesaikan:
1. Jika mustahil untuk menerangkan pembentukan secara kebetulan satu saja dari banyak nukleotida yang membangun RNA, bagaimana mungkin nukleotida rekaan ini membentuk RNA dengan saling bergabung dalam urutan yang tepat? John Horgan, ahli biologi evolusionis, mengakui kemustahilan ini pembentukan RNA secara kebetulan ini sebagai berikut :
Semakin dekat para peneliti mengkaji konsep dunia RNA, semakin banyak masalah muncul. Bagaimana RNA muncul pertama kali? Di laboratorium, dalam kondisi terbaik sekalipun, RNA dan komponennya sangat sulit disintesis, apalagi dalam kondisi seadanya. 8
2. Bahkan jika kita menganggap RNA terbentuk secara kebetulan, bagaimana mungkin RNA yang hanya terdiri dari rantai nukleotida ini “memutuskan” untuk mereplikasi diri, dan mekanisme apa yang mungkin digunakannya untuk proses itu? Dari mana RNA mendapatkan nukleotida untuk replikasinya? Bahkan, ahli mikrobiologi evolusionis, Gerald Joyce dan Leslie Orgel mengungkapkan keputusasaan atas situasi ini dalam bukunya yang berjudul “In the RNA World”.
Diskusi ini..., dalam suatu artian, telah berfokus pada sebentuk mitos tentang molekul RNA yang bereplikasi diri dan muncul dari sup polinukleotida acak secara mendadak. Hal ini bukan saja tidak realistis di bawah pemahaman kita saat ini tentang kimia prebiotik, bahkan ia seharusnya menyaring kepercayaan yang terlalu mudah dari pandangan optimis tentang potensi katalitis RNA.9
3. Bahkan jika kita menganggap bahwa di bumi purba ada RNA yang dapat mereplikasi diri, seluruh asam amino siap pakai tersedia dan semua yang mustahil ini terjadi, situasi ini tidak berakhir dengan pembentukan satu molekul protein pun. Hal ini karena RNA hanya mengandung informasi mengenai struktur protein, sedangkan asam amino hanya bahan mentah. Bagaimanapun, tidak ada mekanisme untuk memproduksi protein. Anggapan bahwa kehadiran RNA sudah cukup untuk produksi protein adalah sama tidak masuk akalnya dengan mengharapkan sebuah mobil dapat merakit diri sendiri hanya dengan melemparkan secarik kertas yang berisi rancangannya ke atas tumpukan ribuan onderdil mobil. Dalam kasus ini, juga tidak ada produksi karena tidak ada pabrik atau pekerja yang terlibat dalam proses.
Protein diproduksi oleh ribosom dengan bantuan berbagai enzim, dan merupakan hasil dari berbagai proses yang sangat kompleks di dalam sel. Ribosom sendiri adalah organel sel yang kompleks dan terbuat dari protein. Jadi, situasi ini juga menimbulkan asumsi tidak masuk akal lainnya bahwa ribosom pun muncul secara kebetulan pada saat yang sama. Bahkan pemenang Hadiah Nobel, Jacques Monod, seorang pembela teori evolusi yang fanatik, menjelaskan bahwa sintesis protein tidak bisa dianggap proses remeh yang hanya bergantung pada informasi dalam asam nukleat:
Kode DNA tidak berarti jika tidak diterjemahkan. Perangkat penerjemah modern sel-sel ini terdiri dari paling sedikit lima puluh komponen makromolekuler yang juga dikode dalam DNA: kode-kode ini tidak dapat diterjemahkan kecuali oleh hasil penerjemahannya sendiri. Ini sesuai dengan ungkapan omne vivum ex ovo (ayam atau telur yang lebih dulu). Kapan dan bagaimana lingkaran ini berujung? Ini sangat sulit untuk dibayangkan.30
Bagaimana sebuah rantai RNA di bumi purba dapat mengambil keputusan seperti itu? Dan bagaimana ia merealisasikan produksi protein dengan melakukan sendiri pekerjaan 50 partikel terspesialisasi? Evolusionis tidak bisa menjawab pertanyaan ini.
Dr. Leslie Orgel, seorang rekanan Stanley Miller dan Francis Crick dari Universitas San Diego California, menggunakan istilah “skenario” untuk kemungkinan “asal usul kehidupan melalui dunia RNA”. Orgel menggambarkan sifat-sifat yang harus dimiliki RNA berikut kemustahilannya dalam artikelnya “The Origin of Life” yang dimuat dalam American Scientist pada bulan Oktober 1994 :
Jika kita amati, skenario ini mungkin saja terjadi jika RNA prebiotik memiliki dua sifat yang tidak dimilikinya sekarang: kemampuan untuk bereplikasi tanpa bantuan protein dan kemampuan untuk mengkatalisasi setiap tahap sintesis protein. 11
Cukup jelas kiranya, mengharapkan dua kemampuan yang kompleks dan luar biasa mendasar ini pada molekul seperti RNA hanya mungkin oleh daya imajinasi dan pandangan seorang evolusionis. Di lain pihak, fakta-fakta ilmiah konkret menunjukkan secara eksplisit bahwa tesis “Dunia RNA”, yang diajukan sebagai model baru pembentukan kehidupan, juga merupakan dongeng yang tidak masuk akal.
Pengakuan Para Evolusionis
Perhitungan probabilitas menunjukkan dengan jelas bahwa molekul kompleks seperti protein dan asam nukleat (RNA dan DNA) tidak pernah dapat terbentuk secara kebetulan, secara independen satu terhadap yang lain. Walaupun demikian, evolusionis harus menghadapi masalah yang lebih besar bahwa semua molekul kompleks tersebut harus muncul secara bersamaan agar kehidupan dapat muncul. Teori evolusi benar-benar dipusingkan oleh syarat tersebut. Ini adalah titik di mana sebagian evolusionis terkemuka terpaksa mengaku. Sebagai contoh, seorang kerabat dekat Stanley Miller dan Francis Crick dari University of San Diego California, evolusionis terkenal Dr. Leslie Orgel menyatakan:
Protein dan asam nukleat, masing-masing memiliki struktur yang kompleks, tidak mungkin muncul secara spontan pada tempat yang sama secara bersamaan. Tetapi tidak mungkin pula ada salah satu tanpa yang lainnya. Karena itu, pada sekilas pandangan pertama, seseorang mungkin harus menyatakan bahwa sesungguhnya kehidupan tidak dapat berasal dari senyawa kimiawi.1
Fakta yang sama diakui pula oleh ilmuwan yang lain:
DNA tidak dapat melakukan pekerjaannya, termasuk menghasilkan lebih banyak DNA, tanpa bantuan protein katalitis atau enzim. Singkatnya, protein tidak dapat terbentuk tanpa DNA, sebagaimana pula DNA tidak dapat terbentuk tanpa protein.2
Bagaimana Kode Genetis, termasuk mekanisme translasinya (ribosom dan molekul RNA), berawal? Untuk saat ini, kita terpaksa harus puas dengan keterpesonaan dan ketakjuban, dan bukan dengan sebuah jawaban. 3
Leslie E. Orgel, “The Origin of Life on Earth”, ScientificAmerican, vol.271, Oktober 1994, hlm. 78
John Horgan, “In the Beginning”, Scientific American, vol. 264, Februari 1991, hlm. 119
Douglas R. Hofstadter, Godel, Escher, Bach: An eternal Golden Braid, New York, Vintage Books, 1980, hlm. 548
Kehidupan, Konsep yang Lebih
dari Sekadar Tumpukan Molekul
Marilah sejenak kita lupakan seluruh kemustahilan dan menganggap bahwa molekul protein terbentuk dalam lingkungan yang paling tidak tepat, tidak beraturan, seperti kondisi bumi purba. Pembentukan satu protein saja tidak akan cukup. Protein ini harus sabar menunggu selama ribuan bahkan jutaan tahun dalam lingkungan yang tidak beraturan tanpa mengalami kerusakan, sampai protein lain terbentuk secara kebetulan di dekatnya dalam kondisi yang sama. Protein tersebut harus menunggu hingga jutaan protein yang tepat terbentuk di sekitarnya dalam kondisi lingkungan yang sama, seluruhnya "secara kebetulan". Protein-protein yang terbentuk lebih dulu harus cukup sabar menunggu tanpa dirusak sinar ultraviolet dan efek-efek mekanis yang keras sampai protein lain muncul di dekat mereka. Kemudian protein-protein ini dalam jumlah memadai, yang semuanya muncul pada tempat yang sama, akan bergabung menghasilkan kombinasi fungsional dan membentuk organel-organel sel. Tidak ada senyawa berlebih, molekul berbahaya atau rantai protein tak berguna yang mengganggu mereka. Kemudian, bahkan bila organel-organel tersebut bergabung secara harmonis dan sesuai dengan rancangan dan urutannya, mereka harus dilengkapi enzim-enzim penting dan menutup diri dengan sebuah membran. Ruangan dalam membran harus diisi dengan cairan istimewa untuk menyediakan lingkungan ideal bagi organel-organel tersebut. Sekarang, sekalipun semua kejadian “yang sangat tidak mungkin” ini secara kebetulan benar-benar terjadi, apakah tumpukan molekul ini akan hidup?
Jawabannya adalah “tidak”, karena penelitian telah mengungkapkan bahwa kombinasi seluruh bahan penting bagi kehidupan saja tidak cukup untuk memulai suatu kehidupan. Bahkan bila seluruh protein pen-ting bagi kehidupan dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, usaha ini tidak akan menghasilkan satu pun sel hidup. Seluruh eksperimen mengenai hal ini telah terbukti tidak berhasil. Seluruh observasi dan eksperimen menunjukkan bahwa kehidupan hanya muncul dari kehidupan. Pernyataan bahwa kehidupan berevolusi dari benda mati atau “abiogenesis” adalah kisah yang hanya ada dalam mimpi evolusionis, dan sama sekali berbeda dengan setiap hasil eksperimen dan observasi.
Dalam hal ini, kehidupan pertama di bumi ini harus berasal dari kehidupan lain. Ini merupakan refleksi asma Allah yaitu “Al Hayyun” (Pemilik Kehidupan). Kehidupan dapat dimulai, berlanjut dan berakhir hanya dengan kehendak-Nya. Sedangkan evolusi, selain tidak mampu menjelaskan bagaimana kehidupan dimulai, juga bagaimana bahan-bahan penting bagi kehidupan dapat terbentuk dan bersatu.
Chandra Wickramasinghe menggambarkan realitas yang dihadapinya sebagai ilmuwan yang seumur hidup diajari bahwa kehidupan muncul dari peristiwa-peristiwa kebetulan:
Sejak masa pendidikan untuk menjadi seorang ilmuwan, otak saya benar-benar dicuci agar percaya bahwa ilmu pengetahuan tidak sesuai dengan pen-ciptaan yang 'disengaja'. Pemikiran tentang penciptaan ini harus disingkirkan dengan cara yang menyakitkan. Pada saat ini, saya tidak dapat menemukan argumentasi rasional untuk mengalahkan ajakan mempercayai Tuhan. Kami biasanya memiliki pikiran terbuka; dan sekarang, kami sadar bahwa satu-satunya jawaban logis atas kehidupan ini adalah penciptaan—bukan proses acak dan kebetulan. 12
Hukum II Termodinamika
Menggugurkan Teori Evolusi
Hukum II Termodinamika, yang dianggap sebagai salah satu hukum dasar ilmu fisika, menyatakan bahwa pada kondisi normal semua sistem yang dibiarkan tanpa gangguan cenderung menjadi tak teratur, terurai, dan rusak sejalan dengan waktu. Seluruh benda, hidup atau mati, akan aus, rusak, lapuk, terurai, dan hancur. Akhir seperti ini mutlak akan dihadapi semua makhluk dengan caranya masing-masing dan menurut hukum ini, proses yang tak terelakkan ini tidak dapat dibalikkan.
Kita semua mengamati hal ini. Sebagai contoh, jika Anda meninggalkan sebuah mobil di padang pasir, Anda tidak akan menemukannya dalam keadaan lebih baik ketika Anda menengoknya beberapa tahun kemudian. Sebaliknya, Anda akan melihat bannya kempes, kaca jendelanya pecah, sasisnya berkarat, dan mesinnya rusak. Proses yang sama tak terhindarkan berlaku pula pada makhluk hidup, bahkan lebih cepat.
Hukum II Termodinamika adalah cara mendefinisikan proses alam ini dengan persamaan dan perhitungan fisika.
Hukum fisika yang terkenal ini disebut juga “Hukum Entropi”. Entropi adalah selang ketidakteraturan yang terjadi dalam suatu sistem. Entropi sistem meningkat ketika sistem itu bergerak dari keadaan teratur, terorganisir, dan terencana menuju keadaan yang lebih tidak teratur, tersebar dan tidak terencana. Semakin tidak teratur suatu sistem, semakin tinggi pula entropinya. Hukum Entropi menyatakan bahwa seluruh alam semesta bergerak menuju keadaan yang semakin tidak teratur, tidak terencana, dan tidak terorganisir.
Keabsahan Hukum II Termodinamika atau Hukum Entropi ini telah terbukti, baik secara eksperimen maupun teoretis. Para ilmuwan terpenting di masa kita menyetujui fakta bahwa Hukum Entropi akan menjadi paradigma yang mendominir hingga periode sejarah mendatang. Albert Einstein, ilmuwan terbesar di masa kita ini mengakuinya sebagai “hukum utama dari semua sains”. Sir Arthur Eddington juga menyebutnya sebagai “hukum metafisika tertinggi di seluruh jagat”.1
Teori evolusi adalah klaim yang diajukan dengan sepenuhnya mengabaikan hukum fisika yang mendasar dan memiliki kebenaran universal ini. Mekanisme yang diajukan evolusi benar-benar bertentangan dengan hukum ini. Teori evolusi menyatakan bahwa atom-atom dan molekul-molekul yang tidak hidup, tidak teratur dan tersebar, sejalan dengan waktu menyatu secara spontan dalam urutan dan perencanaan tertentu membentuk molekul-molekul yang luar biasa kompleks seperti protein, DNA dan RNA. Kemudian mereka lambat laun menghasilkan jutaan spesies makhluk hidup yang berbeda, bahkan dengan struktur yang lebih kompleks lagi. Menurut teori evolusi, proses yang diperkirakan ini – yang menghasilkan struktur yang lebih terencana, lebih teratur, lebih kompleks dan lebih terorganisir – terbentuk dengan sendirinya pada tiap tahapan dalam kondisi alamiah. Hukum Entropi menegaskan bahwa apa yang disebut proses alamiah ini jelas bertentangan dengan hukum-hukum fisika.
Ilmuwan evolusionis juga menyadari fakta ini. J. H. Rush menyatakan:
Dalam perjalanan evolusinya yang kompleks, kehidupan menunjukkan perbedaan yang sangat besar dibandingkan kecenderungan yang dinyatakan Hukum II Termodinamika. Sementara Hukum II menyatakan pergerakan irreversibel ke arah entropi yang lebih tinggi dan tak teratur, kehidupan terus berevolusi ke tingkat keteraturan yang lebih tinggi.2
Dalam sebuah artikel di majalah Science, ilmuwan evolusionis, Roger Lewin, menyatakan kebuntuan evolusi secara termodinamika:
Satu masalah yang dihadapi para ahli biologi adalah pertentangan nyata oleh evolusi terhadap Hukum II Termodinamika. Semua sistem seharusnya rusak sejalan dengan waktu, semakin tidak teratur, bukan sebaliknya.3
Ilmuwan evolusionis lainnya, George Stravropoulos, menyatakan kemustahilan termodinamis dari pembentukan kehidupan secara spontan dan ketidaklayakan penjelasan adanya mekanisme-mekanisme makhluk hidup yang kompleks melalui hukum-hukum alam. Ini dinyatakannya dalam majalah evolusionis terkenal, American Scientist:
Namun sesuai dengan Hukum Termodinamika II, dalam kondisi biasa tidak ada molekul organik kompleks dapat terbentuk secara spontan, tetapi sebaliknya akan hancur. Memang, semakin kompleks sebuah molekul, semakin tidak stabil keadaannya dan semakin pasti kehancurannya, cepat atau lambat. Kendatipun melalui pembahasaan yang membingungkan atau sengaja dibuat membingungkan, fotosintesis dan semua proses kehidupan, serta kehidupan itu sendiri, tidak dapat dipahami berdasarkan ilmu termodinamika ataupun ilmu pasti lainnya.4
Mitos "Sistem Terbuka"
Dihadapkan pada semua kebenaran ini, evolusionis terpaksa berlindung dengan menyimpangkan Hukum II Termodinamika, dengan mengatakan bahwa hukum ini berlaku hanya untuk “sistem tertutup”, dan tidak dapat menjangkau “sistem terbuka”.
Suatu “sistem terbuka” merupakan sistem termodinamis di mana materi dan energi dapat keluar-masuk. Sedangkan dalam “sistem tertutup”, materi dan energi tetap konstan. Evolusionis menyatakan bahwa bumi merupakan sebuah sistem terbuka. Bumi terus menerima energi dari matahari, sehingga hukum entropi tidak berlaku pada bumi secara keseluruhan; dan makhluk hidup yang kompleks dan teratur dapat terbentuk dari struktur-struktur mati yang sederhana dan tidak teratur.
Namun ada penyimpangan nyata dalam pernyataan ini. Fakta bahwa sistem memperoleh aliran energi tidaklah cukup untuk menjadikan sistem ini teratur. Diperlukan mekanisme khusus untuk membuat energi berfungsi. Sebagai contoh, mobil memerlukan mesin, sistem transmisi, dan mekanisme kendali untuk mengubah bahan bakar menjadi energi untuk menggerakkan mobil. Tanpa sistem konversi energi seperti itu, mobil tidak dapat menggunakan energi dari bahan bakar.
Hal yang sama berlaku juga dalam kehidupan. Kehidupan memang mendapatkan energi dari matahari, namun energi matahari hanya dapat diubah menjadi energi kimia melalui sistem konversi energi yang sangat kompleks pada makhluk hidup (seperti fotosintesis pada tumbuhan dan sistem pencernaan pada manusia dan hewan). Tidak ada makhluk hidup yang dapat hidup tanpa sistem konversi energi semacam itu. Tanpa sistem konversi energi, matahari hanyalah sumber energi destruktif yang membakar, menyengat dan melelehkan.
Dapat dilihat, suatu sistem termodinamika, baik terbuka maupun tertutup, tidak menguntungkan bagi evolusi tanpa mekanisme konversi energi. Tidak ada seorang pun menyatakan bahwa mekanisme sadar dan kompleks semacam itu muncul di alam dalam kondisi bumi purba. Memang, masalah nyata yang dihadapi evolusionis adalah bagaimana mekanisme konversi energi yang kompleks ini — seperti fotosintesis tumbuhan yang tidak dapat ditiru, bahkan dengan teknologi modern — dapat muncul dengan sendirinya.
Aliran energi matahari ke bumi tidak dapat menciptakan keteraturan dengan sendirinya. Setinggi apa pun suhunya, asam-asam amino tidak akan membentuk ikatan dengan urutan teratur. Energi saja tidak cukup untuk pembentukan struktur lebih kompleks dan teratur, seperti asam amino membentuk protein atau protein membentuk struktur terorganisir yang lebih kompleks pada organel-organel sel. Sumber nyata dan penting dari keteraturan pada semua tingkat adalah rancangan sadar, dengan kata lain, penciptaan.
PENGELAKAN “TEORI KHAOS”
Menyadari bahwa Hukum II Termodinamika membuat evolusi mustahil terjadi, sejumlah ilmuwan evolusionis telah melakukan upaya spekulatif untuk menutup jurang pemisah antara keduanya sehingga memungkinkan terjadinya evolusi. Seperti biasa, ikhtiar itu malah menunjukkan bahwa teori evolusi menghadapi jalan buntu yang tak terelakkan.
Seorang yang menonjol dengan upayanya untuk mengawinkan termodinamika dengan evolusi adalah ilmuwan Belgia, Ilya Prigogine.
Dengan mengawali dari Teori Khaos, Prigogine mengajukan sebuah hipotesa di mana keteraturan terbentuk dari khaos (kekacauan). Meskipun telah mengerahkan upaya terbaiknya, Prigogine tidak mampu melakukan perkawinan itu. Ini jelas terlihat pada komentarnya:
Ada pertanyaan lain, yang telah mengganggu kita selama lebih dari satu abad: Apa signifikansi yang dimiliki evolusi makhluk hidup dalam dunia yang diuraikan oleh termodinamika, dunia dengan ketidakteraturan yang terus meningkat?6
Prigogine, yang sangat paham bahwa teori-teori pada tingkat molekuler tidak dapat dipakai pada sistem kehidupan, seperti sel hidup, menekankan masalah ini:
Masalah keteraturan biologis melibatkan peralihan dari aktivitas molekuler hingga keteraturan supermolekuler dari sel. Masalah ini jauh dari terselesaikan.7
Inilah poin paling akhir yang dicapai Teori Khaos dan spekulasi yang terkait. Tidak ada hasil konkret yang telah dicapai yang akan mendukung atau membenarkan evolusi atau menghilangkan kontradiksi antara evolusi, entropi, dan hukum-hukum fisika lainnya.
Meskipun semua fakta yang teramat jelas ini, para evolusionis mencoba untuk berlindung dengan dalih-dalih sederhana. Kebenaran ilmiah yang nyata menunjukkan bahwa makhluk-makhluk hidup dan struktur makhluk hidup yang teratur, terencana, dan kompleks tidak mungkin muncul dengan peristiwa kebetulan di bawah keadaan normal. Situasi ini memperjelas bahwa keberadaan makhluk hidup hanya dapat dijelaskan dengan campur tangan suatu kekuatan supernatural. Kekuatan supernatural itu adalah Allah, yang menciptakan seluruh alam semesta dari ketiadaan. Sains telah membuktikan bahwa evolusi masih tetap mustahil sejauh berkaitan dengan termodinamika dan keberadaan dari kehidupan tidak memiliki penjelasan lain kecuali Penciptaan.
1 Jeremy Rifkin, Entropy: A New World View, New York, Viking Press, 1980, hlm.6
2 J. H.Rush, The Dawn of Life, New York, Signet, 1962, hlm 35
3 Roger Lewin, "A Downward Slope to Greater Diversity", Science, vol. 217, 24.9.1982, hlm. 1239
4 George P. Stravropoulos, "The Frontiers and Limits of Science", American Scientist, vol. 65, November-Desember 1977, hlm.674
5 Jeremy Rifkin, Entropy: A New World View, hlm.55
6 Ilya Prigogine, Isabelle Stengers, Order Out of Chaos, New York, Bantam Books, 1984, hlm. 129
7 Ilya Prigogine, Isabelle Stengers, Order Out of Chaos, hlm. 175
TEORI INFORMASI DAN
AKHIR DARI MATERIALISME
Filsafat materialis merupakan dasar dari teori evolusi. Materialisme bersandar pada anggapan bahwa segala sesuatu yang ada adalah materi. Menurut filsafat ini, materi telah ada semenjak keabadian, akan terus ada selamanya, dan tidak ada apa pun selain materi. Untuk mendukung klaim mereka, para materialis menggunakan sebuah logika yang disebut “reduksionisme”. Reduksionisme adalah gagasan bahwa benda yang tidak teramati seperti materi juga dapat dijelaskan dengan penyebab yang bersifat materi.
Untuk menjelaskan ini, mari kita ambil contoh tentang pikiran manusia. Jelas, pikiran manusia bukanlah sesuatu yang “tersentuh oleh tangan, dan terlihat oleh mata”. Lebih jauh lagi, tidak ada “pusat pikiran” di dalam otak manusia. Situasi ini, tak terhindarkan membawa kita kepada kesimpulan bahwa pikiran adalah suatu konsep di luar materi. Oleh karena itu, makhluk yang kita panggil “aku”, yang berpikir, mencintai, merasa gugup, khawatir, merasa senang atau sakit bukanlah bentuk materi seperti sofa, meja, atau batu.
Walaupun begitu, para materialis mengklaim bahwa pikiran adalah “reduksi dari materi”. Menurut klaim materialis, pikiran, rasa cinta, kekhawatiran dan semua aktivitas mental kita tidak lain dari reaksi kimia yang berlangsung di antara atom di dalam otak kita. Rasa cinta kita kepada seseorang adalah reaksi kimia pada sejumlah sel di dalam otak kita, dan perasaan takut karena suatu peristiwa tertentu adalah reaksi kimia lainnya. Filsuf materialis terkenal, Karl Vogt menekankan logika ini dengan kata-katanya yang terkenal, “Sebagaimana hati mengeluarkan empedu, begitu pula otak kita mengeluarkan pikiran”. Namun, empedu adalah materi, sedangkan tidak ada bukti bahwa pikiran adalah materi.
Reduksionisme adalah sebuah deduksi logika. Namun, deduksi logika dapat didasarkan pada landasan yang lembut sebagaimana pada landasan yang bergoncang. Karena itu, pertanyaan yang menghadang kita sementara ini adalah: Apa hasilnya jika reduksionisme, logika dasar dari materialisme, dibandingkan dengan data ilmiah?
Ilmuwan dan pemikir materialis abad ke-19 mengira bahwa pertanyaan ini dapat dijawab dengan mudah berupa “sains membenarkan reduksionisme”. Namun, sains abad ke-20 mengungkapkan sebuah fakta yang sangat berbeda.
Fakta ini adalah “informasi”, yang terdapat di alam dan tidak akan pernah dapat direduksi menjadi materi.
Perbedaan Antara Materi dan Informasi
Sebelumnya telah disebutkan bahwa terdapat informasi yang luar biasa komprehensif di dalam DNA makhluk hidup. Di suatu tempat yang kecilnya seperseratus ribu millimeter, terdapat semacam “bank data” yang menspesifikasi semua detail fisik dari tubuh suatu makhluk hidup. Lebih dari itu, terdapat sebuah sistem di dalam tubuh makhluk hidup yang membaca informasi ini, menerjemahkannya dan “berproduksi” sesuai dengannya. Dalam semua sel hidup, informasi di dalam DNA “dibaca” oleh berbagai enzim dan protein diproduksi menurut informasi ini. Sistem ini memungkinkan produksi jutaan protein setiap detik dengan jenis yang dibutuhkan, untuk tempat yang dibutuhkan di dalam tubuh kita. Berkat sistem ini, sel-sel mata kita yang hampir mati digantikan lagi oleh sel-sel mata, dan sel-sel darah digantikan lagi oleh sel-sel darah.
Pada titik ini, mari kita pikirkan klaim materialisme: Mungkinkah informasi di dalam DNA direduksi menjadi materi seperti dikatakan para materialis? Atau, dengan kata lain, dapatkah diterima bahwa DNA hanyalah setumpuk materi dan informasi yang dikandungnya muncul sebagai interaksi materi yang acak?
Semua riset ilmiah, percobaan dan pengamatan yang dilakukan pada abad ke-20 menunjukkan bahwa pertanyaan ini pastilah harus dijawab dengan “tidak”. Direktur dari Institut Fisika dan Teknologi Federal Jerman, Prof. Dr. Werner Gitt berkomentar tentang masalah tersebut sebagai berikut:
Sistem pengkodean selalu mengekor pada proses intelektual nonmateri. Materi fisik tidak dapat menghasilkan sebuah kode informasi. Semua percobaan menunjukkan bahwa setiap potongan informasi kreatif mewakili sebentuk upaya mental dan dapat ditelusuri sampai ke individu pemberi gagasan yang menggunakan keinginan bebasnya, dan yang diberkahi dengan pikiran yang cerdas…. Tidak ada hukum alam yang diketahui, tidak ada proses yang diketahui, tidak ada rangkaian peristiwa yang diketahui yang dapat membuat informasi bermula dengan sendirinya di dalam materi….13
Komentar Werner Gitt merupakan kesimpulan dari “Teori Informasi”, yang berkembang pada 20-30 tahun terakhir dan diterima sebagai bagian dari termodinamika. Teori Informasi menyelidiki asal usul dan sifat informasi di alam semesta. Kesimpulan yang dicapai oleh para ahli teori informasi dari riset mereka yang panjang adalah bahwa “Informasi adalah sesuatu yang berbeda dari materi. Ia tidak pernah dapat direduksi menjadi materi. Asal usul informasi dan materi fisik harus diselidiki secara terpisah.”
Misalnya, mari kita pikirkan sumber dari sebuah buku. Sebuah buku terbuat dari kertas, tinta, dan informasi yang dikandungnya. Kertas dan tinta adalah unsur materi. Sumber mereka adalah juga materi. Kertas terbuat dari selulose, dan tinta terbuat dari bahan kimia tertentu. Namun, informasi di dalam buku adalah nonmateri dan tidak dapat memiliki sumber materi. Sumber informasi di dalam setiap buku, adalah pikiran dari penulis yang menulis buku itu.
Lebih dari itu, pikiran ini menentukan bagaimana kertas dan tinta akan digunakan. Sebuah buku awalnya terbentuk di dalam pikiran penulis yang menulis buku itu. Penulis membangun rangkaian logika di dalam pikirannya, dan mengurutkan kalimat-kalimat. Sebagai langkah kedua, dia mewujudkannya ke dalam bentuk materi, yang berarti menuangkan informasi di dalam pikirannya ke dalam huruf-huruf dengan menggunakan sebuah mesin tik atau komputer. Kemudian, huruf-huruf ini dicetak di percetakan dan menjadi sebentuk buku yang terbuat dari kertas dan tinta.
Oleh sebab itu, kita dapat mengakhiri dengan kesimpulan umum berikut: “Jika sebuah materi fisik mengandung informasi, maka materi itu tentu telah dirancang oleh sebuah pikiran yang memiliki informasi terkait. Pertama terdapat pikiran tersebut. Pikiran tersebut menuangkan informasi di dalamnya menjadi materi dan kemudian muncullah rancangan itu.”
Asal Usul Informasi di Alam
Ketika kita mengambil kesimpulan yang dicapai oleh sains ini ke alam, kita menemukan sebuah hasil yang sangat penting. Ini karena alam, sebagaimana dalam contoh DNA, melimpah dengan bentuk informasi yang bukan main banyaknya dan karena informasi ini tidak dapat direduksi menjadi materi, karenanya ia datang dari sumber di luar materi.
Salah satu pembela teori evolusi terkemuka, George C. Williams mengakui realitas ini, yang kebanyakan materialis dan evolusionis enggan memahaminya. Williams telah mempertahankan materialisme mati-matian selama bertahun-tahun, tetapi pada sebuah artikel yang ditulisnya pada tahun 1995, dia menyatakan ketidaktepatan pendekatan materialis (reduksionis) yang berpegang bahwa segala sesuatu adalah materi:
Ahli biologi evolusioner telah gagal untuk menyadari bahwa mereka berkerja dengan dua domain yang agak tidak dapat dibandingkan: domain informasi dan domain materi. Kedua domain ini tidak pernah bisa dihimpun bersama dalam pengertian apa pun yang biasanya diimplikasikan oleh istilah “reduksionisme”. Gen adalah suatu paket informasi, bukan suatu objek…. Di dalam biologi, jika Anda berbicara tentang hal-hal seperti gen dan genotipe dan kelompok gen, Anda berbicara tentang informasi, bukan realitas objektif fisik…. Kekurangan deskriptor-bersama ini menjadikan materi dan informasi dua domain keberadaan yang terpisah, yang harus dibicarakan secara terpisah, dalam istilah mereka sendiri-sendiri. 14
Oleh karena itu, berlawanan dengan anggapan para materialis, sumber informasi di alam tidaklah mungkin materi itu sendiri. Sumber informasi tersebut bukanlah materi tetapi suatu Kebijaksanaan luhur di luar materi. Kebijaksanaan ini ada sebelum materi. Materi mewujud dengan Dia. Materi mengambil bentuk dan menjadi terorganisir dengan-Nya. Pemilik Kebijaksanaan ini adalah Allah, Rabb sekalian alam.
KESAMAAN KERA-MANUSIA ADALAH REKAYASA
Perampungan peta gen manusia saat ini tidak memberikan hasil bahwa manusia berkerabat dengan kera. Orang tidak perlu tertipu oleh upaya para evolusionis untuk mengeksploitasi perkembangan ilmiah baru ini sebagaimana telah mereka lakukan dengan yang lain-lainnya.
Seperti diketahui, perampungan terakhir peta gen manusia sebagai bagian dari Projek Genom Manusia merupakan perkembangan ilmiah yang sangat penting. Namun, sebagian hasil dari projek ini diselewengkan oleh beberapa terbitan evolusionis. Dinyatakan bahwa gen simpanse memiliki 98% kesamaan dengan gen manusia. Ini dikemukakan sebagai bukti bagi klaim bahwa kera berhubungan dengan manusia, dan seterusnya, sebagai bukti bagi teori evolusi. Kenyataannya, ini adalah bukti “palsu” yang diajukan para evolusionis yang mengambil keuntungan dari kurangnya pengetahuan publik tentang subjek ini.
Klaim 98% Kesamaan Adalah
Propaganda yang Menyesatkan
Pertama, harus ditegaskan bahwa konsep 98% kesamaan antara DNA manusia dan simpanse yang sering dikemukakan para evolusionis bersifat memperdaya.
Agar dapat mengklaim bahwa bentuk genetis manusia dan simpanse memiliki 98% kesamaan, genom simpanse juga harus dipetakan, seperti halnya manusia. Keduanya harus dibandingkan, dan hasilnya harus didapatkan. Namun hasil semacam itu tidak tersedia, karena sejauh ini, hanya gen manusia yang telah dipetakan. Belum ada riset seperti itu dilakukan pada simpanse.
Pada kenyataannya, 98% kesamaan antara gen manusia dan simpanse, yang adakalanya memasuki agenda, adalah sebuah slogan bertujuan propaganda yang secara sengaja diciptakan beberapa tahun silam. Kesamaan ini adalah sebuah generalisasi yang dibesar-besarkan secara luar biasa dengan dilandaskan pada kesamaan dalam rangkaian asam amino dari sekitar 30-40 protein dasar yang ada pada manusia dan simpanse. Suatu analisa rangkaian telah dilakukan dengan metoda yang disebut “hibridisasi DNA” pada rangkaian DNA yang berhubungan dengan protein-protein ini dan hanya sejumlah terbatas dari protein itu yang telah dibandingkan.
Namun, sebenarnya ada sekitar seratus ribu gen, dan karenanya ada seratus ribu protein yang dikodekan oleh gen-gen ini pada manusia. Karena itu, tidak ada dasar ilmiah untuk mengklaim bahwa semua gen manusia dan kera 98% sama hanya karena kesamaan 40 dari 100.000 protein.
Di lain pihak, perbandingan DNA yang dilakukan pada 40 protein ini juga kontroversial. Perbandingan ini dibuat pada tahun 1987 oleh dua orang ahli biologi bernama Sibley dan Ahlquist, dan dipublikasikan dalam terbitan rutin bernama Journal of Molecular Evolution. 15 Namun, ilmuwan lain bernama Sarich yang menguji data yang diperoleh oleh kedua ilmuwan ini menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan atas metoda yang mereka gunakan kontroversial dan bahwa data tersebut telah ditafsirkan secara berlebih-lebihan.16 Dr. Don Batten, ahli biologi lainnya, juga menganalisis masalah ini pada tahun 1996 dan menyimpulkan bahwa tingkat kesamaan yang sebenarnya adalah 96,2% dan bukan 98%.17
DNA Manusia Juga Mirip dengan
Milik Cacing, Nyamuk, dan Ayam!
Lebih jauh lagi, protein-protein dasar yang disebutkan di atas adalah molekul teramat penting yang ada pada berbagai makhluk hidup lainnya. Struktur dari jenis protein yang sama, tak hanya pada simpanse, tetapi juga pada makhluk hidup yang sepenuhnya berbeda, sangat mirip dengan yang ada pada manusia.
Misalnya, analisis genetik yang dipublikasikan dalam New Scientist telah mengungkapkan 75% kesamaan antara DNA cacing nematode dan manusia.18 Ini jelas sekali tidak berarti bahwa hanya ada 25% perbedaan antara manusia dan cacing-cacing ini! Menurut rantai silsilah yang dibuat oleh para evolusionis, filum Chordata, di mana manusia tergolong, dan filum Nematoda telah berbeda satu sama lain bahkan sejak 530 juga tahun yang lalu.
Di lain pihak, dalam temuan lain yang juga muncul dalam media lokal, dinyatakan bahwa perbandingan yang dilakukan antara gen lalat buah yang berasal dari spesies Drosofila dan gen manusia menghasilkan kesamaan 60%.19
Pada kasus lain, analisis yang dilakukan terhadap sejumlah protein menunjukkan manusia sebagai berhubungan dekat dengan sejumlah makhluk hidup yang sangat berbeda. Dalam survei yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Cambridge, sejumlah protein dari hewan-hewan penghuni daratan dibandingkan. Yang menakjubkan, dalam hampir semua sampel, manusia dan ayam dipasangkan sebagai kerabat terdekat. Kerabat terdekat selanjutnya adalah buaya.20
Contoh lain yang digunakan oleh para evolusionis tentang “kesamaan genetis antara manusia dan kera” adalah terdapatnya 48 kromosom pada simpanse dan gorila dibandingkan dengan 46 kromosom pada manusia. Para evolusionis memandang kedekatan jumlah kromosom sebagai indikasi dari hubungan evolusioner. Namun, jika logika yang dipakai oleh para evolusionis ini sahih, maka manusia akan mempunyai kerabat yang lebih dekat daripada simpanse, yakni: “kentang”! Karena jumlah kromosom pada kentang sama dengan pada manusia: 46.
Contoh-contoh ini menegaskan bahwa konsep kesamaan genetis tidak merupakan bukti bagi teori evolusi. Ini karena kesamaan genetis tidak sejalan dengan skema evolusioner rekaan, dan sebaliknya, memberikan hasil yang sepenuhnya berlawanan.
Kesamaan Genetis Merusak “Skema Evolusi”
yang Coba untuk Diangkat
Tidak mengejutkan, ketika isu tersebut dievaluasi secara keseluruhan, tampaklah bahwa subjek “kesamaan biokimia” tidak merupakan bukti bagi evolusi, tetapi lebih meninggalkan teori tersebut dalam situasi yang sulit. Dr. Christian Schwabe, peneliti biokimia dari Fakultas Kesehatan South Carolina University, adalah seorang ilmuwan evolusionis yang telah menghabiskan waktu bertahun-tahun mencari bukti evolusi dalam domain molekuler. Khususnya ia melakukan riset atas insulin dan protein-protein tipe ralaxin dan mencoba untuk mengembangkan hubungan evolusioner antara makhluk hidup. Namun, ia harus mengakui berkali-kali bahwa ia tidak dapat menemukan bukti apa-apa bagi evolusi pada bagian mana pun dari kajiannya. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam sebuah jurnal ilmiah, ia menyebutkan:
Evolusi molekuler akan diterima sebagai metoda unggul bagi paleontologi karena penemuan hubungan evolusioner. Sebagai evolusionis molekuler saya seharusnya berbesar hati. Alih-alih tampaknya membingungkan bahwa banyak terdapat pengecualian pada progresi spesies secara berurutan sebagaimana yang ditentukan oleh homologi molekuler; begitu banyaknya sehingga sebenarnya saya pikir pengecualian, kekhususan, boleh jadi membawa pesan yang lebih penting.21
Berdasarkan temuan-temuan terbaru di bidang biologi molekuler, ahli biokimia terkenal Prof. Michael Denton berkomentar sebagai berikut:
Setiap kelas pada tingkat molekuler adalah unik, terisolasi dan tidak terhubung oleh perantara. Dengan demikian, molekul, seperti fosil, telah gagal menyediakan perantara yang tak terjelaskan yang begitu lama dicari oleh biologi evolusioner…. Pada tingkat molekuler, tidak ada organisme yang “leluhur” atau “primitif” atau “maju” dibandingkan dengan kerabatnya…. Ada sedikit keraguan bahwa jika bukti molekuler ini telah tersedia seabad yang lalu…. Ide evolusi organik mungkin tidak pernah akan diterima.22
Kesamaan Bukanlah Bukti bagi
Evolusi tetapi bagi Penciptaan
Sudah tentu alamiah bagi tubuh manusia untuk memiliki sejumlah kesamaan molekuler dengan makhluk hidup lainnya, karena mereka semua terbuat dari molekul yang sama, mereka semua menggunakan air dan atmosfer yang sama, dan mereka semua mengkonsumsi makanan yang mengandung molekul yang sama. Tentunya, metabolisme mereka dan oleh karena itu, tampilan genetiknya akan saling menyerupai. Ini, bagaimanapun, bukanlah bukti bahwa mereka berevolusi dari nenek moyang yang sama.
“Material yang sama” ini bukanlah hasil dari evolusi tetapi dari “rancangan yang sama”, yaitu, mereka diciptakan dengan perencanaan yang sama.
Hal ini dapat dijelaskan dengan sebuah contoh; semua konstruksi di dunia dilakukan dengan material yang serupa (batu bata, besi, semen, dst.). Ini, bagaimanapun, tidak berarti bahwa bangunan-bangunan ini “berevolusi” dari sesamanya. Mereka dikonstruksi secara terpisah dengan menggunakan material yang sama. Hal serupa juga terjadi pada makhluk hidup.
Kehidupan tidak berasal mula sebagai hasil dari berbagai peristiwa kebetulan yang tak disengaja sebagaimana klaim evolusi, tetapi sebagai hasil dari penciptaan oleh Allah, yang Mahakuasa, pemilik pengetahuan dan kearifan yang tidak terbatas.
Kesimpulan
Sebagai tambahan bagi semua informasi yang telah dirincikan sejauh ini, akan bermanfaat untuk menekankan fakta lain.
Di luar kesamaan luar di antara mereka, kera tidak lebih dekat kepada manusia dibandingkan binatang lain. Lebih dari itu, ketika kecerdasan digunakan sebagai poin perbandingan, lebah, yang menghasilkan keajaiban geometris pada sarangnya, atau laba-laba, yang menghasilkan keajaiban rekayasa pada jaringnya, lebih dekat kepada manusia daripada kera. Kita bahkan dapat katakan bahwa mereka lebih unggul dalam beberapa aspek.
Antara manusia dan kera, betapapun, ada sebuah jurang pemisah yang lebar, yang tak akan pernah didekatkan oleh cerita dongeng. Tetap, seekor kera adalah binatang yang tidak berbeda dari kuda atau anjing dalam hal kesadaran. Manusia, bagaimanapun, adalah makhluk yang memiliki kesadaran dan kehendak, yang dapat berpikir, berbicara, mempertimbangkan, memutuskan, dan menilai. Semua kualitas ini adalah fungsi dari “jiwa” yang dimilikinya. Perbedaan terpenting yang mengakibatkan jurang yang begitu besar antara manusia an makhluk hidup lainnya. Satu-satunya makhluk yang memiliki “jiwa” di alam adalah manusia.
Di dalam Al Quran, kualitas unggul yang dimiliki manusia ini, yang membedakannya dari makhluk hidup lainnya disebutkan sebagai berikut:
Lalu Dia membentuknya….. (QS. As-Sajdah, 21: 9)
KESALAHAN KONSEPSI MATERIALIS-DARWINIS TENTANG PROJEK
GENOM MANUSIA
Dengan pengumuman poin terakhir yang dicapai dalam Projek Genom Manusia, sejumlah badan penerbitan mulai menyampaikan pesan-pesan menyesatkan dan memberi informasi yang salah kepada publik sehingga kebuntuan teori evolusi yang ditemui tidak terungkap lebih jauh.
Sebelumnya, telah disebutkan pesan-pesan menyesatkan yang diberikan para evolusionis tentang “kesamaan genetik” dan dijelaskan bahwa hal ini adalah penafsiran subjektif yang tidak memberikan bukti apa-apa bagi teori evolusi. Subjek yang paling banyak dipromosikan dan disoroti oleh media materialis-Darwinis adalah klaim bahwa penemuan peta gen menunjukkan bahwa takdir yang ditetapkan Tuhan dapat ditantang. Ini merupakan kesalahan konsepsi dan muslihat yang diajukan oleh kalangan tertentu. Pokok berita yang muncul baru-baru ini pada media cetak dan dalam forum diskusi di program televisi memberi kesan indoktrinasi terselubung. Merupakan kesalahan besar untuk menampilkan informasi mengenai projek genom manusia disertai dengan pesan-pesan seperti “Manusia tidak lagi dikalahkan oleh takdirnya.” Padahal sebenarnya, pemetaan gen manusia tidak memiliki relevansi apa-apa dengan perjalanan nasib seseorang.
Perjalanan Nasib Tak Dapat Diubah
Takdir adalah pengetahuan sempurna milik Allah tentang semua peristiwa masa lampau atau masa depan sebagai satu momen tunggal. Kebanyakan manusia mempertanyakan bagaimana Tuhan dapat mengetahui terlebih dahulu berbagai peristiwa yang belum terjadi dan ini membuat mereka gagal memahami fakta dari takdir. Oleh karena itu, masa lalu, masa depan, dan masa sekarang sama saja bagi Tuhan; karena bagi-Nya segala sesuatu telah pada tempatnya dan selesai.
Hal ini benar bagi setiap orang dan setiap kejadian. Misalnya, Tuhan telah menciptakan setiap orang dengan masa hidup tertentu dan saat kematian setiap orang telah ditentukan, sebagaimana tempatnya, waktu dan bentuknya dalam pandangan Tuhan. Jika, di tahun-tahun mendatang, umur seseorang diperpanjang dengan intervensi tepat pada waktunya pada gen, ini tidak akan berarti bahwa kejadian ini mengalahkan takdir seseorang. Artinya sederhana: Allah memberinya hidup yang panjang dan Dia menjadikan perampungan pemetaan gen sebagai jalan bagi hidupnya yang panjang. Penemuan peta gen, bahwa seseorang hidup dalam periode tersebut dan hidupnya diperpanjang dengan sarana ilmiah adalah nasibnya. Semua ditentukan dalam pandangan Allah sebelum orang ini lahir ke dunia.
Begitu pula, seseorang yang penyakit parahnya disembuhkan melalui penemuan yang dilakukan dalam lingkup projek ini juga tidak mengubah nasibnya. Ini karena memang nasibnya untuk sembuh dari penyakitnya dengan bantuan projek ini. Maka dari itu, perampungan projek genom manusia dan fakta bahwa manusia akan sanggup campur tangan pada rancang bangun genetik, tidak berarti menentang nasib yang diciptakan Allah. Sebaliknya, dengan cara ini, kemanusiaan mengikuti perkembangan yang diciptakan Allah baginya, dan menyelidiki serta mengambil manfaat dari informasi yang diciptakan Allah. Jika seseorang hidup selama 120 tahun berkat perkembangan ilmiah ini, hal ini tentulah umur yang telah ditentukan Allah baginya, karenanya ia hidup begitu lama.
Singkatnya, ungkapan seperti “Aku menipu takdirku”, “Aku mengubah nasibku”, atau “Aku campur tangan atas nasibku” adalah konsekuensi dari pengabaian yang disebabkan oleh ketidaktahuan atas fakta tentang takdir. Di lain pihak, bahwa seseorang akan menggunakan ungkapan ini juga telah ditakdirkan sebelumnya; bagaimana, kapan, dan dalam kondisi mana dia akan membuat pernyataan ini, semua ditentukan dalam pandangan Allah.
Mengkloning Manusia atau Makhluk
Hidup Lainnya Bukanlah Menciptakan
Dalam sejumlah terbitan, diduga bahwa dengan kemajuan ilmu genetika, manusia akan dikloning dan karenanya, manusia akan menciptakan manusia. Ini juga, merupakan logika yang menyimpang dan terlalu berlebih-lebihan. Menciptakan artinya membawa sesuatu kepada keberadaan dari ketiadaan, dan perbuatan ini khusus bagi Allah semata. Pembuatan kopi identik dari makhluk hidup melalui pengkopian informasi genetik tidak berarti bahwa makhluk hidup ini diciptakan. Ketika manusia atau makhluk hidup apa pun dikloning, sel-sel suatu makhluk hidup diambil dan dikopi. Namun, tidak pernah satu pun sel hidup tunggal diciptakan dari ketiadaan oleh manusia.
Oleh karena itu, penemuan rancang bangun genetik manusia sama sekali tidak menunjukkan tantangan manusia atas takdirnya, dan tidak akan pernah bisa. Setiap peristiwa, setiap pembicaraan dan perkembangan, semuanya telah ditentukan sebelumnya dalam penglihatan Allah menurut takdir tertentu. Begitu pula perkembangan dan inovasi ilmiah yang akan mereka temukan. Allah adalah Yang Maha Mengetahui dan Maha Meliputi. Fakta bahwa segala sesuatu, besar atau kecil, berlangsung dalam pengetahuan Allah dinyatakan dalam Al Quran sebagai berikut:
(QS. Yunus, 10: 61)
TAMBAHAN: KLAIM FOSIL TERAKHIR DARI TEORI EVOLUSI JUGA
TELAH TINGGAL SEJARAH
Teori evolusi menemui kekalahan yang menghancurkan dalam paleontologi sebagaimana di dalam topik-topik biokimia seperti gen, DNA dan sistem sel. Fosil menunjukkan bahwa spesies mahkluk hidup tidak berevolusi satu sama lain, tetapi diciptakan secara terpisah dengan ciri-ciri spesifik individuil mereka.
Menurut teori evolusi, semua makhluk hidup berasal dari pendahulu. Sebuah spesies yang telah ada sebelumnya lama-kelamaan berubah menjadi spesies lain dan semua spesies muncul dengan cara seperti ini. Menurut teori tersebut, perubahan ini terjadi secara perlahan dalam periode perubahan yang panjang.
Jika demikian halnya, seharusnya banyak “spesies antara” bermunculan dan hidup dalam periode panjang perubahan yang diperkirakan.
Misalnya, mestilah pernah hidup di masa silam sejumlah makhluk separo ikan/ separo reptil yang telah memperoleh beberapa sifat reptil sebagai tambahan atas sifat ikan yang telah mereka miliki. Atau seharusnya telah terdapat sejumlah reptil-burung, yang memperoleh beberapa sifat burung sebagai tambahan atas sifat reptil yang telah mereka miliki. Karena bentuk-bentuk ini berada dalam fase transisi, mereka tentunya merupakan makhluk hidup yang cacat, lumpuh, dan tidak sempurna. Para evolusionis menyebut makhluk-makhluk khayalan ini, yang mereka percayai pernah hidup di masa lampau, sebagai “bentuk-bentuk transisi”.
Jika binatang-binatang seperti itu benar-benar pernah ada, mereka seharusnya ada jutaan dan jutaan lagi jumlah dan variasinya. Darwinisme hancur tepat pada titik ini, karena tidak ada satu pun jejak dari “bentuk transisi antara” khayalan ini.
Fakta ini telah diketahui sejak lama. Namun, para evolusionis berspekulasi pada beberapa fosil, mencoba untuk mengajukan mereka sebagai “bentuk transisi antara” dan menenangkan diri sendiri dengan berkata, “baru beberapa bentuk antara ditemukan sejauh ini, tetapi di masa mendatang semuanya akan digali”. Fosil paling penting yang diajukan sebagai bentuk antara adalah fosil burung yang telah punah 150 juta tahun yang lalu, yang dinamakan Archaeopteryx. Para evolusionis mengklaim bahwa burung ini memiliki sifat-sifat reptil. Meskipun fakta bahwa klaim mereka telah dibantah satu per satu dan telah terbukti bahwa Archaeopteryx bukanlah bentuk transisi antara namun suatu spesies burung yang terbang, mereka dengan putus asa mempertahankan fosil terakhir yang mereka punyai ini.
“Penemuan Fosil Mengancam Teori Evolusi Burung”
Akhirnya, sebuah fosil yang ditemukan beberapa waktu lalu, secara lugas mencampakkan harapan terakhir dari evolusionis ini. Sebagaimana dikutip dari sumber-sumber evolusionis, sebuah fosil ditemukan dan mengungkapkan bahwa nenek moyang burung kuno bukanlah dinosaurus atau makhluk hidup lain mana pun, melainkan seekor burung.
Berita tentang penemuan ini pertama kali muncul di media dunia pada tanggal 23 Juni 2000, dalam New York Times dengan tajuk “Penemuan Fosil Mengancam Teori Evolusi Burung”. Artikel ini tentang fosil seekor burung yang baru saja digali di Timur Tengah. Jurnal ilmiah terkemuka seperti Science dan Nature dan stasiun televisi BBC yang termasyhur di seantero dunia menyiarkan perkembangan terakhir ini sebagai berikut: “Telah ditemukan bahwa fosil yang digali di Timur Tengah dan diperkirakan telah hidup 220 juta tahun yang lalu, ditutupi oleh bulu, memiliki tulang garpu sama seperti Archaeopteryx dan burung modern, dan terdapat tangkai berongga di dalam bulunya. HAL INI MENGGUGURKAN KLAIM BAHWA ARCHAEOPTERYX ADALAH NENEK MOYANG BURUNG, karena fosil yang ditemukan 75 juta tahun lebih tua daripada Archaeopteryx. Ini berarti SEEKOR BURUNG YANG SEBENARNYA DENGAN SEMUA SIFAT KHASNYA TELAH ADA 75 JUTA TAHUN SEBELUM MAKHLUK YANG DIPERKIRAKAN SEBAGAI NENEK MOYANG BURUNG”.
Tonggak Utama dalam Sejarah Paleontologi
Pengakuan para evolusionis sendiri bahwa Archaeopteryx bukanlah “bentuk transisi antara” yang menjadi bukti bagi evolusi adalah sebuah tonggak penting dalam sejarah paleontologi. Ini karena selama sekitar 150 tahun, Archaeopteryx terus-menerus menjadi yang paling menonjol di antara sangat sedikit dari yang disebut “bentuk transisi antara” yang dapat diajukan para evolusionis. Namun, pintu pelarian ini pun telah tertutup kini, dan dunia paleontologi harus menghadapi kebenaran yang nyata, bahwa tidak ada satu pun fosil yang dapat memberikan bukti bagi evolusi.
Akibatnya jelas. New York Times juga menyetujui fakta itu dan menurunkan tajuk “Penemuan Fosil Mengancam Teori Evolusi Burung”. Ini benar. Sudah tentu, nenek moyang burung adalah burung. Nenek moyang ikan adalah ikan, nenek moyang kuda adalah kuda, nenek moyang kanguru adalah kanguru, dan nenek moyang manusia adalah manusia. Dengan kata lain, semua kelas makhluk hidup yang berbeda muncul dalam bentuk sempurna dan spesifik yang mereka miliki saat ini. Dengan kata lain, mereka diciptakan oleh Tuhan.
Perlawanan konservatif yang ditunjukkan para evolusionis terhadap fakta nyata ini sekarang telah kehilangan landasan terakhirnya.
TEKS GAMBAR: Hlm. 7: DNA, yang ditemukan di dalam nukleus dari 100 triliun sel di dalam tubuh kita, mengandung rancang bangun lengkap dari tubuh manusia. Nyatalah bahwa molekul yang begitu kompleks tidak mungkin terbentuk oleh peristiwa kebetulan secara spontan, sebagai hasil dari proses evolusi.
Hlm 10: Informasi yang dibutuhkan untuk menentukan rancangan dari semua spesies organisme yang hidup di atas planet ini, yang diperkirakan satu miliar jumlahnya, dapat disimpan di dalam sebuah sendok the dan masih terdapat cukup ruang untuk semua informasi dalam semua buku yang pernah ditulis.
Hlm. 11: sel menyerupai sebuah pabrik besar yang terdiri atas sistem pengantar, pusat penyimpanan informasi, ruangan untuk melakukan proses kimia, pembangkit daya, dan pusat pengepakan. Satu-satunya perbedaan antara sel dan sebuah pabrik adalah ukuran sel yang mikroskopis.
Hlm 14: Struktur kompleks sebuah sel hidup tidak dikenal pada masa Darwin dan pada waktu itu, menganggap kehidupan berasal dari “peristiwa-peristiwa kebetulan dan kondisi-kondisi alamiah” dianggap para evolusionis cukup meyakinkan. Namun, probabilitas pembentukan sebuah sel secara kebetulan adalah seperti kemungkinan pencetakan sebuah buku karena sebuah ledakan di percetakan. Artinya, tidak mungkin sel muncul melalui peristiwa kebetulan dan karenanya, ia tentunya telah “diciptakan”.
Hlm 17: Setiap orang di dunia adalah unik – secara biokimiawi dan fisik – berkat sebuah molekul yang menakjubkan (DNA), yang mengandung tiga miliar susunan kata perintah biokimiawi untuk membangun seorang manusia dari ketiadaan.
Hlm 19: Probabilitas pembentukan secara kebetulan dari kode pada sebuah protein rata-rata di dalam tubuh manusia di dalam DNA dengan sendirinya adalah 10600. Kita dapat menuliskan bilangan ini yang terbentuk dengan meletakkan 600 angka nol setelah angka 1 sebagai berikut:
10600 = 1.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000
hlm 21: Molekul DNA yang ditunjukkan di sini tengah dalam proses replikasi, dengan memisah di bagian tengah. Ketika untaian berpisah, masing-masing menarik pasangan-pasangan basa dengan urutan yang sama dengan rangkaian pada setengah lainnya.
NOTES
1 Michael Denton, Evolution:A Theory in Crisis, London: Burnett Books, 1985, hlm. 334.
2 Frank B. Salisbury, "Doubts about the Modern Synthetic Theory of Evolution", American Biology Teacher, September 1971, hlm. 336.
3 Francis Crick, Life Itself: It's Origin and Nature, New York, Simon & Schuster, 1981, hlm. 88.
4 Pierre-P Grassé, Evolution of Living Organisms, New York: Academic Press, 1977, hlm. 103.
5 Douglas R. Hofstadter, Gödel, Escher, Bach: An Eternal Golden Braid, New York, Vintage Books, 1980, hlm. 548
6 Leslie E. Orgel, "The Origin of Life on the Earth", Scientific American, Oktober 1994, vol. 271, hlm. 78.
7 Michael Denton, Evolution: A Theory in Crisis. London: Burnett Books, 1985, hlm. 351.
8 John Horgan, "In the Beginning", Scientific American, vol. 264, Februari 1991, hlm. 119.
9 G.F. Joyce, L. E. Orgel, "Prospects for Understanding the Origin of the RNA World", In the RNA World, New York: Cold Spring Harbor Laboratory Press, 1993, hlm. 13.
10 Jacques Monod, Chance and Necessity, New York: 1971, hlm.143.
11 Leslie E. Orgel, "The Origin of Life on the Earth", Scientific American, Oktober 1994, vol. 271, hlm. 78.
12 Chandra Wickramasinghe, Interview in London Daily Express, 14 Agustus 1981.
13 Werner Gitt, In the Beginning Was Information, CLV, Bielefeld, Jerman, hlm. 107, 141.
14 George C. Williams. The Third Culture: Beyond the Scientific Revolution, New York, Simon & Schuster, 1995, hlm. 42-43
15 Sibley and Ahlquist, Journal of Molecular Evolution, vol. 26, hlm. 99-121
16 Sarich et al. 1989. Cladistics 5:3-32
17 C. E. N. 19(1): 21-22, Desember 1996-Februari 1997
18 New Scientist, 15 Mai 1999, hlm. 27
19 Hürriyet daily, 24 Februari 2000
20 New Scientist, vol. 103, 16 August 1984, hlm. 19
21 Christian Schwabe, "On the Validity of Molecular Evolution", Trends in Biochemical Sciences, Juli 1986
22 Michael Denton, Evolution: A Theory in Crisis. London: Burnett Books, 1985, hlm. 290-291.
Subscribe to:
Posts (Atom)