![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcEAg4WjunPUKPFhia9Y4ymsc0JPWXdCQGoKR_Qu5ULrS9v79SSFoJaBk3rNshKJK1xflcnTQziye7jEN_tul2fNfhRIdzfBWpZyiKD6mo61zC1GUP2a7pa-qPhQX3us1PRG1QmWkDaZc/s200/Tattoo.jpg)
Mesir Negara Tertua Seni Tattoo
Tattoo berasal dari bahasa Tahitti “tau” yang konon artinya tanda. Dalam kamus Bahasa Jawa, Tatu artinya terluka. Walaupun bukti-bukti sejarah tattoo ini tidak begitu banyak, tetapi para ahli mengambil kesimpulan bahwa seni tattoo ini sudah ada sejak 12.000 tahun Sebelum Masehi. Zaman dahulu tattoo semacam ritual bagi suku-suku kuno seperti Maori, Inca, Ainu, Polynesians, dan suku lainnya. Kalau berkesempatan jalan-jalan ke Mesir, jangan lewatkan untuk mengunjungi pyramids, pasti tidak akan kesulitan menemukan tattoo tertua disana. Sejarah mencatat, bangsa Mesir-lah yang jadi bangsa pertama berkembang suburnya seni tattoo di dunia. Bangsa Mesir kan dikenal sebagai bangsa yang terkenal kuat, karena ekspansinya terhadap bangsa-bangsa lain, seni tattoo ini juga ikut-ikutan meyebar luas, seperti ke daerah Yunani, Persia, dan Arab.
Apa alasan bagi suku-suku kuno di dunia membuat tattoo? Bangsa Yuanani kuno memakai tattoo sebagai tanda pengenal para anggota dari badan intelijen mereka, alias mata-mata perang pada saat itu. Disini tattoo menunjukan pangkat dari sisi mata-mata tersebut. Berbeda dengan bangsa Romawi, meraka memakai tattoo sebagai tanda bahwa seseorang itu berasal adari golongan budak, dan tattoo juga dirajahi kesetiap tubuh para tahanannya. Suku Maori di New Zealand membuat tattoo benbentuk ukiran- ukiran spiral pada wajah dan pantat. Menurut meraka, ini adalah tanda bagi keturunan yang baik. Di kepulauan Solomon, tattoo ditorehkan di wajah perempuan sebagai ritus untuk menandai tahapan baru dalam kehidupan mereka. Hampir sama seperti diatas, orang-orang Suku Nuer di Sudan memakai tattoo untuk menandai ritus inisiasi pada anak laki-laki. Orang-orang Indian melukis tubuh dan mengukir kulit mereka untuk menambah kecantikan atau menunjukan status sosial tertentu.
Tattoo alias Wen Shen atau Rajah mulai menambahi negara Cina sekitar tahun 2000 SM. Wen Shen konon artinya “akupunktur badan”. Perlu diketahui, sama seperti bangsa Romawi, bangsa Cina kuno memakai tattoo intik menandakan bahwa seseorang pernah dipenjara. Sementara di Tiongkok, budaya tattoo terdapat pula beberapa etnis minoritasnya , yang telah diwarisi oleh nenek moyang mereka, seperti etnis Li dan Drung yang memiliki kebiasaan mentattoo wajahnya.
Riwayat adat-istiadat tattoo etnis Drung ini muncul sekitar akhir masa Kedinastian Kaisar Ming (sekitar 350 tahun yang lalu), ketika itu mereka diserang oelh sekelompok grup etnis lainnya danpada saat itu mereka menangkapi beberapa wanita dari etnis Drung untuk dijadikan sebagai budak. Demi menghindari terjadinya perkosaan, para wanita tersebut kemudian mentattoo wajah meraka untuk membuat mereka kelihatan kurang menarik di mata sang penculik. Meskipun para wanita dari etnis minoritas Drung tidak lagi dalam keadaan terancam oleh penyerangan dari etnis minoritas lainnya, namu meraka masih terus mempertahankan adat-istiadat ini sebagai sebuah lambang kekuatan kedewasaan. Para anak gadis dari etnis minoriatas Drung mentattoo wajahnya ketika mereka berusia anatara 12 dan 13 tahun sebagai sebuah symbol pendewasaan diri. Ada beberapa penjelasan yang berbeda, mengapa para waniata tersebut mentattoo wajahnya. Sebagian orang mengatakan, bahwa warga etnis Drung menganggap wanita yang ber-tattoo terlihat lebih cantik dan para kaum Adam etnis Drung tidak akan menikahi seorang wanita yang tidak memiliki tattoo di wajahnya. Di Indonesia orang-orang Mentawai di kepulauan Mentawai, suku Dayak di Kalimantan, dan suku Sumba di NTB, sudah mengenal tattoo sejak jaman dulu. Bahkan bagi suku Dayak seseorang yang berhasil “memenggal kepala musuhnya kepala musuhnya, dia mendapat tattoo di tangannya. Begitu juga dengan suku mentawai, tattoonya tidak dibuat sembarangan. Sebelum pembuatan tattoo dilaksanakan, ada Panen Enegaf alias upacara inisiasi yang dilakukan di Puturkaf Uma (galeri rumah tradisional suku mentawai). Upacara ini dipimpin oleh Sikerei (dukun). Setelah upacara ini selesai, barulah proses tattoonya dilaksanakan.
Awalnya, bahan untuk membuat tattoo berasal dari arang tempurung yang dicampur dengan air tebu. Alat-alat yag digunakan masih sangat tradisional. Seperti tangkai kayu, jarum, dan pemukul dari batang. Orang-orang pedalaman masih menggunakan teknik manual dan bahan-bahan tradisional. Oarang-orang Eskimo misalnya, memakai jarum yang terbuat dari tulang binatang. Di kuil-kuil Shaolin menggunakan gentong tembaga yang dipanaskan untuk mencetak gambar naga pada kulit tubuh. Murid-murid Shaolin yang dianggap memenuhi syarat untuk mendapatkan symbol itu, dengan menempelkan kedua lengan meraka pada semacam cetakan gambar naga yang ada di kedua sisi gentong tembaga panas itu. Jauh berbeda denga sekarang. Saat ini, terutama di kalangan masyarakat perkotaan, pembuatan tattoo dilakukan dengan mesin elektrik. Mesin ini ditemukan pada tahun 1819 di Inggris. Kemudian zat pewarnanya menggunakan tinta sintetis (tinta tattoo).
Orang Yunani menggunakan tattoo untuk berkomunikasi antar mata-mata (spy). Memberi tanda pada mata-mata (spy) dan memperlihatkan pangkat mereka. Orang Romawi menandakan tattoo pada seorang kriminal dan budak. Praktek seperti ini masih dijalankan sampai sekarang. Orang “Ainu” dari asia barat menggunakan tattoo untuk status social. Gadis yang beranjak dewasa menandainya untuk memberitahukan tempat mereka di dalam masyarakat, seperti wanita yang sudah menikah. Suku Ainu merupakan suku yang memperkenalkan tattoo ke Jepang, dimana selanjutnya tattoo berkembang kedalam upacara ritual dan keagamaan. Di Borneo, perempuanlah yang menjadi pengrajin tattoo, itu sudah menjadi kebudayaan dan tradisi mereka. Mereka mendesain, yang menunjukkan lingkungan dari pemilik dalam kehidupan dan kesukuannya. Perempuan suku Kayan memiliki tattoo lengan yang lembut dan terlihat seperti renda sarung tangan. Prajurit suku Dayak yang sudah pernah memenggal kepala mempunyai tattoo di tangannya. Tattoo dapat mengumpulkan rasa hormat dan meyakinkan pemiliknya dalam status kehidupannya. Orang Polynesia mengembangkan tattoo untuk menandakan komunitas tribal, keluarga dan status. Mereka membawa seni mereka ke New Zealand dan mengembangkan gaya bertattoo pada muka yang dinamakan “Moko” dimana masih ada yang memraktekkannya hingga sekarang. Ada bukti bahwa suku Mayan,inca, dan Aztec menggunakan tattoo untuk ritual. Bahkan suku yang terisolasi di daerah Alaska mempelajarinya, gaya mereka menunjukkan bahwa mereka belajar dari Bangsa Ainu.
Di tahun 787 setelah masehi, Pope Hadrian melarang tattoo. Larangan itu berkembang pesat hingga penyerbuan Norman pada tahun 1066. The Normans tidak menghargai tattoo, dan akhirnya lenyap dari kebudayaan barat pada abad 12 sampai abad ke 16.
Sementara di barat tattoo mulai berkurang, namun tattoo berkembang di Jepang. Pada awalnya, tattoo untuk menandai para penjahat (kriminal), pelanggaran kriminal pertama ditandai dengan tanda satu baris di daerah dahi, pelanggaran kedua ditandai pada bagian telapak kaki yang melengkung, pelanggaran ke tiga ditandai garis pada bagian lainnya. Secara bersamaan tanda ini membentuk suatu karakter jepang, yaitu karakter “anjing”. Ini tampak sekali dengan hokum yang sangat original “tiga kali melakukan pelanggaran, kau keluar”. Sementara itu, Orang jepang memperluas tattoo dalam bentuk seni, seni yang estesis. Setelan badan bangsa Jepang yang mula-mula sekitar th 1700 sebagai reaksi disiplin terhadap hukum menyangkut kemangkirannya konsumsi, hanya orang yang royal yang diperbolehkan memakai baju dengan banyak hiasan. Akibat dari semua ini, kelas menengah menghiasi sendiri tubuh mereka dengan penuh tattoo pada badan.
William Dampher lah yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan kembali tattoo pada daerah barat. Dia adalah seorang pelaut dan wisatawan yang berwisata ke laut selatan. Pada tahun 1691 ia membawa seorang “pen-tattoo” dari Polynesian, namanya adalah “Prince Giolo”. Yang dikenal dengan “Painted Prince” ia dimasukkan dalam pertunjukan, atraksi yang mendatangkan uang, Dan menjadi kemarahan pada bangsa London. Sudah 600 tahun sejak tattoo dipertontonkan di eropa dan itu seharusnya lebih dari 100 tahun sebelumnya tattoo dibuat sebagai tanda di daerah barat.
No comments:
Post a Comment